EMPAT.

3.2K 415 59
                                    

Seperti liburan kemarin, Draco dan Hermione kembali bertukar surat dengan burung hantu. Hampir setiap hari mereka bertukar surat. Namun tiba-tiba Draco berhenti membalas suratnya. Hermione mencoba mengirim beberapa surat lagi namun Draco tak kunjung membalasnya. Membuat Hermione cemas setengah mati.

Apa sesuatu terjadi pada pemuda itu? Atau pemuda itu hanya sedang mengerjainya?

Hingga akhirnya Hermione memilih untuk tinggal di The Burrow beberapa hari menjelang tahun keenam di Hogwarts. Dan hari ini ia, Harry dan Ron berencana mengujungi Fred dan George ditoko lelucon milik Weasley kembar itu.

Saat tengah melihat-lihat barang-barang yang dijual ditoko itu, seorang pria menatapnya menggoda. Hermione bergidik ditatap seperti itu. Menggelikan, sungguh. Hermione yakin Draco pasti akan memberi pelajaran pada pria itu jika Draco ada disini dan melihat tatapan pria itu padanya sekarang. Ah, Hermione jadi semakin merindukan pemuda itu.

Mereka beralih mengujungi toko Ollivanders, toko yang menjual tongkat sihir. Toko itu kosong dan berantakan. Pemiliknya entah berada dimana sekarang. Yang mereka tahu, semuanya ulah Pelahap Maut. Hermione bergidik ngeri membayangkan apa yang terjadi sebelumnya ditoko ini.

"Harry, apa perasaanku saja atau memang Draco dan ibunya terlihat seperti dua orang yang tidak ingin diikuti?" kata Ron yang berdiri didekat pintu kaca toko itu. Hermione mematung beberapa saat mendengar nama pemuda itu. Lalu, ia berjalan mendekati dua sahabatnya itu.

Hermione tidak bisa menahan senyumnya begitu melihat pemuda itu disana. Ia bersyukur sedang tak ada yang memperhatikannya. Ada rasa lega yang tidak bisa ia definisikan begitu melihat pemuda itu secara langsung. Meskipun ia masih tak mengerti kenapa pemuda tak membalas suratnya lagi.

Hermione bersyukur pemuda itu tampak baik-baik saja. Tapi ia juga khawatir melihat wajah pria itu yang semakin memucat dan tubuhnya yang terlihat semakin kurus dari terakhir kali mereka bertemu. Yaampun, apa pemuda itu tidak makan dan istirahat dengan benar selama liburan ini?

Mereka akhirnya memutuskan untuk mengikuti dua Malfoy itu dari jarak yang cukup aman. Hingga akhirnya Draco dan ibunya masuk kedalam toko berpamflet Borgin and Burkes.

Hermione sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dengan buku yang dibacanya saat ini. Pikirannya kemana-mana walaupun matanya fokus ke bukunya. Terlalu banyak hal yang ada dipikirannya sekarang. Dan yang paling mengganggu adalah tentang Draco Malfoy.

Apa dugaan Harry benar? Bahwa pria itu kini salah satu dari mereka? Salah satu dari Pelahap Maut?

Hermione tidak ingin mengiyakan tapi ia sendiri juga tahu hal itu akan terjadi. Bahwa pemuda itu sudah ditakdirkan untuk menjadi pengikut Voldemort bahkan sebelum ia dilahirkan. Hanya tinggal menunggu waktu dan Hermione merasa ini terlalu cepat.

Jika memang dugaan Harry benar―apa itu alasannya pemuda itu berhenti mengiriminya surat? Apa itu alasan kenapa pemuda itu berubah jadi pendiam?

Hermione memperhatikan dari meja Gryffindor saat Dumbledore mengumumkan bahwa Snape-lah guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang baru dan hampir seluruh murid Slytherin bersorak senang. Ya hampir. Karena ada satu murid Asrama Slytherin yang tidak menampilkan raut bahagia. Dan murid itu adalah Draco Malfoy.

Pemuda itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. Wajahnya kentara sekali sedang depresi. Hermione tiba-tiba ingin sekali menghampiri dan memeluk pria itu lalu memaksa pemuda itu makan sebanyak mungkin agar tidak semakin kurus dan pucat. Setelah itu Hermione akan mencoba menghibur pria itu dengan sakrasme atau sebuah ciuman. Namun Hermione tahu ia tidak bisa melakukannya.

[1] Our Story ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang