5. Penyusup

3.8K 419 20
                                    

Sasuke memasuki rumahnya dengan ekspresi datar dan tak bersahabat membuat sang Ibu, Uchiha Mikoto yang melihatnya heran.

Ia memang sudah terbiasa jika melihat wajah datar dan menyebalkan putra nya itu tapi ia belum pernah melihat ekspresi putranya yang sampai seperti itu.

"Sayang ada apa dengan Sasuke?" Tanya Mikoto sambil mengelus lengan Fugaku yang tengah menonton.

"Apa?" Tanya Fugaku yang menoleh kearah Mikoto dengan satu alis yang terangkat.

"Sasuke pulang tapi wajahnya nampak mengerikan" Ucap Mikoto namun Fugaku malah mengangkat bahunya acuh.

"Mungkin ada yang membuatnya kesal" Sahut Fugaku membuat Mikoto terdiam sejenak.

"Aku akan mengecek nya" Ucap Mikoto membuat Fugaku mengangguk pelan.

Fugaku melanjutkan tontonan nya sementara Mikoto pergi kekamar Sasuke dan melihat putranya itu terbaring terlentang diatas kasurnya.

"Tidak ingin mandi dulu?" Tanya Mikoto duduk ditepi ranjang membuat Sasuke menatapnya.

"Ah Ibu" Sahut Sasuke pelan sementara Mikoto tersenyum lembut kearahnya.

"Ada apa? Apa ada sesuatu yang membuatmu kesal?" Tanya Mikoto membuat Sasuke mendengus kasar.

"Tidak" Sahut Sasuke begitu singkat dan datar sementara Mikoto masih tersenyum lembut.

"Benar tidak ada yang membuatmu kesal?" Tanya Mikoto membuat Sasuke berdecak kesal.

"Keluarlah Bu, aku ingin istirahat" Ucap Sasuke membuat Mikoto mengangguk pelan.

"Ya sudah, Ibu keluar. Jangan lupa mandi dan segera beristirahat" Ucap Mikoto beranjak dari duduknya.

"Hn" Sahut Sasuke acuh tanpa melihat kearah Mikoto sama sekali.

"Selamat malam sayang" Ucap Mikoto mengecup pelan kening Sasuke.

Ketika Mikoto hendak pergi, Sasuke menahan lengan ibunya itu membuat ibu nya itu menoleh kearah nya.

"Selamat malam Ibu" Ucap Sasuke membuat Mikoto tersenyum lalu mengangguk pelan.

Mikoto pun keluar dari kamar Sasuke hingga ia berpapasan dengan putra sulungnya, Uchiha Itachi.

"Ibu, Sasucan sudah pulang?" Tanya Itachi membuat Mikoto kini menatap nya.

"Iya itu adikmu sudah pulang, berhentilah memanggil adikmu seperti itu. Dia bisa mengamuk nantinya" Ucap Mikoto sambil menepuk pelan lengan Itachi.

"Ibu itu adalah panggilan tercocok untuknya. Sasucan, Sasuke cantik. Bukankah wajahnya memang cantik?" Tanya Itachi membuat Mikoto geleng-geleng.

"Ohh ya apa kau tahu kenapa adik mu itu sangat kesal?" Tanya Mikoto membuat Itachi menaikan satu alisnya.

"Bukannya wajahnya memang seperti itu setiap hari" Jawab Itachi membuat Mikoto mencubit lengan Itachi.

"Ibu... Kenapa kau mencubit ku? Ini sakit" Rengek Itachi membuat Mikoto geleng-geleng.

"Ibu serius Tachi" Ucap Mikoto sementara Itachi memasang wajah kesal.

Cubitan ibunya itu benar-benar sakit, ia tak tahu terbuat dari apa tangan ibunya itu sampai-sampai setiap kali ibunya mencubitnya rasanya sangat sakit.

"Aku tidak tahu Bu" Sahut Itachi dengan gaya yang terkesan acuh.

"Makanya coba cari tahu, sudah Ibu mau menemui Ayahmu" Ucap Mikoto pergi dengan langkah ringan.

Itachi mengangkat bahunya acuh, saatnya menganggu ketenangan adik tercintanya namun ketika ia baru saja memegang knop pintu Sasuke sudah bersuara.

"Jika kau masuk, aku akan mencukur alis mu!"

Mendengar ancaman dari Sasuke, Itachi mengurungkan niatnya untuk menganggu ketenangan adiknya itu karena ia masih ingin memiliki alis.

Tidak lucu kan jika ia tak punya alis, apa kata dunia nanti jika melihat seorang Uchiha Itachi yang tampan dan menawan namun tak memiliki alis?

Sementara itu di Apartemen Sakura nampak gadis itu tengah tidur dengan nyamannya diatas kasur kesayangan nya. Ia lelah berdebat dengan Sasuke dan yang ia butuhkan hanya tidur.

Ia terbangun namun matanya masih terpejam ketika ia mendengar suara jendela yang tak terlalu kuat namun didengar baik olehnya karena malam hari memang sangat sunyi jadi suara sekecil apa pun pasti terdengar.

Sakura mulai waspada, tangannya yang berada dibawah bantal memegang pistol yang selalu ia letakan dibawah bantal.

Suara derap langkah seseorang mendekat kearahnya dan ia mendengar penyusup itu mengeluarkan sesuatu hingga terdengar suara 'Clingg'.

Apa yang penyusup itu bawa? Apakah ia membawa pisau dan berniat membunuh Sakura pada saat gadis itu tertidur.

Derap langkah itu berhenti tepat disamping ranjang Sakura membuat Sakura yakin jika penyusup itu kini berada di dekat nya.

Sakura menarik tangannya lalu menembak kearah penyusup itu hingga mengenai bahu penyusup itu membuat penyusup itu berteriak kesakitan.

Sakura menendang perut penyusup itu hingga tubuh penyusup itu membentur dinding yang keras dan bisa dipastikan itu sangatlah sakit.

Sakura memukul penyusup itu berkali-kali hingga penyusup itu menendang perut Sakura membuat Sakura mundur beberapa langkah.

Penyusup itu melompat keluar jendela namun Sakura buru-buru menembak punggung pria itu yang mungkin tembus ke dada nya.

Sakura mendekati jendela dan melihat keluar hingga ia melihat penyusup itu dibawa pergi menggunakan sebuah motor yang dapat berjalan di udara.

Sakura kembali mengarahkan pistol nya kearah penyusup itu namun dalam hitungan detik penyusup itu telah menghilang dengan begitu cepat.

"Sial!!"

Sakura mengupat lalu melempar pistol nya keatas kasur dan menghidupkan lampu di apartemen nya itu.

Sakura mengambil botol kecil dari dalam laci nya lalu memasukan darah penyusup tadi yang berceceran dilantai.

"Aku benar-benar tak melihat wajah nya dan sepertinya ia juga tak melihat wajah ku" Ucap Sakura yang kemudian meletakan botol yang berisi darah itu kembali kedalam laci.

"Mereka dua orang dan jelas ini adalah pembunuhan berencana" Ucap Sakura yang mendudukan dirinya diatas kasur nya.

"Siapa mereka?" Ucap Sakura penuh tanya.

Jelas ia merasa bingung pada penyusup yang masuk kerumahnya itu. Jika dilihat dari cara penyusup itu , ia tak ingin mengambil apa pun yang dia inginkan adalah kematian Sakura.

Masalahnya adalah siapa yang berencana membunuhnya disaat ia tidak lagi menjadi seorang agen.

"Apa mungkin mereka memiliki dendam padamu?" Guman Sakura yang nampak berpikir keras.

Sakura menggeleng pelan, disaat seperti ini ia tak bisa berpikir jernih jadi sebaiknya ia berhenti berpikir dan malah membuat opini yang mengambang.

Sakura pun berjalan menuju jendelanya melihat jendelanya yang tak tergores barang sedikit pun.

"Ku rasa keamanan apartemen ini benar-benar buruk sampai-sampai orang bisa dengan mudah membobolnya" Ucap Sakura menutup jendela dan menguncinya.

"Sebaiknya aku mencari apartemen baru, disini tidak aman dan lagi ada kemungkin para penyusup itu akan kembali. Hari ini aku beruntung karena aku cepat bangun tapi dilain waktu entah apa yang akan terjadi" Ucap Sakura merebahkan dirinya diatas kasur.

"Hufhhh.... Sepertinya hidupku benar-benar tidak ada tenang-tenangnya" Ucap Sakura menatap langit-langit kamarnya.

Benar juga di saat menjadi agen ia mendapatkan begitu banyak ancaman pembunuhan, disaat berada di Konoha ia juga mendapatkan hal itu dan disaat ia tidak menjadi agen bahkan tidak berada di Konoha, ia tetap mendapatkan ancaman pembunuhan seperti hari ini.

"Benar-benar mengesalkan" Ucap Sakura sambil memejamkan matanya untuk kembali tertidur.

****
Happy new year
Welcome 2020 and Welcome Januari💜

Oh! My Emperor IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang