Anak baru

48 1 0
                                    

Aku bangga menjadi putih abu- abu
Tapi aku tetap bangga pernah menjadi putih biru. :):)

     Dipagi hari yang cerah, ketika semua siswa siswi baru memasuki gerbang sekolah SMAN 13 BANTEN TENGAH. Tak terkecuali, dengan Deandra, yang mulai melangkahkan kakinya turun dari mobil dan memasuki gerbang sekolah.

  "Pamit ayah, Assalamualaikum". Ucap Dean dengan mencium punggung tangan ayahnya.

"Waalaikumsalam, iya kamu hati- hati ya sayang jangan nakal".

Dengan senyum yang indah khasnya Dean mengangkat tangannya kedahi sembari memberi hormat bak prajurit kepada tuannya. "Siap ayah". dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Huuuuuu, gini ya rasanya putih abu- abu" batin Dean sembari berjalan memasuki gerbang.

  "Dean".. Sapa teman- temannya dikoridor sekolah dengan melambai- lambaikan tangannya seperti mengajak Dean bergabung dengan mereka.

  Sontak Dean terkejut dan mencari asal suara tersebut, dan didapatilah teman- temannya yang sedang melambaikan tangan kearahnya.

"Hai,, iya".. jawab Dean dan berlari kecil menuju teman- temannya.

"Tumben amat lu cepet on time" Indah angkat bicara.

"Yaaa lu kira gua apaan, ini kan hari pertama masuk kali gua udah telat" balas Dean dengan menaikkan tangannya kedada.

"Ha hiya hiya, Dean kan emang rajen binggo" Jawab Nira sambil mencubit pipi Dean.

"Udah udah jangan ngegibah disini, yok buruan cari kelas" Ajak Billa, melerai perdebatan teman temannya.

"Yang ghibah siapa, wahai nenek lampir" sahut Indah dengan menyodorkan mukanya kedepan muka Billa,

" Udah udah yok cari mading" Ajak Dean, pergi meninggalkan besplennya itu.

Setelah berdebat panjang lebar akhirnya tibalah Dean, Nira, Indah, dan Billa didepan mading yang sedari tadi rame oleh siswa siswi yang lain untuk memastikan kelas mereka.

"Ya alloh, kok gua sekelas lagi ama lu" kesal Nira pada Indah yang masih berkutik mencari namanya didinding Mading tersebut.

"Mana?, Gak ada. Lu salah nama kali" jawab Indah yang masih menurun naikkan jarinya pada selembar kertas putih disana.

"Lu buta apa tuli neng, nama sepanjang itu kok gak liat, minus berapa sih" omel Nira dengan menyodorkan telujuknya menunjuk nama Indah.

"Oh iya, sorry bro,, hehe" jawab Indah kikuk.

"Eh bentar!, Kok gue bisa satu kelas lagi sama lo" bingung Indah mengkerutkan dahinya tidak yakin.

"Ya udah jodoh emang gak kemana kali, syukurin no" Balas Dean dengan menepikan Indah dan Nira lalu maju kedepan mading untuk melihat namanya.

"Alhamdulillah, syukur deh gak masuk Ipa" lirih Dean mengelus dadanya.

Dean adalah anak yang gak suka banget sama ribet, apalagi belajar matematika, menurutnya belajar matematika adalah suatu hal yang sangat membosankan baginya. Makanya pas pendaftaran siswa baru kemarin Dean lebih memilih jurusan Ips, selain mengarah sama hobi dan cita- citanya, Dean juga gak suka sama itung- itungan yang merepotkan baginya, padahal Dean bintang disekolah sewaktu SMP kemarin, entah apa yang membuatnya benci akan matematika mungkin ada sesuatu padanya.

"Ha,? Trus lo masuk apaan De??" tanya Billa bingung. "Terus gue gimana, masuk apa coba" panik Billa mendekati Dean dengan menunjuk kertas putih dimading tersebut.

"Mana ada nama lo disana, goblok" Ujar Dean dengan menoel kepala Billa.

"Terus nama gua dimana dong" Ujar Billa sambil memajukan bibitnya dua centi kedepan dan menggaruk- garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Lah, kemaren pas lo daftar milih jurusan apa emang" Sahut Indah berjalan menuju Billa dan Dean.

"Ipa sih" jawab Billa dengan wajah yang memelas seperti mintak dikasihani..

"Yaellah, ya udah lo cari di Ipa ngapain cari di ips, dasar goblok" Kesal Nira.

"Hehee,, iya iya maaf" timbal Billa, dengan cengengesan.

"Ya udah yok, masuk kelas masing- masing" Ajak Dean berjalan meninggalkan temannya itu.

Kebiasaan Dean meninggalkan besplenya itu tanapa kata- kata sedikit pun.

"Eh bentar De, lo mau kemana?, itukan arah kekelas bahasa" Ejek Indah, melihat temannya itu salah arah.

"Oh, iya lupa" sahut Dean, dengan rasa tak bersalah berbalik arah menuju kelas Ips.

"Dasar sinting" Gumam Nira mengeleng gelengkan kepalanya.

"Yahh, berarti kita pisah dong" gumam Billa

"Mana ada.." Timbal Nira dan Indah berbarengan.

"Oh iya ding, kalian kan emang besplen yang cucok banget, kelas aja dari SMP gak pisah- pisah" Lirih Billa menutup mulutnya sembari terkikih.

"Elo, mah songong" kesal Nira.

"Au ah" jawab Indah sembari pergi meninggalkan Nira dan Billa didepan mading.

"Ya udah, bye..." Dadah Nira kepada Billa dengan mundur kebelakang.

"Hmmmmmm." gumam Billa.

Sorry ya baru dikit, udah ngantuk soalnya.
Jangan lupa vote ya🤣

Malam minggu memang seru
Tapi, mengunjungi
Dan berbagi cerita padamu
Rasanya lebih indah.

Salam sayang, Dean:)
#penikmatluka.💔

Kenapa Harus AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang