65. The War 7: Is it Him?🌹

915 71 6
                                    

Matanya mengerjap, keningnya berkerut ragu, kelopak matanya mulai bergerak lagi ketika merasakan cipratan air mengenai wajahnya. Gadis itu, gadis bermata ungu dengan rambut putih membuka matanya. Chelsea mengernyit melihat beberapa orang di sekitarnya yang mendesah lega. Kepalanya cukup pusing membuatnya menunda untuk beranjak. Namun, ketika mengingat apa yang telah terjadi barusan, ia langsung duduk dan menatap sekitarnya dengan tajam.

 Namun, ketika mengingat apa yang telah terjadi barusan, ia langsung duduk dan menatap sekitarnya dengan tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mereka masih berdatangan?" Tanya Chelsea terkejut. Suasana di sekitarnya ternyata sedikit ramai. Banyak sentrofos yang mengepung mereka.

Veron mengangguk cepat, "kau baik-baik saja?"

Chelsea mengangguk, "ya. Bagaimana bisa mereka tetap menyerang kita?"

"Aku tidak tahu. Tapi, setelah kau pingsan tadi, malah semakin banyak sentrofos yang datang menyerang." Jawab Andre.

"Bukankah ini berarti masih ada seseorang dibalik semua ini?" Tanya Charlotte curiga.

"Ya. Dan selama ini ia hanya memanfaatkan Raja Cahaya. Sebenarnya, bukan Raja Cahaya yang ingin menguasai dunia hitam melainkan orang itu." Pendapat Annie.

"Tumben sekali kau pintar." Tukas Andre memikirkan kalimat Annie. Shewolf itu mendengus.

"Jadi, nona-nona dan tuan-tuan, apa kalian mau menyerah?" Seeorang sentrofos cantik dengan high heels cukup tingi itu melipat tangannya di dada dengan santai. Dia adalah Key.

Chelsea langsung berdiri menatap Key dengan tatapan datar. "Siapa penyihir itu?"

Key terkekeh, "posisimu tidak memungkinkan untuk bertanya nona. Kau terkepung." Kalimatnya menajam pada dua kata terakhir. Veron dan yang lainnya langsung berdiri di samping Chelsea.

"Kau pikir kami akan mudah jatuh?" Desis Andre tajam. Key menggendikan bahu.

"Tidak memang, lagipula aku tak ingin menyerang kalian. Membuang tenaga saja." Ia mengibaskan tangan tak peduli.

"Jadi? Jika tak ingin menyerang kami, apa yang kau inginkan?" Tanya Annie curiga.

"Kau ingin tahu?"

Veron melesat cepat memeluk Chelsea dan menjatuhkan diri membuat gadis itu berguling bersamanya dalam beberapa meter kedepan. Chelsea memekik kaget ketika Annie pingsan setelah panah berwarna emas itu menancap di bahunya.

"Tenanglah," bisik Veron sambil membantu Chelsea berdiri.

"Bawa dia." Perintah Key. Beberapa sentrofos mulai mendekat. Namun dengan cekatan Andre menghalau mereka, melemparkan beberapa batu yang ia bawa dengan tepat sasaran, mengenai mata mereka.

"Charlotte, bawa Annie!" Seru Andre. Namun, tak ada sahutan. Andre menoleh ke belakang dan menemukan Charlotte sudah pingsan dengan panah emas yang menancap pada tengkuknya. "Sial."

Destiny Rules ✔ [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang