Hari pertama

14 0 0
                                    

•••••••

Valerie Brixton, seorang wanita yang baru saja berganti setatus menjadi seorang wanita bersuami. Dia menatap bangunan 2 lantai di hadapannya dalam diam.

"Aku akan tinggal di sini?,"

"Ya," Lydia menoleh sekilas kemudian berjalan kearah pintu utama yang terbuka lebar di ikuti Valerie di belakangnya.

Tiba-tiba tubuh Valerie meremang, dia menatap kesekeliling ruangan itu. Dia merasa seperti ada banyak pasang mata tengah menatapnya namun tidak ada siapapun di sana.

"Maaf Nyonya saya terlambat menyambut anda."

Valerie tersentak, menoleh kearah sumber suara, mendapati seorang pria paruh baya menunduk memberi hormat.

"Tidak apa-apa Tuan Hendy." Lydia berseru.

"Tuan Hendy ini Valerie Brixton." Ucap Lydia lagi.

"Selamat datang Nyonya." Pria itu kembali membungkuk memberi salam.

Valerie mengangguk saja karena masih merasa bingung. Sedari perjalanan Valerie mempertanyakan tentang suaminya yaitu Julian yang tidak menjemputnya sendiri tetapi bibinya hanya diam saja membuatnya kebingungan. Terlebih lagi rumah yang saat ini ia singgahi bukanlah rumah Julian sebelumnya.

Atau munhkin rumah baru untuk pernikahan mereka?.

"Silahkan masuk Nyonya. Saya akan membuatkan teh untuk Anda." Hendy segera pergi meninggalkan Valerie dan bibinya yang sudah duduk di ruang tengah.

Valerie melirik setiap sudut ruangan dengan intens. Dia merasa tak nyaman sejak ia masuk tadi. Tatapan itu masih saja mengikutinya.

"Silahkan Nyonya Valerie dan juga Nyonya Lydia." Hendy meletakan cangkir teh itu.

"Terima kasih Tuan Hendy." Ucap Lydia seraya tersenyum.

"Maaf Nyonya Valerie, Tuan Reid belum kembali jadi hanya akan ada saya saja di rumah ini." Ucap Hendy.

Lydia terlonjak kaget sedikit namun buru-buru menutupinya dan segera menyahut. "Ah ya tidak apa-apa Tuan Hendy."

Valerie mengernyit bingung. Tuan Reid? Siapa?.

"Reid?," Valerie bergumam, menatap bibinya itu dengan bingung "Siapa Reid?."

Bibinya terpaku, bingung harus menjawab pertanyaan keponakannya itu seperti apa.

"Tuan Reid Claude, suami Anda." Hendy yang menjawab.

Suami? Bukankah dia menikah dengan kekasihnya, Julian Johanson?.

"Bibi, apa maksudnya ini?. Aku tidak menikan dengan Julian tetapi dengan Reid Cloude?." Valerie bertanya meminta penjelasan.

"Valerie. Begini, bibi.." Lydia terdiam sesaat sebelum melanjutkan. "Bibi tidak bisa mengatakannya tapi sebenarnya kau memang menikah dengan Tuan Reid Claude bukan dengan Julian."

Valerie masih diam di tempatnya, menatap tak percaya pada bibinya itu. Apa dia sedang di tipu? Atau hanya candaan semata?. Bibinya pasti hanya bercanda, bukan.

"Maafkan bibi, Val. Bibi hanya mengikuti rencana pamanmu."

Bukan candaan?. Sungguh?.

"Bibi tidak sedang bergurau denganku, kan?."

Lydia hanya diam. Tatapannya menyiratkan kegelisahan, bingung dan rasa permintaan maaf. Melihat itu Valerie menghela nafas tak percaya.

"Katakan. Katakan padaku apa lagi yang bibi dan paman sembunyikan dariku?." Valerie bertanya dengan sedikit marah.

My Husband Is A Demon HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang