Pelajaran terus berlanjut. Seperti tadi, Nini juga masih cuek padaku bahkan ia tak mau bicara padaku. Memang apa salahku?
......
Waktu dengan cepat berlalu dan saatnya untuk pulang. Nini masih tak mau bicara padaku. Aku benar benar bingung.
Hufft mungkin aku harus minta maaf, tapi apa salahku? Atau mungkin suasana hatinya sedang buruk, tapi kenapa ia tak mau bicara padaku?
Sudahlah mending pulang..
"Nini pulang bareng yuk"
"........"
"Nini, hey Nini ayo pulang bareng"
"Aku mau pulang sendiri jangan ganggu aku"
"Apa kau marah padaku?"
"Oh.. Tidak lah! buat apa aku marah padamu. Hmph! Minggir aku mau pulang!"
Ehhh katanya nggak marah, kok gitu? Sudahlah lebih baik pulang. Tapi ngapain di rumah?
Hah.... Lebih baik ke taman. Dari pada di rumah yang lebih pantas disebut kamar mayat. Ehh bahkan rumahku lebih sepi dari pada kamar mayat.
Akhirnya kuputuskan bahwa aku pergi ke taman. Dari pada di rumah ya kan?
Sesampainya di taman, aku melihat Nini, Sungguh kebetulan bukan. Kudekati nini dan menyapanya.
"Hei Nini, katanya mau pulang kenapa disini?" Kusapa Nini yang sedang duduk dan fokus dengan ponselnya. Iapun mendongak.
"Eh.. Kenapa kau mengikutiku dasar bodoh!" Ia nampak terkejut dan Ia juga masih marah padaku. Tapi kenapa matanya sembab? Apa dia menangis?
Aku pun duduk di sebelahnya..
"Siapa yang mengikutimu, aku lagi pengin ke taman, bosen di rumah. Kan kamu juga tahu rumahku.. Tapi kenapa matamu, nangis ya? Udah gede masa nangis."
"Ehh siapa yang nangis.. Aku cuman kelilipan batu tadi jadi mataku agak perih. Juga suka suka aku dong mau udah gede apa masih kecil itu juga bukan urusanmu bodoh!"
Ia sangat acuh padaku! Tapi tak apa ia juga pernah begini saat itu.
"Kamu ini ngawur ya.. Masa kelilipan batu."
"Terserah aku dong mau kelilipan apa, batu kek, krikil kek, aspal, ya terserah aku dong, apa urusanmu sih!" Nini tetap marah padaku juga sangat acuh!
"Nini kamu kenapa sih? Dari pagi marah padaku. Aku salah apa padamu?"
"Pikir sendiri!!!"
"Hah.. Iya iya maafin aku ya.. Walau aku nggak tau apa salahku ke kamu, aku minta maaf oke.. Besok aku traktir eskrim oke?"
"Hmph.. Emang aku ini apa! Dasar nggak peka!" Nini membentakku dan ia langsung berlari menjauh dariku. Aku kaget karena bentakan barusan dan hanya terdiam tak bisa mengejarnya. Baru kali ini Nini semarah ini padaku, biasanya kalau ada eskrim ia akan kembali menjadi seperti semula. Tapi kali ini ia bahkan membentakku. Kalau dipikir kemarahan nini kali ini memang sangat aneh aku pun tak tahu apa penyebabnya. Apakah itu karena aku? Apa karena siapa? Aku tak tahu! Tapi jika itu karena aku, maka aku harus mencari tahu kesalahan yang kuperbuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sun
Teen Fiction[ My First Story ] [ Banyak Typo ] Ini hidupku, sebuah penjara kecil dengan tirai hitam yang menutupi jendela. Hanya berjalan mengikuti alur yang dinamakan Takdir. Sebuah takdir yang tak pernah sekalipun bersahabat denganku. Tapi entah bagaimana aku...