Hendery ya, hmm ya gitu deh orangnya. Absurd, kadang baikk banget, kadang pengen gue masukin ke kandang dajjal. Tapi gitu - gitu udah hampir 2 tahun gue sama dia.
"Dery..." kata gue menghela nafas pasrah.
"Hmmm??" tanya dia.
"Kan aku pesennya ga pake kacang, kok ini—" protes gue, ini adalah hal yang membuat gue ingin masukin Dery ke kandang dajjal.
Udah gue wanti - wanti, berkali - kali bahkan, kalo pesen bubur ayam ga pake kacang. Ini malah banyakan kancangnya daripada ayamnya.
"Biar kamu ada kerjaan yang"
Jawaban dia selalu itu. "Makan aja udah" akhirnya dia makan dengan damai gue mindahin kacang - kacang tadi ke mangkok dia.
💖💖
Line
you Dery
dery ada apa ratu?
you resume pak sigit ketinggalan masa
dery kok bisa?
you ya mene ketehe dery ah lo sih
dery iya aku
you kelasnya bentar lagi coba ah gimana dong gamau ngulang 🥺 lo sih
dery iya aku :)
you udah di kampus belom?
dery ma menit lagi
you untungg ambilin ya, tolong
dery iya, siap
Yang tadi gue sebutin baik banget Dery paling bisa diandelin. Makanya gue sebut dia baik. Hehe.
Bagian absurdnya kurang lebih kayak gini. Pernah dia jemput gue pake mobil dia. Yah sama seperti biasa sih. Tapi bedanya gue yang engga mood menghadapi ke absurdan dia.
"Yang bagus ga?" tanya dia tiba - tiba.
"Hah? apanya?"
"Itu.." kata dia dengan pandangan ke arah dasbor mobilnya.
"Apasih der?" karena serius gue ga ngerti apa yang dimaksud Dery.
Dia mengambil sesuatu di dasbor oh ternyata bebek mainan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"bisa bunyi loh" kata dia dengan bangga.
Kalo aja mood gue lagi bagus gue ladenin bercandaan dia. Tapi serius dapet di hari pertama itu ga enak banget. Dan ini gue mau cepet - cepet pulang.
Gue menghirup nafas lalu menghembuskannya perlahan "Der bisa ga kita pulang aja?" kata gue.
"Iya ini mau pulang" kata dia.
Di jalan apalagi sore gini pasti macet. Jarak yang biasanya 20 menit nyampe molor jadi 45 menit.
"Kenapa diem aja?" tanya dia.
"Gapapa"
"Kenapa? Kamu ada masalah?" tanya dia tiba - tiba serius.
Gue yang tadinya menopang dagu lebih memilih menatap ke arah kaca mobil. Lalu menolehkan muka ke arah Dery.
"Engga ada"
Di tengah - tengah kemacetan. Dery tiba - tiba keluar dari mobilnya. Gue beneran kaget dia mau kemana. Sebelum benar - benar keluar Dery enggak menyauti pas gue panggil - panggil namanya.
Apalagi mobil di belakang klakson - klakson mulu pas Dery keluar. Situasi macam apa ini. Bener deh kalo Dery balik bakal gue semprot abis - abisan. Apa dia mau gue dibakar masa gara - gara hal ini.
Untungnya ga sampe 5 menit Dery balik. Dengan kantong minimarket. Sebelum masuk Dery membungkukan badan yang artinya dia minta maaf.
"Dery— lo gila" itu kalimat pertama pas Dery masuk ke mobil.
Dery ga merespon kalimat gue. Dia malah ngasih kantong plastik ke pangkuan gue.
"Ini macet masih lama banget. Mungkin kita nyampe rumah 1 jam lagi" kata dia. Gue menatap cengo apa yang dia barusan beli.
"Aku beliin kamu roti, susu, sama— hotpack aku tau kamu lagi hari pertama. Bikin tiduran aja biar enakan"
Speechless
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.