Genre : Family, Tragedy
Cast : Lee Jihoon ( SEVENTEEN ), Lee Ara ( OC)
Author : ohrarariee
Aku menatap kedua makam orang tuaku. Lagi, aku menangis. Tidak percaya bahwa rasanya mereka telah tiada, secara bersamaan.
"Ayah..ibu...maafkan aku"
Tangisanku semakin menjadi, mengingat kejadian 2 minggu yang lalu. Disaat aku pulang sekolah, orang tuaku sudah terletak penuh darah. Sangat jelas aku shock parah. Siapa yang melakukan ini? Kenapa orang tuaku bisa mati begini? Pikiranku sangat kacau.
Aku berdiri membersihkan rok yang sedikit kotor karena terkena tanah. Mengusap air mataku dengan mata cepat-cepat. Aku tidak boleh menangis seperti ini, aku harus mendoakan kedua orang tuaku disana, agar mereka tenang.
Aku berjalan dengan gontai, aku harus betemu dengan 'pelakunya'. Huft, jujur. Aku pun tidak menyangka bahwa dia yang telah membunuh orang tuaku.
Sekarang aku akan mengunjungi penjara, dimana tempat 'pelaku' sudah ditangkap. Ah, rasanya tidak percaya bahwa ia yang membunuh kedua orang tuaku.
Ku lihat kedepan, petugas membawanya. Tentu saja ada raut penyesalan di wajahnya.
"Um, maafkan aku. Baru sekarang aku menjengukmu" ujarku lemas, enggan menatap matanya
Ia tersenyum tipis, "Tidak masalah, aku tahu kamu masih belum menerima kenyataannya"
"Kenapa kakak harus lakuin semua itu......"
"Maaf"
Aku menangis, kakakku lah pelakunya. aku masih tidak percaya. Aku telah kehilangan kedua orang tuaku, dan kakakku adalah pelakunya? Lucu sekali.
"Aku tahu kalau kakak suka sama aku, tapi kenapa harus ayah dan ibu yang kena akibatnya?!"
Ya, kakakku sudah menyukaiku sejak lama, dan aku sudah tau hal itu sejak lama. Kita ini memiliki hubungan darah!
Dia gila, benar-benar gila! Aku tidak menyangka dia akan melakukan hal itu!
"Ayah dan ibu tidak bersalah, kakak tau hal itu kan?! Kita ini saudara! Kamu kakakku! Aku adikmu!"
Aku menagis seperti orang gila. Aku lelah, aku butuh istirahat.
"Hei, jangan menangis. Kakak salah, kakak minta maaf" ujarnya.
"Gak seharusnya kakak bunuh mereka, kakak gak ada urusannya sama mereka. Tapi sama aku!"
"Ara"
Aku yang terpanggil pun mendongak, aku sangat sayang kepadanya. Tapi, aku membencinya. Dia kakakku, aku harus bagaimana?!
"Aku benci kak Woozi!" tangisanku semakin deras, air mataku sudah mau habis rasanya.
"Kakak tahu, kamu benci kakak. Maaf ya?" ujarnya pelan.
Aku tahu kak Woozi baik, sangat baik. Aku harus memafkannya, bukan? Yang penting ia sudah mengakui kesalahannya
.
"Minta maaf kepada ayah dan ibu, jangan padaku saja. Mereka juga orang tuamu kak, kamu juga harus berdoa untuk mereka. Aku yakin ayah dan ibu sudah tenang disana. W-walau sulit aku untuk menerima kenyataannya" ujarku.
Kak Woozi tersenyum, "Pasti, kakak pasti mendoakan mereka. Kakak salah, kakak telah melakukan kesalahan yang besar, Ara"
Kak Woozi menangis, namun ia langsung menghapusnya dengan cepat.
"Jelek, mana ada laki-laki menangis. Dasar lemah!" ujarku, aku tidak nyaman dengan topik tadi. Aku mencoba mengubahnya, dan itu membuat kak Woozi tertawa pelan"
"Ara, belajar yang benar selama kakak tidak ada, makan yang teratur, tidak boleh sakit, harus ceria seperti kakak yang kenal dulu" pesannya.
Aku menganguk, lihat? Ia masih perhatian bukan?
"Tentu. Kakak juga ya? Harus rajin berdoa, selalu sehat, tetap cerewet!" ujarku.
Kak Woozi tertawa pelan, setidaknya ia harus tertawa kan?
"Aku harap, kakak juga belajar banyak dari hal ini. Kita saudara, kan? Tugasmu juga menjagaku. Ya—walau pun aku sedikit nakal, hehe"
Kak Woozi mengulum bibirnya, "Um, ya. Itu kesalahan. Kakak bodoh, hahaha" ujarnya.
Aku tersenyum, "Cepat keluar dari penjara, dan cepat-cepat cari pacar baru ya!"
Aku senang, setidaknya ia harus belajar banyak dari kesalahannya, dan tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang kakak.
END.
Maafin ceritanya aneh:") aku bingung nentuin alurnya. Hehe.
YOU ARE READING
Hallo November [Birthday Event]
FanficKumpulan Fanfiction untuk merayakan Idol yang ulang tahun di bulan November