00. FIRST.

360 28 5
                                    

00. Awal

*****

Ternyata benar, jangan menilai orang dari tampilan luarnya saja. Karna yang luarnya terlihat baik tidak sesuai dengan kelakuannya. Pun sebaliknya. Setidaknya perumpaan itu mengubah sudut pandang Ryujin ke sang kakak kelas pujaan hatinya.

*****

"Jadi gimana, Ryu? Lo udah buat rencana deketin Kak William duluan?" Cewek berambut pendek sebahu bertanya penasaran. Tangannya sibuk mengaduk aduk mi ayam dimangkoknya.

"Rencana apa sih La? Udah deh, jangan ngaco! Kak Lee itu mustahil banget buat gue deketin!" Cewek yang bernama Ryujin itu langsung menjawab cepat.

Lala menyerngit samar, "dih? Sejak kapan lo Jadi putus asa begini? Ryujin yang gue kenal itu pantang menyerah sebelum dapetin apa yang dia mau," Lala misuh misuh sendiri. Kesal dengan sahabatnya ini.

Ryujin menggeleng dramatis, "lo tau? Gue sama dia itu ibaratkan minyak dan air. Gak akan pernah bisa bersatu,"

"IHH!! Tapi lo Gak bisa gitu donk?! Lo har—"

"La! Udah! Pusing gue denger ocehan lo,"

"Tapi Ryu—"

"Arah jam 12, Kak Aska ngeliatin lo La, "

Lala buru buru membenarkan rambutnya lalu menyisir nya dengan jari jari tangannya. "Gue udah cantikkan Ryu?" Tanyanya kemudian.

Ryujin memutar bola mata bosan, "yayaya lo cantik, tapi masih cantikkan nyokap gue! Bye!"

Ryujin beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Lala yang tengah sibuk meneriaki namanya.

******

Ryujin bingung mau kemana. Ia mengikuti kemana saja kakinya melangkah. Hingga Ia berada disebuah tangga menuju atap sekolah.

Dilihatnya pintu atap tersebut. Banyak coretan abstrak menggunakan pilox. Ryujin Jadi iseng ingin menulis juga dipintu ini.  Ia mengeluarkan spidol kelasnya yang Ia bawa kemana mana. Setelah selesai Ia melihat tulisannya takjub.

Ryujin
♡ 
LHG
(Cinta mati selamanya, takkan pernah terpisahkan. #asekkk)

Ya, katakanlah Ryujin gila. Coretan itu seperti anak SD yang Baru pacaran. Alay.

"Ya, semoga aja gue sama Kak Lee bakal bareng terus selamanya," Ryujin lompat lompat ditempat layaknya anak TK dikasih permen.

Ia tengah Membayangkan bahtera rumah tangga yang Ia bangun dengan sang Kakak kelas pujaannya itu. Tapi suara rintihan seseorang membuatnya tersadar akan kehaluannya.

Suara siapa tuh?? BUNDAA!! Ryujin  takutttt

Ryujin mendekatkan telinganya dipintu. Suara rintihan orang kesakitan membuatnya bergidik ngeri. Dengan pelan, Ia membuka knop pintu. Pelan pelan Tapi tetap saja suara decitan pintu terdengar.

"Siapa disana?!"

Wft??! Ryujin kenal betul suara itu. Karna penasaran Ia mengintip sedikit. Dan benar! Itu kakak kelas pujaannya tengah menyayat lengan seseorang.

Brakkk

Pintunya roboh. Pintu itu Memang sudah termakan usia. Dan parahnya Ryujin ikut terjatuh dengan bibir yang menempel pada pintu.

Jatuh tengkurap itu memalukan. Kalo Gak percaya coba aja.

"HEH! ANJING!! JANGAN KABUR LO BANGSAT!" Urat Urat dileher cowok itu menonjol keluar.

Sial! Mangsanya melarikan diri akibat seorang gadis dihadapannya.

Cowok penampilan urakan itu menatap tajam Ryujin. Ia mendekat dengan tatapan seolah olah menguliti Ryujin  sekarang juga.

"Lo! Buat mangsa gue kabur dari gue!" Cowok itu menunjuk nunjuk wajah Ryujin dengan erangan seram.

Dicekiknya Ryujin hingga tubuh cewek itu membentur ke dinding. "Jalang sialan! Karna lo tuh cowok anjing kabur."

Ryujin mengap mengap. Mulutnya seperti ikan bernapas didalam air. Ia memukul dada sang Kakak kelas dengan tenaga yang tersisa. "Ma—ma-afff ka--k...  maa—ffi-n ak--u. Tolo-ngg le—pass k—ak! " ujarnya dengan nafas tersedat.

Wajah Ryujin membiru. Gadis itu kehabisan oksigen. Pandangannya mulai menggelap. Ia pingsan.

Cowok itu langsung menghempaskan leher Ryujin kasar. Ia tersenyum mengejek. "Dasar lemah,"

Ia berjongkok. Menyingkap rambut panjang Ryujin yang menutupi badge name cewek itu.

"Shin Ryujin. Menarik..."

Ia memperhatikan setiap inci wajah Ryujin. "Wajah lo manis dan menarik.  Ahh! Gimana Kalo gue buat satu sayatan pendek ditulang pipi lo? Biar lo tambah manis? "

Lalu Ia mengeluarkan pisau kecil disaku celananya dan menyayat pipi kanan Ryujin dengan sayatan pendek.

Darah segar mengalir dipipi kanan Ryujin. Membuat Ia tersenyum sinis, "tuh Kan! Bener kata gue tadi. Lo tambah manis Kalo ada sayatan karya gue dipipi Chubby lo itu."

Ia berdiri lalu menendang kepala Ryujin dan melenggang Pergi begitu saja meninggalkan Ryujin yang terkapai lemas dilantai atap.

******

S t a r t;  02/01/2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S t a r t;  02/01/2020.

— © k i m l l s —

Psycho - Lee HangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang