8

454 73 26
                                    

"Apa maumu anak beasiswa? Sudah mendekati Seungwoo, sekarang mendekati Wooseok, besok-besok siapa lagi yang mau kaudekati, hah?"

Yohan mengernyitkan dahinya bingung, apa juga urusan mereka dia mau mendekati siapa.

"Kami membiarkanmu selama ini, tapi kali ini kau benar-benar keterlaluan."

"Huh?" Yohan masih tidak mengerti di mana letak kesalahannya.

"Orang miskin yang suka mencari perhatian orang-orang kaya itu ME-NYE-BAL-KAN!"

"Kau seharusnya tahu tempatmu di mana!"

"Kau tidak pantas bersekolah di sini!"

"Enyah saja kau!"

"Dasar tidak tahu diri!"

Yohan semakin terpojok. Ia memang bukan anak lemah yang akan pasrah saja saat dirundung. Tapi ia juga bukan orang yang suka mencari masalah. Jelas akan menjadi masalah kalau ia melawan. Para gadis ini akan berakhir di rumah sakit karena tendangan taekwondonya.

"Maaf saja, tapi aku tidak seperti yang kalian tuduhkan. Aku tidak sengaja-sengaja mencari perhatian orang-orang kaya itu, jadi kalian tak perlu khawatir. Aku tetap Kim Yohan yang miskin. Permisi."

Yohan hendak menerobos kabur dari para gadis yang mengelilinginya, tapi langkahnya terhenti saat rambut pony-tailnya ditarik paksa hingga ia jatuh terduduk di lantai kamar mandi.

"Ini pelajaran untukmu agar tidak macam-macam. Kau berulah lagi, maka bersiap saja mendapatkan yang lebih buruk dari ini."

Ketiga gadis itu pergi sambil mengibaskan rambut mereka. Yohan hanya bisa meringis. Menahan sakit di bokongnya juga emosi karena diperlakukan tidak pantas.

"Auh! Kalau aku tidak menahan diri, habis kalian!" Kesalnya dengan tinju terkepal.

.
.
.

Yohan melanjutkan perjalanannya ke kelas yang tertunda karena mampir ke toilet. Baru saja menjauh dari tempat itu seseorang memanggil namanya.

"Kim Yohan!"

Yohan menoleh dan hampir mendapat serangan jantung karena melihat siapa yang memanggil namanya. "Cho Seungyoun..."

"Selamat pagi, bagaimana flumu?"

Yohan memilin ujung blazernya salah tingkah. Kenapa sih Seungyoun begitu perhatian? "Ng, sudah lebih baik. Terima kasih vitaminnya, sangat membantu." Jawab Yohan malu-malu.

Sungguh ini bukan gayanya sama sekali. Tapi ia tak bisa bertingkah normal di depan Seungyoun. Demi Tuhan, ini masih pagi!

"Ah, kau sendiri...sudah berbaikan dengan Wooseok kan?" Tanya Yohan basa-basi.

Seungyoun menggeleng. "Semalam dia tidak di rumahnya. Aku khawatir sampai mencarinya seperti orang gila. Ternyata dia menginap di rumah teman. Aku belum sempat memberikan vitamin padanya. Haaah...tapi semua akan baik-baik saja. Kuharap begitu."

Yohan mengangguk-angguk saja. Tak mungkin kan ia bilang pada Seungyoun kalau Wooseok semalam menginap di rumahnya. Bisa-bisa Seungyoun marah karena ia tidak mengabarinya apapun tentang Wooseok. Lagipula ia telah dengan bodohnya berkata seperti semalam pada Wooseok. Tentang jangan membuat Seungyoun sedih dan sebagainya. Aaargh, kenapa juga ia ikut campur urusan mereka?

"Hei, kau baik-baik saja?"

"Huh?"

"Kau melamun."

"Ahahahahahaha... Tidak. Aku duluan ya, dah Seungyoun." Dengan langkah cepat Yohan mendahului Seungyoun.

Tapi lagi-lagi, baru beberapa langkah Yohan berjalan, Seungyoun kembali menghentikannya. Kali ini wajahnya tampak serius. Ia pun mendekatkan dirinya pada Yohan lalu memelankan suara.

RECTANGLE [Yohan-Seungyoun-Wooseok-Seungwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang