SEVEN

6.1K 163 0
                                    

Mereka berdua hanya diam memikirkan apa yang mereka lakukan

"Kenapa lo gak tanya sama vian"
"Vian adiknya caca?"
"Iyaa"
"Gila itu sama aja lo buat temen lo mati, kalo sampe orangtuanya tau bisa-bisa caca di pindahin"
"Terus harus gimana?"
"Ya gak tau"

Manda dan gavin menghela nafasnya berat, namun ada seseorang cowok datang menghampiri mereka membuat manda dan gavin kaget

"Bang kakak gue mana?"
"Hah.. eee itu kakak lo"
"Iya bang kakak gue mana?"
"Ituu.. kemana ya tadi"
"Lo kenapa dah? Kak manda kakak gue mana?"
"Ehhm itu"
"Ini pada kenapa dah"
"Emang caca belum ada di rumah vi?"
"Ya kalo udah ada gue gak bakal kesini"

Mereka hanya diam saling menunjuk untuk memberi tahu vian yang sebenarnya

"Issh bang kak kenapa sih? Udah sore ini gue kalo gak tau kakak gue dimana bisa mati gue"
"Ehmm itu vi"
"Apa?"
"Caca.. caca balapan"
"APA!"

Mereka bertiga menunduk merasa bersalah

"Dimana?"
"Gak tau"
"Maksud lo?"
"Tadi gue sama dimas udah ngelarang tapi caca pergi katanya mau ngambil motornya"
"Motor? Sejak kapan kakak punya motor?"

Mereka bertiga menggeleng sedangkan vian mengacak rambutnya frustasi dan mengambil benda pipih di sakunya dan menelpon seseorang

"Hallo bang ini gue"
"Yah kenapa vi?"

Ucap seseorang di seberang sana dengan suara serak khas orang baru bangun

"Lo harus kesini bang, kakak.."
"Caca kenapa?"
"Mendingan lo kesini deh"
"Sekarang lo dimana?"
"Gue sharelock bang"
"Iyaiya gue pergi sekarang" 

Tut
Tut
Tut

Vian mematikan sambungannya. Setelah 30 menit akhirnya seorang pria turun dari mobilnya dengan terburu-buru

"Caca kenapa vian?"
"Kakak balapan liar bang"
"Dimana?"
"Gak tau"

Damian menatap ke arah ketiga orang di depannya dengan mata dengan pertanyaan

"Kalian temennya kan? Dimana tempat balapannya?"
"Di jalan..."
"Okay, vian ayok kita susul caca kalian juga ikut ayok"

Mereka semua masuk ke dalam mobil mewah milik damian.

Sedangkan di sisi lain caca sedang mempersiapkan dirinya untuk balapan

"Ca gak usahlah"
"Iss lo gak berhak ngatur-ngatur gue dim"
"Ca ini bahaya buat lo udahlah"
"Ck bawel lo"

Caca memakai helmnya saat akan menghidupkan motornya ada orang yang mengambil kunci motornya, caca menoleh ke arah di sampingnya kaget dan langsung membuka helmnya

"Om!!"
"Pulang!"
"Om gak berhak ngatur- ngatur saya"
"Saya berhak ca, pulang sekarang"
"Gak mau"
"Caca!!"

Damian memegang tangan caca dan menariknya untuk turun dari motor gedenya

"Pulang"
"Gak mau"

Caca melepas tanganya dimas dan yang lainnya datang menemui mereka

"Lo siapa hah! Jangan berani-berani megang caca"

Damian hanya diam melirik ke arah dimas yang di samping caca

"Pulang caca!!"
"Kalo gak mau jangan di paksa lo siapa sih hah!"
"Siapapun saya itu bukan urusan kamu!"
"Jelas ini urusan saya, saya temennya caca anda siapa?"
"STOP gak usah berantem, dan gue gak mau pulang!"

Saat caca akan meninggalkan keduanya ada seseorang pria yang sangat familiar

"Kak maaf"
"CACA PULANG!!"
"Dady?"
"PULANG SEKARANG!!, damian kalo dia gak mau pulang seret aja"
"Iya om"

Damian mengenggam tangan caca menarik caca menuju mobilnya. Di dalam mobik caca diam saja sampai di depan mansionnya caca ragu keluar dari mobilnya tiba-tiba damian mengenggam tangannya

"Ayok masuk nanti biar saya yang bicara sama dady kamu"

Caca mengekori damian di belakang punggungnya karena takut melihat kemarahan ayahnya

"Caca kamu ini sejak kapan punya motor? Dady gak pernah beliin kamu motor dapet uang darimana kamu"
"Maaf dad"
"Bukan permintaan maaf yang pengen dady denger!"

Caca hanya diam dan menunduk di belakang punggung damian

"Mami kami sakit tapi kamu malah mau balapan liar, mau jadi apa kamu kalo gini terus!! Jangan karena selama ini dady turutin kemauan kamu, kamu bisa seenaknya dady kecewa sama kamu"
"Maaf dad"
"Mulai besok dan seterusnya kamu bakal diantar jemput sama calon suami kamu dan selama itu semua fasilitas kamu dady sita"

Caca hanya diam tanpa berani melawan sedikit pun hingga dadynya masuk ke dalam kamar dengan keadaan marah

"Maafin gue yah kak sebenernya tadi gue gak sengaja ngasih tau"
"Gak papa"
"Gue ke kamar dulu kak bang"

Damian hanya mengangguk sedangkan caca duduk dengan wajah murungnya

"Udah makan?"

Caca hanya menggeleng dia tidak punya tenaga untuk menjawab. Damian mengambilkan makanan ke arah dapur dan memberikannya ke caca

"Makan dulu"
"Gak nafsu"
"Makan dulu ca, kamu belum makan nanti kalo kamu sakit kasian dady kamu. Aak ini aku suapin"

Caca menerima suapan pertama sampai makanannya habis melihat itu damian mengacak rambut caca

"Udah sekarang cuci muka, gosok gigi terus tidur besok saya jemput"
"Makasih ya om"
"Iyaa"

Saat caca jalan damian mengehentikannya

"Ca?"
"Iya?"

Cup

Damian mengecuo singkat kening caca lalu tersenyum ke arah caca

"Good night ca"
"Hah"
"Udah sana ke kamar langsung tidur ya"

Entah kenapa caca kenapa bisa menuruti perintah damian dan membiarkannya mencium keningnya

Keesokan paginya entah apa yang merasuki caca, caca bangun pagi hari ini. Di meja makan caca melihat dady nya dengan ekspresi dingin sedangkan maminya tetap tersenyum walaupun masih sakit

"Tumben bangunnya pagi sayang"
"Iya mi"
"Sarapan dulu ca"

Caca duduk dengan tertunduk caca tau ayahnya masih marah dan caca mewajarkan itu namun untungnya damian datang disaat yang tepat

"Pagi tan om"
"Pagi dam, jemput caca?"
"Iya tante"
"Sini ikut sarapan dulu"
"Saya udah sarapan kok tan"
"Yaudaj caca berangkat sekarang aja. Ayok om"

Caca menyalimi kedua orang tuanya lalu menarik tangan damian tanpa menghiraukan teriakannya maminya

"Caca sarapanya"
"Ntar aja"

Caca masuk ke dalam mobil  milik damian dan damian menjalankan mobilnya

"Kenapa?"
"Takut sama dady"
"Makanya jangan bandel"
"Motor saya kemarin mana om?"
"Ada di rumah saya"
"Kok di rumah om?"
"Kemarin dady kamu minta saya jual motor kamu"
"Jangan dijual om please ya saya belinya itu susah harus nabung bertahun-tahun"
"Iyaa"
"Aa ok baik deh"

Dengan reflek caca memeluk damian membuat damian menegang, caca yang sadar pun melepas pelukannya

"Eeh maaf maaf om"
"Iya, sejak kapan kamu balapan?"
"Hmm sma kelas 1"
"Kenapa suka balapan?"
"Ya suka aja keren gitu keliatannya"
"Kamu tau kan balapan liar itu berbahaya"
"Tau"
"Kalo tau kenapa masih dilakuin?"
"Ya suka-suka saya dong"
"Jangan diulangi"
"Kenapa?"
"Saya khawatir"

Ucap Damian berbisik bahkan caca tidak mendengar dengan jelas yang diucapkan damian

"Apa om?"
"Gak"
"Iih gak jelas banget sih om"
"Turun udah sampe"
"Makasih tumpangannya om"

Caca melmbaikan tangannya ke arah mobil setalah mobilnya sudah tidak terlihat caca berjlan menuju kelas melihat manda yang ada di parkiran

Takdir Manusia (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang