Matahari menampakkan dirinya secara perlahan. Suara burung berkicauan di hutan kota yang berada di sisi-sisi kampus dengan luas 320 hektar tersebut. Masih terlalu pagi untuk para cendekiawan itu beraktivitas disana, tapi nyatanya, pagi ini sudah banyak kendaraan berlalu lalang memasuki gerbang kampus tersebut.
Universitas Indonesia. Perguruan Tinggi Negeri impian siswa dan siswi SMA di negeri ini. Dengan alasan serumit kualitas ataupun sesederhana gengsi. Tak ada yang memungkiri, UI memang instansi pendidikan terbaik di negeri ini, Indonesia.
Seorang perempuan cantik dengan vespa sprintnya yang berwarna kuning itu memasuki gerbang kampusnya. Dengan eloknya ia memarkirkan motornya dan berjalan memasuki salah satu fakultas yang telah menjadi tempatnya belajar selama satu tahun ke belakang.
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
Ia memilih salah satu sudut bangunan untuk mendudukkan tubuhnya dan membuka buku yang akhir-akhir ini selalu menjadi kawannya tiap kali sendiri tanpa seorang pun bersamanya.
Reana Shylla Agnia. Cantik, namun banyak yang bilang ia cukup menakutkan dan sulit untuk ditaklukkan. Pemilih dan sedikit pemarah.
"Rea!" Seorang perempuan menghampirinya dan ikut menempatkan tubuhnya disamping perempuan tadi.
"Pagi banget lo dateng, ciee mau ketemu siapa nih Reana cantikk." Godanya sambil mencolek hidung perempuan tadi.
"Apasih ay. Abis disemprot nyokap gue makanya dateng pagi." Belanya.
"Ah masaa, yakin nihh? Bukannya lo pengen ketemu sama si ituu, siapa sihh Kai Kai itu lohh."
"Berisik ay. Nggak usah nyebut-nyebut namanya dia ah, kesel." Hal itu justru mengundang tawa perempuan yang sedari tadi dipanggil ay tersebut.
Ayusha van Dijk. Satu dari dua sobat karib Reana, pun salah satu dari sekian primadona fisip yang tentunya mempunyai darah campuran yang berasal dari ayahnya, Belanda. Ramah, berbanding terbalik dengan Reana.
KAMU SEDANG MEMBACA
afeksi semu
Teen FictionLemah hanya karena afeksi dari seseorang yang kita cinta hanyalah sebuah senjata makan tuan. Kebodohan-kebodohan yang terbentuk secara perlahan itu nyatanya hanya membuat kita tak mengenal siapa diri kita sendiri. Berubah. Dari satu sikap ke sikap l...