IDE GILA

12 2 0
                                    

Mantra apa yang istemewa yang membuatku selalu percaya ada sesuatu di jogja
********************************************

Kejurda telah usai dan saat itu adalah liburan akhir semester bertepatan dengan akhir tahun. Aku berencana pergi ke jogja dengan memesan tiket kereta api lokal, yaa bisa di bilang paling murah karna untuk sekali berangkat tidak lebih dari 10k

2 hari sebelum keberangkatan. Seperti hari biasa aku menghabiskan waktu dengan berkumpul bersama kawan-kawan ku untuk sekedar srawung(berkumpul sambil bercerita) atau hanya sekedar mengisi perut yang kosong.
Di sela hening pembicaraan suatu ide yang keluar dari mulut kawan ku, ide yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Dia mengatakan "jogja" dan tanpa pikir panjang kita langsung menyetujui ide nya dan segera berangkat

Pukul 5 sore setelah ide itu terucap kami lalu berangkat ke jogja. Langit sudah kelabu yang menandakan akan tumpah nya air dari langit, tapi seakan tidak ada yang bisa menghalangi kami pergi ke kota itu. Berangkat hanya bermodal nekat tanpa rencana sebelum nya dan hanya membawa uang yang seadanya kami pun berangkat dengan di awali doa kepada tuhan.

Kami tiba di jogja pukul 7 malam bertepatan dengan adzan isya. Sesampainya di sana kami berencana menuju tempat paling terkenal di jogja, yaitu malioboro. Semua berjalan lancar sebelum melewati stasiun tugu, motor kami di berhentikan oleh polisi setempat dan kami di minta menunjukan SIM dan STNK motor. Celaka karna aku tidak membawa SIM dan kami di dakwa atas pelanggaran menerobos lampu merah. Kami pun di minta membayar denda sebesar 400k atau stnk kami di tahan dan harus mengikuti sidang tanggal 9 januari di kejaksaan jogja. Setelah negosiasi dengan polisi maka 400k di serahkan pada polisi, meskipun itu berarti seluruh uang yang kami miliki.

Lepas dari polisi, kami pun langsung menuju malioboro dan menikmati kota jogja walau di bebani pikiran bagaimana cara pulang. Pukul 11 malam kami putuskan mencari masjid terdekat untuk bermalam dan kita lanjutkan pagi hari. Perut lapar ditambah dinginnya lantai masjid yang terbuat dari keramik menambah kesengsaraan kami di jogja. Belum genap 10 menit memejamkan mata, kami di usir dengan alasan tidak untuk gelandangan. Dengan mata yang terasa berat kami pun beranjak meninggalkan masjid itu dan berniat mencari masjid lain untuk bermalam.

Mukjizat tuhan pun datang. Di saat bingung bagaiman cara pulang karna bensin tinggal sedikit, salah seorang teman kami yang tinggal di jogja pun menanyakan lokasi kami dan segera menghampiri kami. Dia meminjami uang 100k dua lembar untuk kami pulang. Setelah bertemu dia kami bergegas mencari tempat makan yang masih buka untuk mengisi perut dan bergegas pulang

Kami selesai makan pukul 1 malam dan dilanjut mengisi bensin motor. Rencana untuk menginap di masjid pun batal dan kami berencana langsung kembali ke solo.
Karna rasa kantuk kami pun memutuskan untuk mengendarai motor bergantian demi menanggulangi resiko microsleep

Jalanan yang sepi membuat kita bisa melaju kencang dan pukul 3 pagi kami tiba di solo. Aku tidak berencana langsung pulang kerumah tapi menginap di rumah salah seorang teman ku. Dan pukul 9 pagi aku pulang ke rumah

Love in the pocketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang