Part 3

289 8 0
                                    

Happy Reading ;)

Amanda Pov

Setelah sampai di hotel milik Ran.
Aku dan Ara berjalan melewati lobi dan bertanya pada resepsionis dimana ruangan Ran berada. Saat aku sedang bertanya tiba-tiba seorang wanita berteriak memanggil Ara.

"ARA......." Teriak nya dengan kencang, kek teriak maling aja pikirku. Ku lihat dia berjalan sedikit berlari ke arah kami. Dia cantik rambut nya lurus dikuncir kuda, kulit kuning langsat nya, tubuh nya tinggi dengan kemeja putih panjang dan Rok hitam selutut nya membuatnya terlihat sexy hmmm.

Berbanding terbalik dengan ku huh tinggi ku mungkin cuma sampai leler nya saja. Bahkan aku pernah di bilang pendek oleh Kirana, menyebalkan. Tinggi ku cuma 157cm. Sedangkan Kirana 167cm!

"Tante ulfa." balas Ara.

"Uhh tante kangen banget sama kamu." katanya sambil memeluk Ara erat.

Udah berapa lama sih gk ketemu Ara? Lebay banget.

"Lepas te Ara gk bisa nafas"
Wanita itu pun melepaskan pelukan nya.

"Oh iya Selamat ulang tahun Ara, tante punya hadiah lo buat Ara"

"Sungguh?" tanya ara, wanita itu mengangguk.

"Ngomong-ngomong Ara ke sini sama siapa? Sendirian? Pak Hari nya mana?" tanya wanita itu sambil mengarahkah pandangan nya ke semua arah mencari Pak Hari sopir nya Ran. Dia tidak melihatku karena posisiku tepat di belakangnya.

"Sama tante Manda." jawab ara sambil menunjuk ku. Wanita itu memutar tubuh nya kebelakang dan menatapku. Aku tersenyum. Dia juga membalas senyuman ku.

"Oh Halo nama saya Ulfa, saya sekertaris nya bu Kirana." Dia menyulurkan tangan nya ke arah ku. Aku terima salaman nya. "Saya Amanda Damayanti panggil saja Manda, saya sahabat Kirana sekaligus guru TK nya Ara"

"Senang bertemu dengan anda, mari saya antar ke ruangan bu Kirana."

"Oh tidak usah, kamu antar saja Ara ke mama nya, aku harus segera pulang." ya tadi aku mendapat kabar bahwa kakak perempuan ku datang ke rumah dan menyuruh ku segera pulang, perasaan ku jadi tidak enak.

"Baiklah, terimakasih sudah mengantar Ara kesini."

"Sama-sama, Ara tante pulang ya kapan-kapan main lagi sama tante y"

"Iya, nanti ajarin Ara melukis pantai ya?" tanya Ara, aku tersenyum. Saat melihat pameran di taman kota tadi sepertinya ia tertarik untuk belajar melukis, berhubung aku bisa melukis aku akan mengajarinya. Sebenarnya Kirana juga bisa melukis, tapi ia berhenti melukis sekitar 6th yang lalu.

"Oke, kalo gitu tante pulang ya Asalamualikum."

"Waalaikumsalam." jawab mereka berdua.

******

Kirana Pov

Tok.....tok......tok

"Masuk"

"Mama...... Ara pulang." Suara putri kecil ku kini menggema setelah pintu ruangan ku terbuka. Ara berlari ke arah ku. Terlihat sekali bahwa suasana hatinya sedang gembira. Etah lah apa yang membuat nya tersenyum sangat lebar saat ini.

"Peri kecil nya mama kenapa bahagia sekali hari ini hmmm?"

Ku angkat ara dan meduduk kan nya di pangkuan ku.

"Ara dapat hadiah ulang tahun dari tante Ulfa, liat ini ma!" Dengan senyum lebarnya ia mulai menunjukkan apa yang Ulfa hadiah kan untuk nya di dalam tote bag warna pink yang ia bawa. Ada 5 pasang jepit rambut dangan bentuk yang berbeda-beda. Dan juga topi berbentuk Kelinci yang lucu. Kelinci adalah binatang kesukaan Ara, pantas saja Ara senang sekali mendapatkan nya.

"Lucunya, coba sini mama pakek in."

"Uu cantik sekali anak mama" ujar ku sambil menjawil dagu nya untuk menggodanya.

"Cantikan mama atau ara?"

"Cantikan Ara dong kan Ara anak mama"

"Yeyy Ara sayang Mama"

"Mama juga sayang Ara"
Kami pun saling berpelukan. Entah ini memang sebuah kebisaan atau memang kebutuhan kalo hampir setiap hari pasti aku dan putri kecil ku akan mengucapkan kata-kata sayang satu sama lain, entah itu waktu bangun pagi atau di waktu yg lain.

"Ehemmm." dehem seseorang membuat pelukan ku dan ara terlepas.

"Enak ya tiap hari sayang sayangan, kapan nih cari anggota baru buat di sayang-sayang juga." ternyaya itu suara Om Adit, entah sejak kapan dia ada di depan pintu ruangan ku.

"Ya ampun om ngagetin aja, salam dulu dong kalo masuk!" ketus ku.

"Iya kakek ganggu adegan romantis nya Ara sama Mama aja."

"Ha?? Romantis?" tanya ku kaget dengan apa yg di ucap kan Ara berusan. Perasaan aku gk pernah mengajarkan kata-kata seperti itu.

"Iya kata tante Ulfa kalo ada dua orang  lagi sayang-sayangan terus pelukan itu namanya Romantis." jawab Ara.

"Hahahaha.......... Pintar sekali cucu kakek satu ini." Om Adit tertawa keras sekali. Aku yakin suaranya terdengar sampai di luar ruangan ku.

Om Adit adalah adik kandung Ayah ku, dia yang mengambil alih hotel ini setelah ayah meninggal sampai aku lulus kuliah. Sebenar nya aku juga sedikit kasihan melihan Om Adit yang umurnya masih 38 th sudah dipanggil kakek oleh putriku. Telebih lagi wajah rupawan nya yg masih terlihat muda seperti masih ber umur 29th!!

"Tumben Om kesini ada apa?"

"Kau ini, gak suka basa-basi ya haha. Tentu saja aku ke sini untuk memberikan hadiah untuk cucu kesayangan ku." jawab nya lalu duduk di sofa ruang ku.

"Seharus nya Om gk perlu repot-repot." ujar ku lalu duduk di sofa yg berhadapan dengan om adit. Sedangkan Ara sudah duduk di pangkuan Kakeknya dan mengobrak abrik isi hadiah yg kakek nya bawakan untuk nya.

"Iya-iya aku tau kamu bisa membelikan semua yang Ara ingin kan, kamu kan udah punya banyak uang sekarang. Apa salahnya memberikan cucuku sebuah hadiah di hari ualang tahun nya. Ya kan Ara?" Huh aku memang selalu kalah jika harus beradu argumen dengan Kakek rasa ahjusi korea sepeti Om Adit.

"Iya iya" jawab ku

"Makasih kakek, Kakek memang yg terbaik. Ara sayang kakek." seru ara sambil memeluk Om Adit.

"Sama-sama, selamat ulang tahun Ara"

"Kek. Om devan nya mana? Gk di ajak ke sini?" tanya Ara setelah melepaskan pelukan nya.

"Om Devan masih di sekolah ini mau kakek jemput, Ara mau ikut kakek jemput Om Devan?"

"No, Ara mau makan siang sama Mama" tolak Ara.

"Ya udah Kakek pulang ya"

"Eh kok buru-buru banget Om, gak mau ngopi dulu nih?"

"Gak usah deh Ran Devan udah chat tadi katanya udah pulang, pasti sekarang udah mencak-mencak tuh anak."

"Ya udah deh salam buat Tante Dian ya Om, bilangin suruh main ke rumah, udah lama gk main ke rumah."

"Iya nanti Om sampein" saat Om Adit akan keluar dari Ruangan ku tiba-tiba ia berbalik dan medekatiku.

"Oh iya Ran, kamu tau gk hadiah yang paling Ara butuhkan saat ini?" kata Om adit dengan berbisik di telingaku.
Ku jawab dengan gelengan kepala.

"Dia butuh Ayah Ran, hanya kamu yang bisa memberikan nya"

"Aku..... Aku gk tau Om. Entahlah aku belum siap" ucap ku sambil menunduk.

"Demi Ara Ran, dia butuh sosok ayah. Buka hati kamu untuk pria lain. Jangan tolak pria yang tulus ingin membahagiakan kalian. Om pamit ya Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Memang ada ya laki-laki yang mau dengan ku dan tulus ingin membahagiakan ku dan Putri ku?








TBC.........

Maap ya lama 😭
Semoga suka, dan semoga betah

Maap jika banyak typo ya ㅠㅠ

Tolong tinggalkan jejak, vote dan komen ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mama Muda (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang