0. kenalan?

11 3 1
                                    

Saat itu perlombaan Palang Merah Remaja tingkat Wira tengah diadakan disalah satu sekolah negeri unggulan. Dan bidang yang sedang diperlombakan saat itu adalah bidang tandu darurat.

Semua pendukung ditiap sekolah berkumpul mengelilingi para peserta lomba, tentu saja dipisahkan menggunakan tali pembatas. Semua pendukung bersorak sorai mengumandangkan yel-yel unit mereka masing-masing untuk menyemangati para peserta yang sedang beradu kecepatan dan ketangkasan ditengah lapangan tersebut.

Tapi kelihatannya, keramaian itu tak menarik minat seorang gadis yang kini malah fokus menatap layar ponselnya dengan kening yang berkerut. Kemudian gadis itu berdecak sebal karena tak bisa berkonsentrasi pada kegiatannya.

"Ck berisik banget," gadis itu celingukan kesana kemari, mencari tempat yang agak sepi.

Akhirnya dia memutuskan untuk berkeliling. Dan kebetulan ada sebuah taman dengan sebuah bangku yang dipayungi oleh pohon rindang. Gadis itu berjalan dengan semangat menuju kesana.

Pilihan yang tepat!

Gadis dengan rambut diikat kuncir kuda itu menghempaskan pantatnya dibangku taman yang sudah mulai berkarat itu dengan pasti. Dia mengambil nafas sambil memejamkan matanya menikmati semilir angin yang kebetulan saja berhembus kearahnya, memberikan efek sejuk dan nyaman pada gadis itu.

Setelah dirasa siap, dia kembali mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi yang berlogokan huruf W yang dicetak miring dan berlatarkan warna orange pada halaman pertama ponselnya.

Gadis itu akan melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda tadi, menulis. Ya menulis rangkaian kisah yang dibuat dari fantasinya sendiri, menciptakan tokoh-tokoh yang diinginkannya dan berusaha membuat alur cerita yang menarik.

Dia hanyut dalam pikirannya, mengabaikan teriakan MC lewat speaker yang tengah mengumumkan perlombaan selanjutnya. Dia mulai menulis beberapa kata-kata pembuka pada bab ketiganya. Ya dia sudah bekerja keras untuk menyelesaikan dua bab sebelumnya, dengan berkali-kali merevisi kata, alur, tokoh, dan suasana ceritanya.

Kini tibalah dia diawal bab ketiganya,

"Terbangun dengan perasan yang sama dan masih untuk orang yang sama."

Gadis yang masih memakai seragam sekolah, dan duduk sendirian dimeja no 07 tengah termenung menatap kearah jendela kaca yang menyajikan  pemandangan jalanan yang sedang diguyur hujan. Padahal sekarang terbilang masih pagi untuk hujan, tapi sepertinya awan sudah tak bisa lagi menahan bebannya.

Gadis itu termenung sampai lupa, jika teh hangat nya sudah berubah menjadi teh dingin.

Setelah selesai mengetik sebait kalimat diatas, dia berhenti sejenak sambil membaca kembali tulisan yang sudah dibuatnya itu dengan teliti, tapi tiba-tiba sebuah tangan dengan berani merampas ponsel itu dari genggamannya.

Gadis itu melotot tidak terima, kemudian menatap seseorang yang berada disampingnya sambil berbicara,

"Gak sopan banget sih. sini!" ucapnya sambil mencoba meraih ponselnya yang kini tengah diotak-otik.

Gadis itu terus memberontak, sampai membuat seseorang yang berjenis kelamin laki-laki itu menatapnya kesal.

"Diem dulu! Biar gue baca dulu tulisan lo," ujarnya dengan nada kesal.

Yang sedari tadi memberontak, akhirnya menyerah. Dan menunggu dengan pasrah hingga laki-laki itu selesai membaca. Hening sebentar, kemudian laki-laki itu menyodorkan ponsel yang tadi ia rampas kedepan wajah gadis yang kini kembali melotot.

"Cerita lo lumayan menarik meskipun baru 2 bab. Tapi kata-katanya ada yang kurang nyaman dibaca, jadi tolong revisi lagi ya. Dan satu lagi, gue juga udah nyimpen nomor ganteng gue disana hehe." Ujar cwok itu panjang lebar.

"Kita gak kenal," akhirnya gadis itu bicara setelah kebungkamannya sedari tadi.

"Lo ngajak kenalan?"

Gadis itu diam menahan kekesalannya, membuat laki-laki disampingnya terkekeh geli karena merasa lucu dengan ekpresi menahan kesal gadis itu.

"Oke oke. Gue minta maaf, dan kenalin gue Aksara Keano Javier, panggil aja Keno. Belajar disekolah yang sekarang lo datengin ini, dan gue juga anak PMR loh." Ujar Keno sambil menunjukan senyum terbaiknya.

Tapi ternyata respon dari gadis disampingnya itu sangat mengejutkan. "oohh", hanya itu yang dia katakan.

Keno mendecak bibirnya sebal dengan tingkah laku gadis itu, diapun bertanya dengan penuh kesabaran, "cuek banget sih, udah kayak bebek aja. Kenalin diri lo dong. Nama lo sapa?"

"Bukan."

Keno mengerutkan keningnya bingung,
"maksud lo?"

"Nama gue bukan sapa," jawab gadis itu singkat.

Keno mengelus dadanya berulang kali, dia menggelengkan kepalanya heran. ada ya manusia secuek perempuan ini? Keno memutuskan untuk menyerah dan hendak pergi, tapi kemudian gadis itu..

"Nama gue Kinara Reylan," Ucapnya, kemudian beranjak pergi dengan lempeng meninggalkan Keno yang malah menggaruk kepala belakangnya bingung.

"Dasar bebek aneh," gumamnya kemudian ikut pergi meninggalkan taman tersebut.

Bersambung...










#NoteAuthor.

Hehe..

Bagaiman bab pertamanya?

Kuharap kalian suka. Maafkan typo yang sering kali terlihat, dan juga komentar dan saran kalian sangat ditunggu ya ^_^

Nantikan part selanjutnya ya!

Seeyoubaybay

SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang