Menghabiskan waktu bersama Draco dirumahnya didunia muggle ternyata bukanlah ide yang buruk. Sesungguhnya―itu justru merupakan ide terbaik saat ini karena saat bersama pemuda itu, mimpi buruknya hilang. Dan Hermione merasa jauh lebih baik ketimbang saat ia masih tinggal di The Burrow.
Mereka banyak melakukan hal-hal berbau muggle bersama seperti menonton film, berjalan-jalan ke beberapa tempat dengan taksi―yang sudah jelas belum pernah dinaiki Draco sebelumnya―, dan bermain beberapa permainan muggle. Hermione tahu Draco sebenarnya cukup menikmatinya walaupun pria itu selalu mengeluarkan kritikannya pada setiap hal-hal berbau muggle yang mereka lakukan atau temui. Hermione paham jika pria itu memiliki ego yang lebih tinggi dari pada tubuhnya sendiri.
"Jadi muggle takut pada hantu? Cih, payah sekali." Hermione hanya memutar bola matanya malas mendengar komentar Draco seusai mereka menonton sebuah film horor. Ia sudah terlalu malas menanggapi komentar pedas Draco tentang hal-hal berbau muggle. Jika ia menanggapi hanya akan terjadi pertengkaran tak berujung nantinya.
"Kau mau kemana?" tanya Draco begitu Hermione bangkit dari sofa yang sedang mereka duduki.
"Tidur lebih baik dari pada mendengar komentar tak bermutumu itu, Malfoy."
Draco menyeringai, "Kau yakin bisa tidur tanpa aku?"
Hermione memilih tetap beranjak kekamarnya tanpa menjawab. Ia tahu Draco hanya mencoba menggodanya seperti biasa.
Draco mendengus melihat Hermione yang mengacuhkannya. Dengan malas ia ikut bangkit dari sofa―lalu berjalan menyusul Hermione kekamarnya dilantai atas.
Semenjak hari pertama mereka tidur bersama―mereka memutuskan untuk selalu tidur bersama setidaknya selama mereka dikediaman Hermione. Karena entah bagaimana, mimpi itu hilang saat mereka tidur bersama. Seakan kehadiran satu sama lain merupakan mantra paling ampuh untuk menangkal mimpi buruk mereka.
Beberapa orang mungkin akan berpikir macam-macam jika Hermione menceritakan hal itu. Ditambah dengan fakta Draco selalu bertelanjang dada saat tidur―Hermione tak bisa menyalahkan jika mereka berpikiran macam-macam. Tapi Hermione berani bersumpah, mereka tak pernah melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar berpelukan dan berciuman. Atau dengan kata lain, sex.
Mungkin sex bukanlah hal yang tabu lagi dinegaranya. Apalagi umurnya dan Draco sama-sama sudah bisa dikatagorikan dewasa. Secara hukum, mereka bebas melakukan apapun yang mereka mau. Namun―Hermione sudah berjanji pada dirinya sendiri tak akan melakukannya sebelum dirinya menikah. Ia hanya akan memberikan hal itu pada suaminya, kelak. Terdengar kuno memang tapi Hermione tak peduli. Virginitas adalah kehormatannya sebagai wanita. Dan Hermione tak ingin kehilangan hal itu sebelum saatnya.
"Granger?" panggil Draco yang sudah menyembulkan kepalanya dipintu kamarnya. Lalu, pemuda itu masuk kedalam kamarnya―hanya menggunakan celana piyamanya. Dan Hermione sudah cukup terbiasa dengan kebiasaan kekasihnya itu.
Draco duduk disampingnya diranjang. Pria itu menampilkan ekspresi seriusnya―ekspresi yang jarang sekali ditunjukkannya. Membuat Hermione bertanya-tanya apa yang membuat pria itu menampilkan ekspresi tersebut.
"Ada apa?"
"Orang tuamu." Jawab Draco. Wajahnya terlihat murung, membuat Hermione merasa khawatir karena menurutnya wajah murung pria itu berhubungan dengan kabar tentang orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Our Love
FanfictionHanya kisah cinta antara Hermione Granger dan Draco Malfoy seusai perang besar. [Second Story of Our Story] Published at Oct 9th, 2016.