Ch. 8

40 3 0
                                    

Teridu kemerdekaan ch.8
By: Ihsan Iskandar

Tasikmalaya, sebuah daerah yang berada di Jawa Barat memiliki kisah perjuangannya ketika dimasa kemerdekaan. Dulu pada tahun 1920-an daerah ini juga terkenal memiliki pesantren dengan nama  'Sukamanah' yang diisi dengan ratusan santri dan dipimpin oleh seorang Kiyai dan juga seorang pahlawan besar, yaitu KH. Zaenal Mustafa.

"Tapi itulah yang seharusnya terjadi di sejarah yang kuingat."

Fauzan  menelusuri lorong rumah kayu yang terbuat dari kayu jati, di sepanjang lorong fauzan bisa melihat dengan jelas beberapa kaligrafi yang tertulis di kulit sapi serta lantainya sesekali berdenyit ketika melangkah.

Ketika sampai ke ruang tamudengan ruangan yang paling besar, dengan karpet dari tembikar yang besar di tengah. Tidak ada seorang pun disana, melainkan pemuda yang pertama kali dia temui ketika diserang oleh tentara jepang.

"Hei, apakah kau sudah baikan?"

Awalnya fauzan tidak mengenalinya, karena pakaian baju dan sarung yang sangat berbeda dengan seragam ketika pertama kali bertemu dengannya. Tapi rambut dengan poni sedikit panjang hampir melewati alis menjadi ciri khas tersendiri untuk pemuda tersebut.

("gaya rambut emo sudah populer sejak zaman dahulu ya?") pikir Fauzan dalam hati karna iri rambut ikalnya tidak bisa emo walaupun dia pernah berusaha dulu.

"Kamu dengar tidak?"

"ahh.. mmm....iya maaf. Aku baik-baik saja"

Fauzan yang sedari tadi berdiam diri melihat pemuda tersebut dari kejauhan mulai menjawab dengan kelagapan karena masih ada rasa takut yang tersisa dari Fauzan.

"Tenanglah, aku tidak akan memakanmu hahahaha"

Pemuda tersebut memberikan gurauan tetapi fauzan hanya menjawab tawa paksaan "hehe..."

Secara perlahan Fauzan menghampiri pemuda tersebut dan duduk dilantai dihadapannya.

"Yaaa...mungkin ini agak canggung karena sudah banyak hal terjadi ketika pertama kali kita bertemu"

Pemuda tersebut tampak malu-malu untuk bertanya. Tentu saja karena karena juga merupakan salahnya Fauzan sampai membunuh seseorang.

"oh ya, aku belum memperkenalkan diri, namaku Poetra dan kau?"

"Hahahahaha... Namaku Fauzan"

Melihat ternyata rasa canggung tidak hanya dirasakan oleh Fauzan, dia tertawa dan mulai berjabat tangan dengan Poetra.

"Apakah kau melihat KH. Zaenal Mustafa? Aku bertanya dengan Sri dan dia bilang ada di ruang tamu."

"Oh wow,kau sudah berkenalan dengan si kembang desa Sri ya, aku saja baru berani bicara dengannya setelah 3 bulan tatapmuka."

Poetra menjawab dengan rasa iri walaupun bukan jawaban tersebut yang diinginkan oleh Fauzan.namun Fauzan mendapat jawaban sepertinya Poetra memiliki rasa dengan Sri.

("hmm... sepertinya akan susah.") Pikir Fauzan perihal besarnya kesempatan dekat dengan Sri.

"KH. Zaenal Mustafa baru saja keluar untuk pergi kerumah kyai lain untuk membicarakan sesuatu."

'KH atau Kyai Haji adalah sebutan mereka untuk kyai, yaitu pemuka agama yang diakuioleh masyarakat pengetahuan dan pemahamannyaoleh masyarakat dan sudah melaksanakan haji. Pada zaman dahulu sebelum transportasi pesawart ada, perjalanan berangkat haji memakan waktu sebulan bahkan lebih melalui kapal."

"Begitu ya..."

"Hmm.. Poetra boleh aku bertanya beberapa hal?"

"Silahkan, aku akan berusaha menjawabnya."

"Apakah benar ini Tasikmalaya dan ini pesantren Sumangah?"

"ya benar."

"Apakah Belanda masih menjajah disini?"

"hmm? Itu saja kau tidak tau, tentu saja tidak, 8 maret 1942 belanda menyerah kepada Djepang. Ketika itu seluruh desa bersuka cita dan melaksanakan syukuran besar-besaran."

"Belanda sudah tidak menjajah lagi ya, lalu apakah benar KH.Zaenal Mustafa dipenjara dua kali?"

"Ohh.. Sri pasti sudah memberitahumu tentang itu ya?"

Seluruh jawaban yang dilontarkan Fauzan benar, Fauzan semakin dekat dengan kebenaran waktu dia berada sekarang, lalu Fauzan bertanya pertanyaan sekali lagi.

"Apakah sekarang Jepang menjajah?"

"... ya benar"

Poetra kali ini menjawab dengan nada agak serius dengan tangan mengepal diatas pahanya.

"Pasti penjajahan jepang lebih baik daripada penjajahan belandakan?"

"..."

Poetra hanya merespon pertanyaan Fauzan dengan mata terbelalak dan tidak percaya atas apa yang ditanyakan oleh Fauzan.

Namun Fauzan belum menyadari reaksi Poetra dan terus melanjutkan perkataannya.

"Maksudku Jepang memiliki budaya menarik, orangnya yang sopan santun, bahkan paling menarik animasi jepang dan girlsband nya." Fauzan menjelaskan banyak hal baik di Jepang kepada Poetra, maklum saja karena Fauzan termasuk salah satu dari anak muda indonesia yang menggemari jepang, baik animasi atau girlbandnya.

"lalu.. AKHHH APA YANG KAU LAKUKAN POETRA!?"

Sebelum kalimat Fauzan selesai, Poetra langsung bangkit dan menarik kerah Fauzan dengan keuda tangannya. Poetra mendekatkan tubuh fauzan dan mengatakan sesuatu tepat didepan wajahnya dengan wajah yang amat marah.

"Aku tidak tau jepang mana yang kau maksud, tetapi penjajah Djepang lebih kejam daripada Penjajah belanda. Kau tau apa salah satunya?"

Poetra sedikit memberi jeda dalam kata-kata nya.

"mereka memaksa pribumi untuk kerja paksa TANPA ISTIRAHAT YANG CUKUP DAN UPAH YANG MEMADAI!"

Tepat setelah Poetra mengatakan seperti itu, 2 orang masuk dan melerai Poetra yang marah dan Fauzan yang bergetar ketakutan.







Terindu KemerdekaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang