Chapter 1 - Rencana

11.6K 1.1K 237
                                    

Villa. Ateez
.
.
.
.

Wooyoung berjalan memasuki kantin dengan senyum lebar, ia menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri—mencari seseorang, mirip sekali seperti anak hilang. Setelah ia menemukan orang yang tengah ia cari, Wooyoung langsung berteriak, "Hongjoong hyung?! Traktir bakmie dong!!"

"Uhuukk uhuukkk." Dan sukses membuat Hongjoong tersedak. Seonghwa yang duduk di samping Hongjoong langsung memberikan segelas air dan menepuk-nepuk pelan punggung Hongjoong.

Gila gak sih itu posisi Wooyoung baru beberapa langkah dari pintu masuk, sedangkan Hongjoong duduk di meja panjang paling belakang. Bisa kalian bayangkan bagaimana menggemanya suara Wooyoung di dalam kantin, anak-anak yang lain bahkan mempelototi Wooyoung dengan tatapan membunuh, tetapi Wooyoung mana peduli, ia tetap memasang cengiran khasnya yang menyebalkan, dasar! Gak punya malu emang itu bocah satu.

"Eh anjirr! Kamu mau ngebunuh aku hah?!" Hongjoong menatap tajam Wooyoung yang tengah berlari ke arahnya. Kok bisa sih sepupunya punya pacar petakilan macem Wooyoung? Patut dipertanyakan.

Wooyoung sendiri cuma nyengir lebar, ia duduk bersebrangan dengan Hongjoong dan menarik mangkuk bakso yang ada di depan Hongjoong. "Ya maap hyung. Traktir aku bakmie dong, hyung? Please please please!"

"Dih ogah!" Hongjoong noyor kepala Wooyoung dan menarik kembali mangkuk baksonya—melanjutkan kegiatan makan siangnya yang sempat tertunda.

"Yaelah hyung, pelit amat," ucap Wooyoung sambil nge-pout.

Geli anjirr! Rasanya pengen Hongjoong tabok itu bibir pake sendok sambel. Seonghwa sih bodo amat, ia lanjut memakan nasi goreng pesanannya tanpa beban.

Tak berapa lama,, adik laknatnya yang lain pun datang dan merusuh di meja Hongjoong. Mereka berisik banget, sampai membuat seisi kantin melihat ke arah mereka mereka.

"Kalian bisa gak sih kalem dikit. Malu tau diliatin satu kantin," ucap Hongjoong, rasanya ia ingin sekali menelan satu persatu adik-adiknya.

"Bodo,"

"Amat,"

"Kagak,"

"Peduli,"

ucap San, Jongho, Wooyoung dan Yunho bergantian, trus ngakak lagi.

-_____-

"Eh eh Hyung, minggu depankan udah liburan musim panas. Gimana kalau kita pergi liburan bareng??" semua diam setelah mendengar ucapan tiba-tiba dari Yunho.

"Liburan? Kemana?" tanya Seonghwa. Ia menggeser piring bekas nasi gorengnya yang sudah habis ke tengah meja.

"Ya kemana kek! Kemping atau gimana gitu. Kan ini liburan terakhir kita bareng-bareng! Tahun depan kan udah gak bisa!" jawab yunho nge-gas, dia nyendok bakso terakhir di mangkok Hongjoong dengan wajah tanpa dosa. "Anjiir pedes!"

Hongjoong cuma menggelengkan kepalanya melihat tingkah akhlakless adik tingkatnya, ia menggeser mangkok basonya ke tengah meja sebelum berucap, "Ahh iya juga. Tahun depan aku dan Seonghwa sudah lulus." Hongjoong mengusap-usapkan jarinya di dagu, memikirkan tempat liburan yang tepat.

Hongjoong dan Seonghwa memang sudah berada di kelas akhir. Sedangkan yang lain masih duduk di kelas dua. Jongho juga, seharusnya sih ia masih kelas satu, namun karena Jongho itu pinter makanya dia lompat kelas.

Tidak tahu ini awal mula mereka akrab kayak gimana,, padahal mereka beda tingkatan. Ya mungkin karena San itu sepupu Hongjoong, atau juga mungkin karena mereka berdelapan sering tidak sengaja berada di tempat yang sama pas istirahat, seperti di perpus kalau ada tugas emergensi, di kantin, atau di belakang sekolah.

Mungkin karena itulah mereka jadi akrab dan sekarang sudah seperti keluarga. Mereka sudah bersama sejak Hongjoong dan Seonghwa kelas 2 SMA. Baru satu tahunan sih, tetapi rasa kekeluargaan mereka begitu terasa.

"Gimana kalau kita liburan di pedesaan aja? Yang asri gitu, sumpek aku tiap hari liat muka Mingi mulu," celetuk Seonghwa, sukses bikin yang lain ketawa ngakak.

"Kok aku sih, Hyung!" Mingi yang dari tadi duduk anteng mencebikkan bibirnya—ngambek.

"Hahahahhah—AHAHAHHAHAHAHA!!" Wooyoung overlaugh, geli banget dia liat muka manyunnya Mingi. Pengen nabok, sayang jauh. "Kalau gitu,,, gimana kalau kita ke Villanya kakak sepupu aku aja? Villanya mewah, letaknya kaya di atas bukit gitu. Deket pedesaan juga, ademlah pokoknya. Soalnya aku pernah ke sana waktu tuh Villa baru jadi," usul Wooyoung.

"Bayar kagak?" Hongjoong gak mau dompetnya habis terkuras. Apalagi ada embel-embel mewah.

"Tenang,, kan ada aku." Wooyoung naik turunin alisnya dan menarik kerah bajunya dengan sok keren. Songong betul.

"Halahh,, tadi aja aku denger kamu teriak minta ditraktir bakmie. Dan ini sok-sokan mau bayarin, Villa mewah lagi, gak yakin," celetuk Yeosang dengan savagenya.

Membuat Wooyoung langsung misuh-misuh dan yang lain tertawa. "Tjih! Gak aku ajak tahu rasa kamu!" Wooyoung berdiri dan menodong Yeosang dengan sendok sambel. Yeosangnya? Bodo amat dia mah. "Tenang aja hyung,, gratis kok, soalnya ini Villa keluarga, siapa aja boleh pake," lanjut Wooyoung dan kembali duduk.

"Wahh bagus tuh. Kamu hubungin aja dulu sepupu kamu, trus kabari kita kalau memang Villanya kosong," ucap Hongjoong, lumayanlah~ liburan low budget. Mereka gak perlu keluarin uang buat bayar sewa tempat.

"Syiaapp bos!" teriak Wooyoung sambil pose hormat.

Mereka pun kembali memakan makanan pesanan mereka sebelum bel masuk berbunyi—dengan rusuh tentunya.



Tbc

Hollaaaa~~~~
Etjieee pendek :"v

Voment nya ditunggu guys :*
Panggil saia AUTHAN ya :))

Buat pembaca baru,, authan lagi berusaha memperbaiki typingnya supaya lebih nyaman di baca,, enjoyy-♡

Authan-♡

[✔]Villa . AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang