Prolog

26 3 0
                                    

"Anak-anak kalian adalah mahasiswa semester 7, dan sesuai dengan kurikulum kalian semua akan melaksanakan KKN, dan masing-masing kelompok ditempatkan di daerah yang berbeda-beda!" ucap Bu Marni--dosen pembimbing KKN.

"Bu kira-kira kita semua kelompoknya berapa orang?" ucap Fadya.

"satu kelompok berlima dan saya yang akan menentukan kelompok dan tempat observasinya!" ucap Bu Marni.

"baiklah sekarang saya akan bacakan kelompok kalian masing-masing," ucap bu Marni.

Setelah dibagikan kelompok dan daerah observasi ada satu kelompok yang tidak setuju dengan anggota nya, yaitu kelompok 5 yang merupakan kelompok terakhir.

"Bu! kok saya sekelompok sama si Cidra anak Cupu ini sih bu! saya gamau sekelompok sama dia!" ucap Tasya.

"Maaf Tasya ini semua ibu yang mengatur agar kalian bisa saling akrab dan tidak mendiskriminasi Cidra. bagaimanapun dia adalah teman kelas kalian, paham itu?!"

"IYA IYA BU, PAHAM!" ucap Tasya sambil teriak dan kemudian menatap Cidra dengan tidak suka.

Setelah mata kuliah selesai. Cidra pun membereskan alat tulis nya, tetapi Tasya  tiba2 datang dan menggebrak meja Cidra.

"HEH! Anak CUPU, Jangan mentang-mentang lo sekelompok sama gue. Gue mau ya temenan sama lo, itu gaakan pernah terjadi!" ucap Tasya kemudian pergi.

****
tok..tok..tok!

"Ibu.. Cidra pulang bu..."

tok..tok..tok!

"Eh anakku yang cantik sudah pulang, yaudah yuk masuk abis itu kamu ke kamar dan langsung ganti baju ya. Kita akan makan malam, Ibu sudah masak," ucap Ibu Dina sambil tersenyum.

"iyaa bu, aku ke kamar dulu ya bu," ucap Cidra.

"Iya sayang, ibu siapkan dulu ya makanannya. Oh ya jangan lupa shalat maghrib dlu dan adikmu Bimo belum pulang sekolah tuh, bisa kamu telepon dia nanti?"

"Iya bu, nanti Cidra telepon Bimo." ucap Cidra kemudian pergi ke kamarnya.

Ya Cidra memang tidak kaya dan hanya memiliki rumah yang sederhana, dan ia juga merupakan anak yatim yang kehilangan bapaknya karena meninggal dunia saat Cidra masih kecil, saat ini Cidra hanya tinggal bersama Ibu dan adiknya Bimo.

Saat Cidra dikamar, ia pun merebahkan ditinya di kasur sejenak.

"Kenapa sih, Tasya gak suka banget sama aku? emang aku salah apa sampe dia melakukan hal seperti itu."

"Oh ya, tapi tadi saat Bu Mirna menyebutkan nama desa itu aku tidak asing mendengarnya, seperti yang pernah diceritakan bapak kalau desa itu berbahaya."

"akhhh, semoga aja gak bener ya Tuhan.."

Kemudian Cidra pun segera mandi mengganti pakaiannya, melaksanakan shalat maghrib dan menelepon adiknya.

tuttt..tutt.. (suara sambungan telepon)

"halo, assalamualaikum kak. Ada apa kak?"

"Waalaikumsalam. Ini kamu disuruh pulang sama Ibu untuk makan malam nanti. Cepat pulang ya dek!"

"oh iya kak, sebentar lagi Bimo selesai."

"okedeh.."

tutt.. sambungan terputus

(Ya memang Bimo itu merupakan anak yang sangat rajin dan terpintar dikelasnya, maka tak heran jika Bimo sering pulang telat karena sibuk mencatat atau belajar bareng dengan temannya)

"Bu tadi si Bimo udah ku telpon, katanya bentar lagi dia pulang." ucap Cidra

"oh yaudah, kamu makan duluan aja ya, abis itu belajar." ucap Ibu

"okay bu!"

Setelah makan malam, Cidra pun segera ke kamarnya untuk belajar. Tetapi, saat membuka bukunya tidak sampai 30 menit, ia pun merasakan sakit di kepalanya dan selalu saja pikirannya terganggu dan tertuju pada tempat KKN nya itu.

"Aww! sakit banget kepalaku, tapi kenapa bayangan itu terus muncul ya. Dah lah maaf ya bu untuk kali ini Cidra gak belajar mau istirahat dlu" ucap Cidra berbicara sendiri.

Kemudian tak beberapa lama ia pun tertidur.

N A W A N GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang