Villa. Ateez
.
.
.
."San..."
San semakin mengeratkan pelukannya pada Seonghwa saat Wooyoung menghampiri mereka. Hati Wooyoung perih karena San ketakutan saat melihatnya.
"San, itu Wooyoung. Dia sudah kembali,, kau tidak perlu takut."
San tidak mau mendengar ucapan Seonghwa, ia malah menutup matanya.
"San," Seonghwa mengusap pucuk kepala San lembut. "Gunakan hatimu. Kau pasti pahamkan bagaimana Wooyoung." Seonghwa kembali membujuk San, sedangkan Wooyoung menunggu dengan sabar.
San perlahan membuka matanya dan menatap Wooyoung tepat di mata. Wooyoung tersenyum.
"Ini aku. Maaf sudah membuatmu takut."
"Hiks Wooyoung." San berlari menghampiri Wooyoung dan langsung memeluknya erat.
Seonghwa tersenyum dan menghampiri Hongjoong yang berjalan tertatih.
"Kita harus mencari kelompok Mingi."
"Tapi keadaanmu-"
"Mereka lebih penting Hwa,, kita sudah mengetahui kalau lilin itu adalah kelemahan lengan-lengan yang muncul di koridor. Lengan-lengan itu bisa kita bakar habis dengan lilin itu." Hongjoong duduk di sofa terdekat dan Seonghwa duduk di sampingnya. "Karena kita memiliki lilin itu. Lengan-lengan itu tidak akan berani menyerang kita. Tapi sebaliknya.. lengan-lengan itu akan menyerang Mingi dan yang lain dengan brutal. Mereka dalam bahaya."
Seonghwa mengangguk mengerti.
_🏘_
"Mingi??""Aaduuh kepalaku"
"Kau tak apa?"
"Gila ya Sang, kau benar-benar mau membunuhku? Ini sangat sakit."
"Ya maap njiir .. refleks." Yeosang menggaruk tengkuknya.
"Tidak papa." Mingi duduk dan menangkup wajahnya.
"Maaf soal Yunho. Padahal kalian percaya padaku. Tapi pada akhirnya aku malah goyah, aku terpengaruh bisikan sialan itu dan membuat Yunho terpisah dari kita."
"Tidak. Ini bukan salahmu, kau sudah berusaha semampumu. Kau bahkan berhasil melepaskan diri dari pengaruh iblis itu." Mingi menatap lantai di bawahnya, sebelum mengangkat wajahnya dan menatap Yeosang. "Lagi pula Yunho itu tidak lemah. Aku yakin dia pasti baik-baik saja."
'Kuharap begitu. Bear kau baik-baik saja kan? Jangan takut, kau harus yakin pada dirimu sendiri,' lanjut Mingi dalam hati.
_🏘_
Yunho tersentak dalam tidurnya. "Mingi?" Ia memegangi dadanya yang berdebar. "Benar,, aku harus berani."
Yunho bertumpu pada pegangan pintu dan mulai berdiri. "Aku juga harus berusaha mencari cermin itu. Aku tidak boleh menyerah."
Yunho berbalik dan melihat sekeliling ruangan itu. "Tidak mungkin."
_🏘_
"Joong? Jika lilin itu adalah kelemahan lengan-lengan pucat. Kenapa sebelumnya lengan-lengan itu masih menyerang kita, padahal kita sudah memiliki lilinnya."
"Karena sebelumnya kita tidak tau bagaimana fungsinya. Apa kau ingat? Tangan-tangan itu selalu menyerangmu, karena tangan-tangan itu ingin merebut lilinnya."
Seonghwa mengangguk. Ia ingat, sangat ingat bagaimana perjuangan Hongjoong yang melindunginya. 'Aku semakin mencintaimu.' Seonghwa mengeratkan pelukannya pada lilin yang dibawanya, dan genggamannya pada tangan Hongjoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]Villa . Ateez
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Liburan itu berubah menjadi mencekam. Tat kala mereka memasuki ruangan yg tak seharusnya di singgahi ! Mengulang kejadian yg sebelumnya pernah terjadi. Akan kah mereka selamat ? Atau kah mereka akan menjemput kematian seperti yg lain...