Wooseok mengeratkan genggamannya pada pinggang Seungwoo tatkala laki-laki itu mengerem snowmobilenya. Angin masih berhembus dingin, meskipun tidak sekencang tadi. Sudah hampir satu jam mereka menyusuri buki, tapi tak ada tanda-tanda kehidupan manusia di sini.
"Sepertinya kita harus kembali ke resort." Seungwoo berkata di sela gemeletuk giginya.
"Kenapa? Yohan belum ketemu." Wooseok masih ingin melanjutkan pencarian.
"Bahan bakar benda ini hampir habis." Seungwoo mengetuk-ngetuk stang snowmobilenya. "Kalau kita kehabisan bahan bakar sekarang, kita akan terjebak di sini. Kau mau menambah korban hilang?"
Masuk akal juga, batin Wooseok.
"Tapi bagaimana dengan Yohan? Seungyoun...kita juga belum mendapat kabar darinya."
"Kita kembali ke resort, mengisi bahan bakar, lalu mencari lagi. Aku yakin badai akan reda sebentar lagi. Semoga di mana pun mereka berada, mereka berdua baik-baik saja."
Wooseok mengangguk menerima usul Seungwoo. "Baiklah... Aku percaya mereka akan baik-baik saja."
Seungwoo kembali menjalankan snowmobilenya, tetapi sekarang berbalik arah menuju resort. Sekilas ia melihat tangan kecil Wooseok yang menggenggam erat jaketnya di bagian pinggang. Entah kenapa ia gemas dengan perilaku gadis itu. Dengan sengaja ia mengambil tangan Wooseok, lalu melingkarkan di perutnya sendiri. "Pegangan yang lebih erat. Aku tak mau kau jatuh saat aku ngebut."
"I-iya..."
Wooseok bersyukur, setidaknya karena ia berada di belakang, Seungwoo tak akan melihat wajahnya yang memerah.
.
.
."Eh? Be-berpelukan?" Seungyoun bisa merasakan wajahnya memanas. Mungkin karena terlalu kedinginan bicara Yohan jadi melantur.
"Iya...kemarilah. Dengan berbagi kehangatan tubuh masing-masing kita bisa bertahan bersama."
"Ta-tapi...Yohan, aku belum pernah memeluk seorang gadis sebelumnya."
"Seungyoun-ah. Ini bukan saatnya untuk malu." Meskipun berkata begitu, Yohan sebenarnya malu setengah mati. Tapi daripada ia mati sungguhan karena malu, lebih baik ia mengatakan idenya selagi sempat. "Kita bisa berlindung di bawah jaketmu selagi berpelukan."
"Baiklah..."
Dengan canggung Seungyoun mendekat dan mulai membaringkan tubuhnya di sebelah Yohan. Ia bergeser sedikit karena jarak tubuh mereka ternyata masih belum cukup dekat. Seungyoun mengangkat jaketnya yang masih menutupi tubuh Yohan. Dengan perlahan ia membawa tubuh gadis itu ke dalam dekapannya, lalu menyelimuti tubuh mereka dengan jaketnya.
"Haaah... Ini lebih baik." Desah Yohan lega. Setidaknya kalaupun ia mati kedinginan Seungyoun tidak akan mati bersamanya.
Seungyoun sesekali menahan napasnya. Tubuh mereka yang terlalu dekat membuatnya takut bahkan untuk bernapas. Yohan pasti bisa merasakan hembusan napasnya sekarang. Bibirnya berada tepat di depan dahi Yohan. Dan saat tak sengaja Yohan bergerak, bibirnya mengenai dahi gadis itu. Ia bisa merasakan suhu tubuh Yohan.
"Yo-Yohan..."
"Mm?"
"Kau dingin sekali..."
"Aku sudah berjam-jam terkurung di sini."
"Jadi tadi kau terkurung di sini? Bagaimana caranya kau keluar?"
"Aku menendang pintunya."
"Ya... Kau benar-benar... Aku tak akan berani cari masalah denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
RECTANGLE [Yohan-Seungyoun-Wooseok-Seungwoo]
FanfictionCinta segiempat. Saat mencintai dan dicintai tidak bertemu. Akankah ada akhir bahagia untuk mereka berempat? Kisah cinta remaja, kehidupan sekolah dan masalah keluarga. YounSeok, YounHan, WooSeok, WooHan. GS for Yohan and Wooseok. Happy Reading~