CHAPTER 1

74 4 0
                                    

Embun hari ini menepi ketika raja fajar datang dari ufuk timur. Membangunkan seluruh penduduk negeri para bangsawan dan masyarakat kelas menengah nan ramah, Negeri Amihanan. Negeri yang terkenal akan sumber daya alam nya yang cukup banyak dan masyarakat serta para bangsawan yang saling menghargai dan menghormati.

Ku dengar, raja dari kerajaan Amon, Raja Daniel memberikan tahtanya kepada sang pangeran, Tuan Louis.

(Sedikit cerita tentang Pangeran louis. Pangeran Amon calon raja ke 15 dengan nama panjang Louis Oliver adalah anak pertama dari raja amon, dan memiliki seorang adik yang merupakan seorang pangeran, calon penerima tahta kerajaan ke 16 setelah Pangeran Louis Oliver).

Tak lama kemudian, para kaki tangan kerajaan menghampiri tempat tinggal para bangsawan untuk mengundang mereka dalam pesta perjamuan Raja Louis. Mereka pun datang menghampiri rumahku.

Toktoktok...

Aku bergegas menuruni tangga dengan sepatu pantofel coklat yang aku gunakan, tak lupa dengan jas putih. Kemudian menghampiri tuan tersebut.

" Hai selamat pagi tuan Velice " ucapku dengan ramah sambil menundukkan badanku dan senyuman hangat ku lontarkan kepadanya.

Siapa yang tak kenal dengan tuan Velice? Tuan Velice adalah pemimpin pasukan pengawal kerajaan yang telah mengabdi pada Kerajaan Amon selama 10 tahun dan hampir diangkat menjadi seorang perdana menteri kerajaan karena sifatnya yang bijaksana. Namun karena ia menolak, ia tak menjabat sebagai seorang perdana menteri kerajaan, melainkan sebagai seorang penasihat sekaligus pemimpin pengawal kerajaan.

" Yang mulia nona Alfreda Femlee, saya selaku perwakilan dari kerajaan Amon, mengundang nona untuk menghadiri pesta perjamuan Raja Daniel karena Pangeran Louis telah menggantikan posisinya sebagai seorang raja. "

Aku pun menyetujui untuk menghadiri pesta tersebut, kemudian Tuan velice memintaku untuk bergegas dan bersiap-siap karena ia akan menjemputku dengan kereta kuda kerajaan Amon.

* setibanya di Kerajaan Amon *

Pesta yang sangat meriah. Negeri seberang pun menghadirinya.

Wahh sangat megah, bahkan lebih megah dari bangunan kerajaan Amihanan. "

Tak lupa aku memakai gaun bunga yang indah nan cantik, dan menghiasi rambutku dengan mahkota kecilku yang anggun. Aku menuruni kereta kudaku, dan memasuki gerbang istana Amon.

Malam pun tiba, dansa dimulai.

Maaf anggurku membuat gaunmu basah. "

Siapa tuan itu? Belum pernah aku melihatnya. Hei kemana dia? Dia menghilang dalam kerumunan dansa. Tuan itu sangat tampan, rambutnya berwarna oranye, poninya menutupi kening. Aku bertanya-tanya, siapa dia? Kurahap bisa kembali menemuinya.

Aku benar-benar menemukannya. T-tapi... dia berdansa dengan...

TANZEN - ALFREDA FEMLEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang