Tuan, aku tersadar dalam lamunanku bahwa aku hanyalah pengagum ilusi tentangmu. Bahwa aku hanya ber-angan menuliskan segala kisah kita dalam aksara.
Dan setiap aku berjalan ke arahmu rasanya sulit sebab pikiran ku selalu berbelit.
Aku tak pernah tau apa yang sedang kau pikirkan, aku pun tak tau nama siapa yang ada di hati mu saat ini.
Tuan, saat senja tiba- aku melihatmu. Melihatmu datang dan berkata 'ingat aku tak seperti senja, senja akan pergi dan aku akan terus menetap dihatimu'.
Pikiranku berkecamuk, hati ini terasa sakit sebab engkau mulai hilang dari sini. Hingga kini aku masih terdiam di tepi danau, melihat senja kembali hilang bersamaan denganmu.
Baru saja aku tersadar bahwa semuanya hanya ilusi, ironis bukan?
Langit berubah hitam. Sudah malam rupanya, dan aku? Masih saja diam disini menunggumu berbalik arah. Namun.. ah sudahlah percuma saja jika aku lanjutkan aksara ini.
Sebab engkau tak akan kembali.
Des•
yls
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Senja
Poetryhai, aku adalah seseorang yang tidak pandai untuk banyak berbicara.