5. Ketika khayalan menjadi nyata

333 37 3
                                    

Hidup tidak terasa mudah bagiku. aku hanya anak perempuan biasa. anak perempuan berumur 14 tahun. bukan karena aku sombong, bukan karena aku tak mau berteman dengan orang lain hingga aku lebih memilih sendiri. Namun aku hanya tidak tahu, ya aku tidak tahu bagaimana caranya berteman. 

Aku kesepian. Aku ingin ada tempat bagiku untuk mencurahkan isi hatiku segenap jiwaku. tapi ternyata teman satu satunya yang kupercaya menghianatiku. itu sungguh sangat menyakitkan bagiku. dan kini dunia yang kukenal terasa asing bagiku. 

"Tidak papa... kalau mau menangis menangislah... kalau mau marah marahlah... limpahkan saja semua yang kau rasakan... hari ini.... malam ini habiskan semua rasa sedih dan pilumu lalu besok pagi kembali bangkitlah...." katanya dari balik pintu.

"Tapi.... aku takut.... sekolah menjadi tempat yang tidak lagi menyenyangkan, aku merasa seperti sendirian didunia..." keluhku lagi.

"kalau begitu bayangkan saja aku selalu disampingmu... abaikan setiap orang yang megabaikanmu.... kau memang tidak bisa melihatku tapi... jika kehadiranku bisa kau rasakan... bukankah itu cukup?"

Aku memejamkan mata, meletakan kedua tanganku didepan dadaku. jantungku berdegup kencang. 

"Ya... aku tak butuh apapun lagi.... selama ada kurapika disampingku.. itu sudah cukup. aku juga tidak akan pernah merasakan sakitnya dikhianati lagi.... "

"Jadi... tetaplah berjuang.... dan ingat selalu aku akan ada disampingmu..." bisa kubayangkan wajah nya tersenyum lembut saat mengatakannya. 

Punggungku terasa hangat. seakan-akan kami sedang saling beradu punggung sambil menatap langit malam dari balik jendala.

Untuk pertama kalinya aku merasa jiwaku sangat tentram.

 "Benar.,aku hanya butuh kurapika, hanya kurapika saja untuk mendampingi hidupku", aku bergumam berkali kali mengatakan kalimat itu. hingga membuat kurapika tertawa mendengarnya.

"Sepertinya kau benar benar sangaaatt mencintaiku... haahaha", katanya sambil tertawa menggoda.

"Iya... aku memang sangaat..... sangaaatttt dan sangaaaat mencintaimu" kataku dengan yakin. membuat tawanya tiba tiba berhenti.

"Hentikan" katany kemudian.

"Kenapa?" aku bertanya

"kalau kau teruskan aku jadi tidak bisa menahan perasaanku untuk membuka pintu ini lalu memelukmu" katanya pilu.

DEG! 

jantungku terasa berhenti.

Aku terdiam. Jujur aju sangat senang mendengar kata katanya, bukankah itu artinya perasaanku padanya selama ini berbalas? Namun aku tau apa yang dia maksud. Dunia kami berbeda. Daun pintu ini bagaikan batas. yang jika dibuka tak akan ada apapun yang bisa kami temukan.

 Kami sadar tak akan bisa saling melihat, saling menyentuh. satu satunya cara yang bisa kami lakukan hanyalah saling mendengarkan suara isi hati

"aaah kurapika.... aku benar benar.... mencintaimu..."

Untuk saat kini maupun kelak aku tak bisa membayangkan bagaimana aku hidup tanpamu.

"kurapika......"

"hmmm...?"

"kita akan selalu bersama selamanya kan...?

"............ya... kita akan bersama dalam waktu yang lama... selama mungkin...."

Sungguh kata kata yang indah. 

Kelak aku akan tahu jika kata kata itu adalah bohong.

Bersambung

====================================================

Dibalik Pintu (Kurapika HunterxHunter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang