Part 2

5 1 0
                                    

Awal yang dimulai tanpa tau kapan kan berakhir
~annisa niqay ~

🔽🔽🔽

Malam ini adalah malam yang sangat disukai oleh semua santri.

MALAM JUM'AT

Adalah malam yang ditunggu-tunggu para santri khususnya santri pondok pesantren Nurul Qur'an.
Pada malam ini semua santri libur mengaji mulai selepas maghrib sampai hari jum'at sore. Mereka bebas melakukan apapun tapi tetap tidak boleh membawa handphone. Biasanya banyak yang menghabiskan malam jum'at dengan mengobrol sampai tengah malam, memasak makanan, makan bersama, mengaji bahkan ada yang tidur seharian.

Tak terkecuali nisa dan teman-teman sekamarnya. Mereka telah selesai memasak gorengan dan hendak memakannya dikamar.
Nisa yang memang sudah lapar dari tadi langsung mengambil gorengan yang dibawa oleh alma- teman sekamarnya.

"mbak nisa tuh kebiasaan deh. Belum juga pada ngumpul udah ngambil duluan aja," alma yang membawa gorengan tadi protes. Nisa hanya nyengir kuda lalu memakan gorengan tadi.

"yang sabar mbak alma," ain mengelus pundak alma yang sedikit geram dengan sikap nisa

Mereka lantas duduk membentuk huruf 'o' dengan gorengan ditengah-tengah.

Saat sedang asyik-asyiknya memakan gorengan sambil bercanda, nisa ada seorang santri putri dari kamar lain yang mengucap salam. Ain yang mendengar itu langsung berdiri

"assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh mbak. Maaf mau tanya. Ada yang bernama mbak nisa nggak?," tanya seorang perempuan yang berada didepan kamar nisa. Nisa yang merasa dipanggil akhirnya keluar untuk memenuhi panggilan perempuan tersebut.

"iya saya nisa. Ada apa ya mbak?,"

"tadi mbak nisa dipanggil sama ummi disuruh kendalem"

Nisa tersenyum, tapi dalam hati masih bertanya-tanya kenapa dengan dirinya sampai dipanggil dengan sang ummi? Ummi adalah panggilan santri kepada istri pengasuh

"oh iya mbak. Nanti saya kesana"

"ya udah kalo gitu saya permisi dulu ya. Assalamu'alaikum". Perempuan itu lalu pergi. Nisa yang tadi sedang mengobrol dengan teman-teman sekamarnya pamit untuk menemui pengasuhnya.

Begitulah nasib abdi ndalem. Sering dipanggil oleh keluarga ndalem kapan saja. Nisa sudah terbiasa dengan hal itu karena sia sudah menjadi abdi ndalem selama kurang lebih enam tahun

Ndalem

Sesampai nisa dindalem - rumah kyai, nisa langsung keruang tamu yang disana terdapat ummi dan abah pengasuh sedang berbincang-bincang hangat. Ummi ayu yang tau jika nisa sudah sampai menyuruh nisa untuk duduk dikursi ruang tamu. Nisa hanya tersenyum tapi tidak duduk dikursi itu karena dia tau. Tidak sepantasnya santri duduk bersama sang kyai.

"duduk disini aja mbak. Nggak papa kok," ummi ayu membujuknya.

Nisa akhirnya tersenyum dan duduk dikursi itu dengan wajah menunduk. Sadar kalau dia tidak pantas duduk disana.

"mbak nisa besok nggak ada acara apa-apa kan?" tanya ummi ayu ramah. Ibu nyainya itu memang sosok perempuan cantik dan ramah. Banyak santri putra maupun putri yang mengidolakan ibu nyainya tersebut.

Nisa tersenyum lalu menjawab, "tidak ada ummi"

"ya sudah kalau begitu mbak nisa besok ikut ummi sama abah ya, pergi keMalang. Berangkatnya kira-kira setelah sholat subuh"

"iya ummi"

"nanti bawa baju dua atau tiga stel soalnya insya Allah bakalan nginep. Jangan lupa juga bawa mukena kalo mbk nisa suci"

"iya ummi"

"ya sudah kalau gitu silahkan kekamar lagi. Maaf kalau ummi mengganggu aktifitas mbak nisa"

"enggak ummi. Kalau gitu nisa pamit ummi. Assalamu'alaikum,"

"wa'alaikumussalam"

Nisa lantas pergi meninggalkan ummi dan abah pengasuhnya. Dia bergegas kekamar untuk mempersiapkan barang-barangnya yang akan dibawa.

Sesampainya dikamar nisa langsung mencari tas dan memaaukkan beberapa baju untuk dibawanya pergi keMalang. Kalau dalam istilah santri adalah 'nderekke' atau 'mengikuti' kyai.

"kamu mau kemana mon. Kok bawa tas segala," ain- sahabatnya yang mengetahui jika nisa sedang beres-beres langsung bertanya. Nisa memandang ain sekilas lalu menjawab,
"mau nderekke,"

"beneran mon? Kapan?," tanya ain antusias. Sahabatnya yang satu itu adalah tipe orang yang sangat ingin tahu.

Nisa hanya membalas dengan anggukan dan masih sibuk dengan tasnya.

"yeeee akhirnya bisa bebas lagi," ain dan teman-temannya langsung bersorak gembira. Bagaimana tidak? Ditinggal pergi pengasuh pada saat hari libur adalah sesuatu yang sangat disenangi oleh ain dan teman-temannya. Karena dengan begitu mereka bisa puas melakukan kegiatan apapun yang tidak melanggar aturan pesantren tanpa adanya batas waktu.

Nisa yang melihat teman-temannya meloncat-loncat hanya tersenyum singkat. Dia tidak ikut bahagia karena dia tidak bisa mengikuti kegiatan teman-temannya itu besok.

"mon,jangan lupa bawain oleh-oleh ya," alma berteriak kepada nisa. Nisa lagi-lagi hanya tersenyum.

"aku nggak janji lho,"

"iya-iya, mon. Tapi jangan sampek kegoda sama orang ganteng dijalan, ya," goda alma yang tiba-tiba berada didekat nisa.

"apaan sih," nisa hanya membalas cuek sedangkan alma tertawa puas karena yang digoda marah.

Nisa yang lelah dengan godaan teman-temannya akhirnya memutuskan untuk berbaring ditempat tidurnya dan memejamkan matanya. Dia ingin mempersiapkan diri agar besok dia tidak kelelahan.
Tak butuh waktu lama, nisa sudah berada dialam mimpi. Menjemput mimpi-mimpinya yang indah.



Maaf kalo jelek😢

Jangan lupa vote dan komentarnya ya😁
Hargai author yang sudah membahagiakan kalian

Salam manis @annisa.niqay ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PengagummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang