ONE

14K 230 2
                                    

Seorang gadis yang masih bergelut dengan bantal dan selimutnya merasa tergganggu ketika matahari masuk ke retinanya dan mendengar suara yang setiap pagi menganggu tidur cantiknya

"Ca bangun udah pagi"
"Eunggh bentar mi lima menit lagi"
"Gak ada lima menit lima menitan kamu bangun sekarang atau mami potong uang jajan kamu ca"

Mendengar kata uang jajan arasya atau caca bangun dari tidurnya walaupun matanya masih mengantuk sekali

"Iyaa ih mami mah gak asik ngancemnya aah"
"Cepet mandi mami tunggu di bawah kalo dalam 30 menit kamu belum ke bawah mami sita semua fasilitas kamu dan potong uang jajan kamu biar kamu gak bisa lagi beli album oppa korea kamu itu"
"Kejamnya kejamnya dirimu"

Ucap caca dramatis membuat kalea geleng-geleng kepala melihat kelakuannya

"Udaah gak usah lebay sana mandi"
"Iyaa ini mau mandi mi, dari tadi ngajakin ngobrol mulu kapan aku mandinya"
"Iya yaudah sana"
"Iyaa yaudah, duh paansih mi gak jelas banget dah"

Kalea meninggalkan putrinya yang sudah memasuki kamar mandinya. Setelah 30 menit caca turun dengan seragam SMA yang melekat pada dirinya

"Good morning caca is here"
"Gak usah teriak kali kak kek di hutan aja lo pakek teriak sakit nih kuping gue"
"Diih suka-suka gue dong, suara-suara gue kok lo yang ribet"
"Suara kayak kaleng rombeng aja lo banggain"
"Apa lo bilang hah!!"

Suara bariton menginterupsi mereka membuat mereka diam

"Vian caca masih pagi"
"Sorry dad habisnya vian duluan"
"Lo duluan kak yang teriak kek orang hutan tau berisik tau gak"
"Tuh kan dad ni bocah duluan nih yang mulai"
"Caca vian!"
"Iyaa sory"

Ucap keduannya sambil menunduk karena ketika dion sudah berbicara tegas tidak ada yang berani ngomong lagi.

Di tengah-tengah makannya kalea memberikan surat ke arah caca

"Kamu gak ada kapoknya ya ca, mami bingung sebenernya kamu mau apa sih bolos sekolah, berantem lah. kamu ini anak perempuan lebih anggun dong malah bar-bar kayak gini"
"Yaa maaf mi"
"Alah sekarang kamu minta maaf besok kamu lakuin lagi. pokoknya mami gak mau tau kunci mobil mami sita atm dan card mami sita"
"Yaah mi kok gitu sih caca janji deh gak bolos lagi"
"Enggak! Kamu sekolah dianter sama sopir, dan dady kamu gak boleh kasih uang jajan atau fasilitas lain ke caca awas aja kalo ngasih gak ada jatah sebulan kedepan"

Tasya menatap kepergian maminya lalu menatap dady nya dengan penuh harap

"Maaf ca dady gak bisa bantu kamu untuk kali ini, gak kuat dady kalo gak dapet jatah dari mami kamu. Dady ke kantor dulu kamu hati-hati ya bye sayang, vian ayok"

Sebelum vian menyusul dadynya vian menatap ke arah caca dengan wajah meledeknya

"Kasian deh lo hahahaha"
"Vian awas ya lo!!"

Vian tertawa keras sambik berjalan keluar menyusul dadynya sedangkan caca duduk di meja makan dengan wajah cemberut

"Kenapa masih disini? Sana ke sekolah"
"Tapi kan kunci mobil caca di mami"
"Sama sopir ca"
"Yaah mi masa tega sih liat caca ntar nungguin lama di depan sekolah"
"Emang dengan kamu masang mukak cemberut gitu mami bakal luluh. Sekolah ca atau kamu mau mami tambah hukumannya"
"Iya iya ini sekolah galak amat punya emak"

Lea lagi mengeleng kepalanya entah sudah berapa kali sejak tadi pagi mengeleng kepalanya karena melihat tingkah laku anak gadisnya itu

Namun di tengah perjalanan caca mulai tersenyum jail

"Pak"
"Iyaa non"
"Di tanyain tuh sama mpok nur katanya kangen"
"Yang bener non"
"Beneran pak masa gak percaya sih sama saya, kalo gak percaya tanya aja ndiri"
"Aah tapi kan saya masih nganter non ke sekolah"
"Bapak gak usah anter saya sampe sekolah ntar depan bapak turunin saya aja saya mau main skateboard dulu"
"Aah saya gak berani non"

Takdir Manusia (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang