2

1.5K 93 4
                                    

[ TIIINNNNNN.....]

Sebuah klakson motor yang tiba-tiba muncul dari balik mobil langsung membuyarkan lamunanku. Aku memandang ke sekeliling. Semua orang, termasuk beberapa staff rumah sakit dan dokter Mingyu. Jika mereka yang di seberang jalan saja sampai melihat, "apa kabar dengan pengunjung cafe ini? jangan-jangan dia melihatku juga? Duh, kini aku tidak bisa kabur." kataku.

Aku mendorong pintu cafe dan melangkah masuk. Denting 3 lonceng kecil berbunyi saat pintu masuk terbuka seolah meresmikan penyerahan diriku. Begitu melihatnya, aku segera menghampiri dia yang menginginkan tubuhku.

"Hai.." dia menjulurkan tangannya mengajak berjabat tangan.

"Hai..." aku menyambut tangannya untuk menunjukkan sopan santun.

Kami tidak saling menyebutkan nama layaknya orang baru kenalan. Bahkan 30 detik setelah ku duduk pun kami masih terdiam masing-masing. Kulihat, dia persis seperti foto di profil picture Facebooknya

 Kulihat, dia persis seperti foto di profil picture Facebooknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, menurutku dia tampan.

"Saya senang bisa ketemu kamu secara langsung." Dia akhirnya memecah kebisuan.

"Aku malu haha.." kataku jujur, sambil menunduk dan menggelengkan kepala.

"Malu kenapa hm?" dia keheranan. "waktu chat kamu ga pernah malu-malu? kamu ceria, polos, jujur, manis lagi." lanjutnya.

"Ya..justru itu... Aku terlalu terbuka sama kamu, mungkin aku berani seperti itu karena sudah menganggap kamu sebagai temen di internet doang.. Sekarang kamu ada disini, aku bingung harus gimana." jawabku panjang lebar.

Mendengar ucapanku dia tersenyum geli. "Pantesan kamu ga pernah mau ngasih nomor HP" katanya.

"Ya menurut kamu aja! Di chat aja ngomongnya udah vulgar apa lagi kalo dikasih nomor HP" sahutku dengan ketus.

Mendadak dia tertawa lepas. Tawanya terdengar renyah dan puas.

"Kenapa ketawa?" ku bertanya padanya.

"Jangan kaku gitu ah, lemesin aja" dia memberi saran.

"hhh...biar gampang masuknya?" sambungku. kami tertawa. Itu salah satu becandaan jorok yang sering kami lempar ketika sedang chatting.

Ketika  tawa kami reda, dia melempar senyum. Jujur saja ketika dia senyum, sangat manis. Dimplenya pun keliatan jelas. Lama sekali matanya memandang mataku. Aku bahkan sampai bisa melihat pantulan wajahku di bagian hitam bola matanya.

"Kamu persis banget seperti bayanganku selama ini" katanya sambil meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiriku yang menelungkup dari atas meja.

Mendengar kalimat itu, aku jadi teringat soal cerita dia yang sering membayangkanku sebagai partner seksnya." Haruskah kutarik tanganku dari atas meja?" kataku dalam hati

Melihat aku diam saja dan tidak berusaha menarik tanganku, dia lanjut bertanya.

"Kamu ga takut sama saya kan?" katanya yang terus saja melihatku.

Sesaat, aku menarik napas untuk mengumpulkan keberanianku agar bisa menjawab pertanyaannya.

"Takut lah..." aku memelankan suara ku. Meski kami duduk di pojok, tapi di cafe ini ada beberapa pengunjung yang bisa saja mencuri dengar. "Kamu sering cerita soal hobimu yang hardcore saat bercinta, kamu beberapa kali ngebayangin aku kayak gitu, gila tau ga? lanjutku menjelaskannya.

"Saya cuma berusaha jujur sama kamu, Toh meski saya suka main kasar, bukan berarti aku datang ke sini buat melecehkan kamu dong." dia menjelaskan sambil tersenyum.

"Lalu buat apa kamu datang ke sini?" tanyaku to the point.

"Kamu sendiri maunya saya ngapain hm?" dia balas bertanya. Tentu yang muncul di pikiranku adalah soal selera seksualnya itu. Dia tersenyum melihatku diam tak menjawab.

"Kamu pernah bercinta?" tanya dia tiba-tiba. 

Aku memang belum pernah cerita tentang kehidupan seksualku, hanya dia yang cerita.

"Kalau saya boleh nebak, yang kamu tahu soal seks hanya sebatas yang kamu baca dari cerpen-cerpen yaoi dewasa kan?" tanya dia lagi.

Aku terdiam memerhatikan tebakannya.

"Diam berarti iya, tapi kamu tertarik dengan hubungan sesama jenis. Makanya kamu sering membaca cerpen itu, punya akun di forum gay, join dengan grup cerpen yaoi.....Bahkan kamu menemuiku karena berharap akan terjadi sesuatu antara saya dan kamu kan?"

To be continued

Jan lupa vote dan komen ya ✓

Doctor JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang