Part 1

520 11 0
                                    

Happy Reading ;)

Kirana Pov

"Mama bangun! ayo bangun udah jam 5 loh ini."

Aku yang tertidur pun akhirnya terbangun karena suara itu dan juga karena tepukan di kedua pipi ku.

Aku tidur sekitar jam dua pagi tadi dan sekarang bangun jam 5, mata ku jadi sangat berat.

"Mama nya Ara ayo bangun!" Lagi-lagi peri kecil ini menyuruh ku untuk bangun, padahal biasanya dia yg susah sekali dibangun kan, ini juga masih jam 5 pagi astaga. Aku langsung menarik tangan Ara mendekapnya dalam pelukan ku. "Anak nya mama kok udah bangun sih, ini kan masih jam 5, mama juga masih ngantuk sayang," ucap ku sambil menyium pipi tembam nya. 

"Ara udah gk sabar buat bangun mama, hari ini kan ulangtahun Ara, mama bilang hari ini mau buat kue lalu dikasih ke temen-temen nya Ara."

"Oh iya mama lupa, selamat ulang tahun Peri kecil Mama yang paling cantik." Berkali-kali aku mencium pipi, kening, hidung dan birinya bergantian.

Aku selalu bersyukur karena memilikinya dan hari ini adalah hari dimana aku pertama kali melihatnya dan pertama kali aku menggendong bayi merah itu. Dia lah satu-satu nya alasan aku hidup setelah semua orang yang ku sayangi meninggalkan ku.

Aku menggendong Ara menuju kamar mandi atas, kami akan mandi bersama.

Setelah mandi dan Sholat aku pun langsung turun menuju dapur.

Di rumah ini aku cuma menyewa satu pembantu untuk bersihin rumah dan halaman. Jam kerja nya hanya di Jam 6 pagi sampai jam 07.30 pagi. Jadwalnnya juga cuma hari senin sampai sabtu aja kalau minggu aku bisa mengerjakan semua sendiri.

Lagi pula rumah ini cuma ada 3 kamar, kamar ku dan Ara ada di atas lalu kamar satu lagi di bawah yang aku gunakan sebagai ruang kerja. Kamar mandi juga cuma dua satu di atas satu lagi di bawah.

Aku juga memengerjakan satu supir untuk mengantar jemput aku atau Ara.

Aku meletakkan alat dan bahan di atas meja lalu membuka buku resep kue yang ku punya. Peri kecilku juga sudah duduk manis disamping ku.

"Mama mau buat kue apa?" tanya nya.

"Macaron, Ara suka macaron kan?" Ara pun mengangguk mantap.

Aku pun mulai membuat kue sedangkan Ara dengan tenang melihat apa yang aku kerjakan sesekali juga dia ikut membantu menambahkan toping nya. Setelah selesai membuat Macaron aku dan Ara pun sarapan dengan roti dan susu karena itu sudah menjadi kebiasaan kami.

Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi, bik Inah juga sudah pulang karena kerjanya juga sudah selesai. Aku segera bersiap untuk pergi kerja dan juga membantu Ara untuk pergi ke sekolah TK.

Kami pun berangkat di antar supir ku yang bernaman Pak Hari suaminya bik Inah, pertama aku akan pergi ke sekolah Ara lalu setelah itu baru pergi ke Hotel. Tapi hari ini hari special karna itu aku akan sedikit lama di sekolah Ara untuk merayakan hari ulang tahunnya.

Selama 15 menit perjalanan kami pun sampai di TK Asri yang letak nya tidak terlalu jauh dari rumah dan kantor ku juga. Aku dan Ara pun turun dari mobil, terlihat anak-anak seumuran Ara yang bermain bersama dan juga para ibu-ibu yang sibuk ngerumpi.  

Aku melihat seorang wanita yang baru saja keluar dari ruang guru.
"Manda!!" panggil ku

"ohh hai Ran halo Ara sayang" sapa nya kembali, kami pun berpelukan.

Manda adalah sahabat ku sejak SMA dia sekarang bekerja menjadi guru TK di sini.

"Halo ibu guru," ucap Ara sopan. Meskipun Manda adalah sahabat ku tapi aku selalu mengajarkan Ara sopan santu pada Manda dan menyuruh nya untuk memanggilnya bu guru bukan tante saat di sekolah karena bagaimanapun Manda adalah guru nya.

Manda tersenyum sambil mengusap kepala ara.

"Ohh apa yang lo bawa itu?" katanya sambil menujuk tas yang ku bawa.

"Oh ini kue, gue mau bagiin ini ke anak-anak karena hari ini ulang tahun Ara."

"Sungguh? Selamat ulang tahun Tiara sayang semoga panjang umur dan selalu jadi kebanggaan mama mu ya"
Kata Manda dengan tulus sambil mengelus kepala Ara.

"Amin terimakasih tante eh bu guru."  Aku dan Manda pun tertawa.

"Ya udah yuk masuk bentar lagi bel bunyi,  lo juga ikut masuk? Gak kerja?" tanya Amanda pada ku.

"Ikut dong, kerjanya nanti aja hari ini hari special buat Ara."

Aku Ara dan Manda pun masuk ke kelas, di sana juga ada ibu-ibu yang  menemani anak nya. Hampir semua anak di sini di temani oleh ibunya, aku yakin pasti Ara sedih karena aku tidak bisa menemaninya di sini. Bahkan saat Ara masih berumur 1th aku sudah sering sekali menitipkan nya ke tempat penitapan anak karena aku harus kuliah lalu saat pulang kuliah aku akan menjemput nya. Kenapa aku merasa seperti ibu yang buruk.

Aku pun duduk di bangku yang sudah di siapkan untuk wali murid.

"Wahh mama nya Tiara ya, cantik sekali mirip sama Ara ya." ucap wanita disamping ku yang tidak ku tau nama nya.

"Iya saya mama nya Tiara nama saya Kirana," balas ku sambil tersenyum canggung sekali.

"Nama saya Nurul mama nya Alde itu yang duduk di pojok sendiri. Mbk Kirana umur berapa sih kok kelihatan masih muda banget?" tanya nya.

"23 mbk" jawab ku.

"Wah mama muda ya."
Aku hanya tersenyum menanggapinya.

Ini lah yang tidak ku sukai saat berkumpul bersama ibu-ibu disini, mereka terlalu kepo urusan orang.

"Eh tunggu berarti kamu hamil waktu umur 18th?" tanya nya lagi.
Tuh kan sudah ku bilang mereka terlalu kepo. Aku pun hanya mengangguk.

Di depan terlihat Manda akan memulai acara ini.
"Selamat pagi semuanya," sapa nya.

"Selamat pagi juga bu guru," balas anak-anak dan wali wurid serempak kecuali aku tentu saja.

"Hari ini adalah hari spesial karena hari ini adalah hari ulang tahun Tiara dan hari ini mama nya Tiara akan membagikan kue pada kita semua yee," Anak-anak pun bersorak senang.

"Ayo kita nyanyi lagu untuk Tiara dulu, mbk Kirana bisa menemani Ara di depan sini." pinta Manda.

Aku pun segera berdiri dan menghampiri Ara.

Anak-anak pun mulai menyanyikan lagu ulang tahun untuk Ara. Setelah menyanyikan lagu aku dan Ara mulai membagikan kue yang tadi pagi ku buat bersama Ara. Di saat aku membagikan kue samar-sama aku mendengar sesuatu yang tidak enak di dengar.

"Ehh jeng tau gk? Itu mama nya Tiara katanya hamil waktu umur 18th pantesan kelihatan muda banget kan?" Dari suaranya seperitnya itu Mbk Nurul yang tadi duduk di samping ku.

"Loh jeng gk tau ya? Katanya tu Tiara anak haram, waktu itu aku sempet dengar orang bicara kalo mama nya Tiara itu gk punya suami juga bukan janda, kan aneh jeng pasti Tiara anak haram terus-terus yang laki gk mau tanggung jawab. Kalo di bilang bukan anak nya juga gk mungkin banget orang wajahnya aja mirip gitu."

"Masa si Jeng? pantesan mama nya Tiara jarang nemenin di sini, pasti kerja banting tulang buat ngehidupin anak nya. Kasian ya"

"Ngapain kasihan tohh yang berzina kan dia ya harus tanggung akibatnya juga dong masa cuma nikmatin mantap-mantap nya aja hahaha."

"Bener banget jeng akibat jadi pelancur tuhh pasti hahaha"

Aku yang mendengar itu pun mata ku mulai memerah ingin sekali aku manangis, meskipun aku sering mendengar kata-kata itu tetap saja rasanya sangat sakit. Sungguh aku bukan pelancur yang membiarkan semua pria menjamah tubuh ku.

Setelah selesai membagikan kue aku pun segera keluar dan masuk ke kamar mandi di sana aku menumpahakan tangisan ku yg sejak tadi ku tahan.

TBC................

Halo semuanya saya kembali dengan cerita baru, semoga ini bisa sampai tamat ya.

Foto yang di atas itu Tiara guyss cantik kan?.

Jangan lupa vot dan komen ya, itu akan membuat author bersemangat untuk nulis part selanjutnya 😊

Maaf untuk Typo nya ㅠㅠ

Mama Muda (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang