Childhood, Neighborhood

312 41 17
                                    

Chapter 2: Childhood, Neighborhood


Ini sudah dua minggu sejak Jisoo pindah dan seminggu sejak ia kembali bersekolah di taman kanak-kanak. Jisoo itu mudah berbaur, maka tak heran dalam sekejap ia mendapatkan banyak teman.

Namun ada satu hal yang membuat Jisoo sangat suka sekolah barunya. Taehyung bersekolah di sana dan sekelas dengan Jisoo. Bocah lelaki itu tampak menyendiri, duduk di pojok ruangan tanpa menyadari kehadiran Jisoo yang sedang memperkenalkan diri di depan.

"Taehyungie!" Jisoo berlari ke arah Taehyung yang duduk santai memperhatikan teman-temannya bermain.

"Taehyungie tidak ikut bermain?" tanya Jisoo ketika ia telah sampai di hadapan Taehyung.

Taehyung menggeleng pelan, "Taehyung takut. Taehyung tidak punya teman."

Melihat sahabatnya sedih, Jisoo pun ikut sedih. Gadis kecil itu mengenggam tangan Taehyung, menariknya untuk berdiri.

"Taehyung tidak mau," Taehyung mencoba melepaskan genggaman Jisoo yang mencoba untuk menariknya ke arah teman-temannya.

"Taehyungie ini laki-laki. Seorang laki-laki tidak boleh takut," ucap Jisoo sembari cemberut.

Jisoo mengelus punggung tangan Taehyung yang berada di genggamannya, "Jisoo akan menjaga Taehyungie. Taehyungie tidak boleh takut. Jika ada yang nakal Jisoo akan menggigit mereka, rawrrr!"

Jisoo kembali mempraktikkan tingkahnya persis seperti pertama kali mereka bertemu. Melihat Jisoo yang mencakar-cakar langit dengan gigi yang menggertak membuat Taehyung tertawa. Menurutnya Jisoo tidak menakutkan, justru gadis kecil itu terlihat menggemaskan.

Jisoo tersenyum melihat Taehyung yang tertawa, "Ayo kita main bersama teman-teman!"

Ketika Jisoo dan Taehyung telah berada di antara teman-teman mereka, sontak semuanya menatap Taehyung heran. Taehyung adalah sosok yang pemalu, jarang sekali ia mau ikut bermain.

"Taehyung akan sering bermain dengan kalian sekarang. Taehyung ini sahabat Jisoo, jangan sakiti Taehyung ya~" Yang lainnya mengangguk menanggapi ucapan Jisoo.

"Jisoo, ayo bermain istana-istanaan!" ajak seorang bocah laki-laki dengan wajah gembul dan gigi kelinci.

"Tapi ajak Taehyung juga ya, Bobby."

Yang dipanggil Bobby mengangguk dan berjalan lebih dulu. Jisoo segera menarik tangan Taehyung yang masih setia menundukkan wajahnya.

"Taehyungie tidak usah malu, mereka kan teman-teman Taehyungie juga."

Taehyung mengangguk, menatap Jisoo dengan tatapan kagum. Jisoo baru saja pindah seminggu yang lalu tapi semua orang terlihat menyukainya.

"Jisoo mau jadi princess!" seru Jisoo bersemangat, diletakkannya mahkota di kepala.

"Taehyung mau jadi pangeran!" seru Taehyung.

"Tidak!"

Jisoo mengernyit menatap temannya, "Kenapa tidak, Jiminie?"

"Pangeran itu harus menjaga putrinya. Taehyung lemah, tidak cocok. Jimin lebih cocok jadi pangeran."

Jisoo melirik sekilas ke arah Taehyung yang sudah terlihat sedih, "Lalu Taehyung jadi apa? Dia juga ingin bermain. Yang lain sudah menjadi penjaga, dayang-dayang, penjahat dan lain-lain. Hanya Taehyung yang belum mendapat peran."

"Dia tidak usah ikut saja," sahut Bobby.

Jisoo berdecak pinggang, "Bobby!"

"Bercanda, hehehe."

Jimin kecil tampak sedang berpikir. Perut gembulnya semakin mengembung ketika berpikir. Ekspresinya terlihat sangat serius seperti orang dewasa padahal pada kenyataannya terlihat sangat menggemaskan. Dasar bocah!

"Dia jadi teman pangeran saja!" Jimin menjentikkan jarinya walau tidak menimbulkan bunyi.

Jisoo menatap Taehyung, "Apa tidak apa-apa?"

Taehyung hanya mengangguk meski dalam hatinya ia ingin sekali menjadi pangeran dimana Jisoo adalah putrinya.

"Jisoo ingin pulang?" tanya Taehyung ketika Jisoo tengah celingukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jisoo ingin pulang?" tanya Taehyung ketika Jisoo tengah celingukan.

Jisoo mengangguk sedih, "Sepertinya orang tua Jisoo tidak bisa menjemput."

"Rumah Jisoo jauh?"

Jisoo menggeleng, "Dekat, tapi Jisoo takut sendirian. Jisoo kan masih baru di sini, takut tersesat. Takut diculik."

Taehyung terkekeh gemas, ah rupanya sahabatnya itu bisa takut juga. "Taehyung antar saja, tapi jalan kaki. Rumah Jisoo lewat arah mana?"

"Apa tidak apa-apa? Rumah Jisoo lewat arah sini," Jisoo menunjuk ke arah kanan.

"Ayo! Rumah kita searah, arah rumah Taehyung juga lewat sini."

Jika biasanya Jisoo yang mengenggam tangan Taehyung, maka kali ini Taehyung lah yang mengenggam tangan Jisoo. Bocah laki-laki itu mengenggam erat tangan sahabatnya, khawatir jika Jisoo diculik seperti apa yang ditakutkan oleh gadis kecil itu.

"Taehyungie sering pulang sendiri?"

Yang ditanya mengangguk, "Mama dan papa sibuk. Jadi Taehyung sering pulang sendiri. Berangkat sendiri juga."

Jisoo menatap Taehyung kagum, "Wah hebat! Taehyungie tidak takut? Taehyungie pemberani!"

Dipuji seperti itu membuat Taehyung memerah malu, "Taehyung kan anak laki-laki, jadi tidak perlu takut."

Mendengar perkataan Taehyung membuat Jisoo terkekeh gemas. Dirangkulnya sang sahabat lalu diajak berlari kecil. Keduanya saling tertawa dan berceloteh riya hingga tanpa sadar telah sampai pada tujuan.

"Ini rumah Jisoo," Jisoo menunjuk rumah bercat putih yang cukup besar.

Tak mendapat respon dari Taehyung membuat Jisoo menoleh ke arah Taehyung yang tampak terkejut, "Taehyungie kenapa?"

"Jisoo tinggal di sini?"

Jisoo mengangguk lucu.

"Taehyung tinggal di sana," kini giliran Taehyung yang menunjuk rumah besar tepat di samping rumah Jisoo.

"Kita tetangga?!" Jisoo jadi heboh sendiri.

"Kenapa Jisoo tidak pernah melihat Taehyungie?!" Jisoo mengguncang bahu Taehyung.

Sedangkan Taehyung hanya tersenyum polos, "Malas, tidak punya teman. Jadi Taehyung di rumah saja, tiduran."

Hm, kaum rebahan sejak dini.

TBC (To Be Continue)

Don't forget to voment. Xoxo~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Soulmate | Taehyung JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang