Dermaga

14 1 0
                                    

Hembusan angin menerpa muka,
hawa dingin melanda raga,
deru ombak yang menyuara,
mengiring langkah yang kian jauh dari asa.

Di ujung sebuah dermaga,
lentera indah dipandang mata,
rasanya bagian dirimu ada disana,
merasuki tiap partikel cahaya.

Aku menghembuskan nafas,
setelah sadar itu hanya sebatas angan yang tak lagi pantas.

Tak ada lentera,
tak ada cahaya,
dan tak ada lagi rasa yang menyuara,
diantara kita.

***

Holaa kaum halu..
Sebenarnya ini bukan lapak puisi sih tapi author cuma pengen nyoba-nyoba aja bikin puisi wkwk..
Maaf kalo gak ngefeel atau gak jelas, emang sengaja disamain kayak hubungan kami yang gak jelas 😢

Ruang ParadigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang