Ch.2

206 11 0
                                    

Author : Ihsan Iskandar

"Hei! Hei! jangan menarikku!"

"Diam dan turutin! tentara Djepang akan mengikuti kita disini"

Fauzan yang sedari tadi diseret oleh tentara itu menuju ruangan lain dan bersembunyi disana

"Diamlah disini"

"..."

Fauzan yang bingung sedari tadi hanya bisa menuruti perkataan tentara tersebut yang sedang bersembunyi di balik sebuah lemari yang usang. Fauzan dalam keadaan tersebut hanya bisa meiihat tentara itu. Fauzan baru sadar bahwasanya tentara yang dilihatnya itu sangat lah muda, bahkan terlihat sama mudanya dengan Fauzan. perawakan yang tinggi, dan kulit kuning langsat,

ketika Fauzan termengun melihat perawakan tentara muda itu, suara langkah kaki terdengar dari ruangan tempat Fauzan berada tadi. sesuatu yang sangat membuat ketidakpercayaan dimata Fauzan bukanlah tentara yang seperti tentara muda disebelahnya datang, namun dengan baju yang berbeda dengan warna hijau dan lambang merah lingkaran di dadanya, Hal yang lebih mengerikan dari itu adalah selongsong senapan yang dibawa oleh tentara berbaju hijau tersebut.

"ini tidak mungkin, ini tidak mungin!"

teriak dari hati Fauzan. rasa takut, bingung, dan bimbang berkecamuk di pikiran dan kalbunya. secara reflek, kedua tangan Fauzan mulai gemetaran dan basah, serta kaki yang tidak berhenti membuat denyitan.

nyiitt...

"Hei tenanglah!"

suara denyitan yang dibuat Fauzan membuat tentara berbaju hijau mulai mendekati mereka, dari lubang kecil lemari tersebut, kedua lelaki tersebut menunjukkan ekspresi tegang karena membayangkan mengerikan akan terjadi.

"dimana aku? apa yang terjadi? ini semua hanya ilusikan?"

Tanda tanya semakin berkecamuk di benaknya.

"ya, ini adalah ilusi ini adalah ILUSI"

Karena pantauan situasi yang tidak masuk akal yang telah dia saksikan, dia menyimpulkan bahwa ini semua adalah ilusi.

"hei diamlah"

"ini ilusikan, hei ini ILUSIKAN?"

tatapan kosong dan pasrah yang diberikan oleh Fauzan kepada tentara muda itu sudah tidak terkendali. maka tindak lanjut yang diucapan untuk menerangkan semua situasi ini adalah

"Ini semua nyata, dan kita akan mati"

Terindu KemerdekaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang