Sepatu hitam mengkilau milik Tae Sung mulai memasuki ruang aula. Dia melihat ada ratusan orang sedang terduduk rapi di setiap kursi yang disediakan masing masing.
Pria itu membenarkan dasi dan jasnya. Kakinya menaiki beberapa anak tangga dan menuju microphone yang berjarak beberapa cm di depannya.
"Apa kau sudah memberi tahunya agar tidak bersikap seperti biasanya?" Seung Dae memperhatikan Tae Sung dari kejauhan. Ia juga menoleh ke arah Jung Mo.
Jung Mo tersenyum karna memperhatikan Tae Sung. Kemudian matanya menatap Seung Dae. "Dia sangat keras kepala." Seung Dae menahan tawa nya dengan kepalan tangan.
Jung Mo menepuk pundaknya pelan. "Memang seperti itu cara nya berbicara." Jung Mo melipat tangannya di dada dan memperhatikan Tae Sung kembali.
"Kau jaga dia. Aku akan kembali nanti." Jung Mo pergi dari sana. Seung Dae hanya mengangguk ketika pria itu memberinya perintah.
***
"Ambil saja kembaliannya!" Chaesa segera berlari menuju gedung besar bernama NG didepannya.
"Aniii, aku terlambat." Chaesa segera berlari menuju kedalam gedung. Ia menabrak beberapa staf NG karna terburu buru.
Ting. Ia segera keluar dari lift setelah melewati beberapa menit yang lumayan lama hanya untuk sampai di lantai paling atas, lantai 15.
Ia melihat pintu besar berwarna keemasan itu sudah di tutup dan terdapat 2 pria menggunakan jas hitam di depan pintunya.
"Aku harus masuk." Chaesa mengatur nafasnya. 2 pria itu saling melihat diri nya. Chaesa membuka tasnya dan menunjukkan 2 kartu yang menandakan ia harus mengikuti wawancara karyawan.
"Tapi, wawancara telah dimulai." Chaesa mengangguk. "Aku akan tetap masuk. Ku mohon."
2 pria itu saling melihat. Dan akhirnya mengizinkan Chaesa untuk memasuki aula.
Chaesa sedikit berlari di lorong berwarna merah ini. Dirinya tak akan menyangka dalam ruangannya akan seperti ini.
"Apa gunanya kalian mendaftar di perusahaanku jika kalian bahkan tidak mau berusaha!"
"Bagaimana jadinya jika mereka tidak bisa mempercayai applikasi yang kita buat? Padahal suatu produk akan dinilai seberapa kualitasnya dari sang pembuat!"
Chaesa berhenti berlari. Ia menelan saliva nya ketika samar samar mendengar suara Tae Sung. Ia memegang dada nya ketika merasa detak jantungnya berdetak cepat.
"Kenapa aku se gugup ini?"
Chaesa memejamkan matanya sebentar lalu membukanya lagi.
"Fighting!" Chaesa memasuki pintu ruang aula. Ia melihat ratusan orang terduduk di kursi mereka masing masing. Dan ada 1 pria sedang berdiri menggunakan jas hitam di depan.
Bunyi sepatu milik Chaesa berhasil membuat seluruh mata orang orang yang mengikuti karyawan mulai mengawasinya. Begitupula dengan Tae Sung.
"Kau!" Tae Sung berteriak dengan nada tegas. Chaesa langsung terpaku di tempat.
Jarinya menunjuk dirinya sendiri. "Nee, aku?" Ia menelan saliva nya dengan kasar.
"Siapa lagi jika bukan kau!"
Chaesa memejamkan matanya takut ketika Tae Sung membentaknya dengan sangat keras. Ditambah ia harus dipermalukan di ratusan orang yang sedang melihatnya sekarang.
"Kenapa kau kemari!"
Chaesa segera menatap mata Tae Sung. Ia berpikir ia tak boleh segugup ini hanya karna pria sepertinya.
"Aku mengikuti wawancara kali ini. Namun aku terlambat karna taxi ku mengalami macet dijalan."
"Ya! Lihat sekali lagi contoh orang bodoh sepertinya! Dia berusaha ingin bekerja di perusahaanku. Namun saat dia datang ke wawancara saja terlambat!" Chaesa menunduk ketika mendengar ucapan Tae Sung. Baru kali ini dia melihat pria sekasar dirinya.
"Keluar!" Chaesa mengangkat kepalanya. Ia melihat mata Tae Sung menatap ke arahnya. "Kau! Keluar dari sini!"
"Jebal, beri aku kesempatan sekali lagi." Chaesa memohon. Tidak mungkin jika dirinya harus pergi dari sini. Dia benar benar membutuhkan pekerjaan.
Tae Sung segera menuju ke tempat Chaesa berdiri. Chaesa perlahan mundur ketika menyadari mata pria itu seperti menyimpan seribu amarah kepadanya.
"Keluar!" Tae Sung sudah berdiri di depannya. Mata pria itu menatap tajam ke arah Chaesa.
"A-aku sangat ingin bekerja di perusahaanmu." Tae Sung tertawa merendahkan. Chaesa kebingungan kenapa pria itu tertawa.
"Aku tidak menerima orang bodoh seperti mu." Tae Sung memperjelas omongannya. Chaesa menunduk ketika Tae Sung berkata seperti itu kepadanya.
"Kau," Tae Sung menatap ngeri ke arah Chaesa. "Pabbo-ya." Lanjutnya.
Tae Sung segera pergi dari hadapannya. Tanpa disadari sedari tadi Chaesa menangis.
"Aku hanya melakukan kesalahan sekali tapi mengapa kau bersikap kejam!" Chaesa berteriak. Tae Sung yang mendengarnya menghentikan langkah kakinya. Suasana di aula tersebut semakin kacau.
"Ani, bukan seperti itu caranya, Tae Sung." Seung Dae melihat perkelahian diantara mereka. Chaesa membuka tasnya dan mencari sesuatu disana.
"Aku berharap bisa bekerja di perusahaanmu," Chaesa mengangkat kedua kartu tanda mengikuti wawancaranya. "Tapi sikapmu sangat kasar!" Chaesa membuang kartu itu dan langsung pergi dari sana.
Tae Sung hanya diam saat gadis itu mengucapkan kata kata tadi. Pria itu juga ikut pergi dari aula.
"Astaga, mau kemana kau, Tae Sung! Wawancara ini belum selesai!" Sung Dae segera mengejar Tae Sung yang mengeluari ruang aula.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BILLIONAIRES MAN
RomanceWarning! Adult konten. Bijaklah dalam memilih bacaan! Kim Tae Sung adalah seorang CEO di perusahaan NG. Ia memiliki sifat kejam, arogan, egois dan dingin. Trauma nya di masa lalu membuatnya membenci seorang wanita. Hingga pada suatu hari ia bertemu...