tiga

2 0 0
                                    

   Abadi menjalankan motor nya setelah mengantarkan adik kelas nya itu, ia pergi ke suatu cafe yang tak jauh dari rumah nya.

"permisi mas mau pesan apa?" tanya pelayan cafe

"hot americano satu" jawab Abadi

"sudah itu saja mas?" tanya pelayan lagi yang hanya mendapati anggukan dari Abadi

Sembari menunggu pesanan nya Abadi sedikit melihat sekeliling cafe yang ia tempati, tak sengaja ia mendapati papah nya yang sedang asik bercanda ria sambil berpegangan tangan dengan seorang perempuan ntah lah ia tidak tahu siapa perempuan itu yang pasti itu bukan mama nya.

"sialan" umpat Abadi

Brakk!!

Abadi menggebrak meja yang di tempati oleh papah nya itu.

"A- Abadi kamu ngapain di sini??" gugup papah nya

"Harus nya saya yang bertanya ngapain papa di sini sama dia!" jawab Abadi sambil menekan kan kata 'dia'

"Abadi kamu tuh apa apaan?!" tegas sang papah

"Harus nya saya yang bertanya maksud anda apa!!, sudah dua kali ya Abadi liat papah sama perempuan ini Abadi kira dia hanya rekan kerja papa ternyata Badi salah nilai dia!"  ucap Abadi sambil menekan kan kata Dia

"Kamu ga salah Badi dia memang rekan kerja papah kit-" ucapan papah Abadi terpotong oleh perempuan di samping nya.

"Mas kamu kok ga mau ngakuin aku memang nya dia siapa sih kok ngatur ngatur gajelas?!" ucap sang perempuan yang kelihatan nya masih lumayan muda.

"Lo yang gajelas dasar murahan! Udah keliatan cewe kayak lo itu emang ga punya harga diri." ucap Abadi yang di akhir kata yang di tekan kan, kemudian Abadi berjalan ke kasir memberi uang lembar seratus ribu kemudian pergi dari tempat tersebut.

Abadi menjalankan motor nya dengan kecepatan yang lumayan penuh, menurut nya hari ini adalah hari paling sial yang pernah ia lewati selama ini. Abadi berhenti di sebuah rumah ber cat warna putih yang cukup megah.

Ia memarkir kan motor nya di garasi rumah itu kemudian berjalan cepat memasuki rumah nya. Sesampai nya di kamar, Abadi duduk di atas kasur membuka laci lemari kecil di samping kasur nya, kemudian mengambil sebuah foto perempuan yang amat di cintai nya lalu ia mengelus nya perlahan seakan foto itu bernyawa.

"Mah papa jahat sama kita, dia selingkuhin mamah tapi mama jangan khawatir ya kan masih ada Abadi yang sayang sama mamah, mamah tenang yaa di sana Abadi sayang sama mama" buliran air jatuh ke pipi Abadi tapi sesegera mungkin Abadi menghapus nya. Di kecup foto itu dengan perlahan dan penuh kasih sayang, kemudian ia menaruh kembali foto itu di laci.

Abadi teringat kembali tentang masalah yang terjadi di cafe tadi hati nya begitu sakit mengingat perkataan papa nya dulu bahwa ia tidak akan menikah lagi ternyata itu akan menjadi omong kosong.

Abadi segera berjalan ke kamar mandi untuk menenang kan pikiran nya agar tidak berfikir tentang laki laki bejat itu lagi.

.....

Setelah mandi Abadi duduk di atas kasur nya sambil bermain posel milik nya, di sana teman teman nya mengajak Abadi untuk keluar bermain bersama mereka.

Setelah Abadi membaca chat dari teman teman nya, ia langsung bergegas pergi menuju tempat tongkrongan mereka yaitu rumah Elan.

Abadi mengendarai motor nya dengan kecepatam rata rata ia berhenti sebentar di indomaret untuk membeli makanan dan minuman untuk dimakan di rumah Elan nanti. Setelah sampai di indomaret ia memarkirkan  motor nya kemudian masuk kedalam dan mengambil beberapa cemilan dan minuman kaleng, tak sengaja ia menabrak seorang gadis.

Dukhh

"awwhhh shh sakitt" gadis itu mengeluh kesakitan karena bahu nya yang terbentur keras oleh bahu Abadi.

Abadi membantu gadis itu berdiri

"maaf ya tadi saya ga sengaja" ucap Abadi sambil melihat gadis itu yang sedang mengelus bahu nya perlahan

"iya mas gapapa k- eh ka Abadi, ngapain?" ucap perempuan itu yang ternyata Dinda

"gue lagi nyari makan" ucap Abadi se ada nya

"ohh ya- yaudah ka aku duluan ya" ucap Dinda sambil tersenyum

Setelah kepergian Dinda Abadi kembali mencari cari makanan yang bisa ia bawa ke rumah Elan, setelah mendapatkan semua nya Abadi pergi ke kasir untuk membayar semua nya. Setelah selesai membayar Abadi melihat Dinda yang masih berada di luar indomaret  karena sedang menunggu hujan reda.

"eh eh ka jangan pulang dulu masih hujan nanti sakit loh" ucap Dinda spontan

"siapa juga yang mau pulang, gue juga mikir mikir kali" balas Abadi

"eh i- iya kak maaf" balas Dinda

Setelah 20 menit hujan belum berhenti juga kemudian Abadi melirik arloji nya yang menetapkan pada pukul 19.14

"ka aku duluan ya kayak nya hujan nya gabakal berenti cepet takut nya bunda nyariin, duluan ka" ucap Dinda

"Bareng gue aja biar sekalian " balas Abadi

"e- eh gausah kak nanti ngerepotin" balas Dinda

"emang ngerepotin tapi karena gue lagi baik jadi yaudah, ayo" balas Abadi

"e eh iya kak" balas Dinda

.....

Sampai di rumah Dinda

"makasih kak mampir dulu ka, minum teh dulu biar badan nya agak anget" tawar Dinda

"gausah makasih, duluan" balas Abadi kemudian meninggalkan rumah Dinda

"Nyebelin. Eh tapi aku belom bilang makasih ya tadi duh jadi gaenak, besok aja deh bilang nya" kemudian Dinda masuk ke dalam rumah nya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gajelas ya? Iya emang, pendek juga maaf ya
See you next time...<3

ABADI STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang