Seseorang dengan setelan jas rapih. Sangat karismatik menurut gue dan juga tampan. Dia duduk didepan gue. Sibuk membaca buku menu.
"What?" tanya dia balik.
"Why did you choose to date me?" pertanyaan gue barusan tidak mengalihkan pandangan dia dari buku menu. Membolak balikan buku menu seakan - akan dia sibuk banget.
"Karena cuma lo yang ada disitu"
"Seriously?"
Mungkin gue terlalu ekspresif kali ini. Sampai - sampai Johnny menutup buku menunya. Apa dia udah tau mau pesen apa. Yang jelas dia mengalihkan padangan dia ke gue.
"Udah milihnya? Mau makan apa?"
Gue tersentak atas jawaban dia "Gue tanya tadi lo..."
Tangan Johnny memanggil waiters. Dia datang lalu mencatat pesanan gue.
Hening beberapa menit. Karena Johnny keliatan dia gamau jawab pertanyaan gue.
Makanan pun datang. Ya gue enggak baca sih menu makanan disini. Gue cuma minta disamaan aja sama pesenan Johnny.
"Siniin beef lo" kata Johnny menarik paksa piring depan gue.
"Gue juga bisa kali"
Johnny memotong daging steak yang gue pesan. Dikira gue lagi tipes apa sampe motong daging aja ga kuat.
"Siniin. Gue bisa kali. Lo kira gue lagi tipes sampe motong daging aja ga bisa"
Nyatanya Johnny tetap kekeuh sampe dia memberikan piringnya lagi ke gue.
"Ini adalah salah satu hal yang harus cowo lakukan pas ngedate"
Sumpah gue ngeri dengernya.
—
"Lo mau kemana lagi?" tanya Johnny yang fokus menyetir.
"Kenapa nanya gue. Kan lo yang ngajak gue harusnya lo udah tau dong mau kemana aja"
Johnny tidak membalas jawaban yang menurut gue ini udah judes banget. Dia memejamkan mata lalu menghembuskan nafas pelan.
"Ke Taman mau?"
"Basic banget planning date lo"
"Ya trus kemana?"
"Nanya gue lagi sih?"
"Ya udah kita ke hotel"
"Mau gue gebukin?"
"Yaudah saran kek kemana"
"Ke tempat temen gue kerja aja"
Satu hal. Johnny buruk banget dalam merencakan sesuatu.
Sampe di cafe tempat temen gue kerja. Setidaknya nanti gue ga perlu banyak - banyak ngomong sama si John John ini.
Kebetulan banget pas gue dateng coffee shopnya lagi ga begitu rame. Cuma ada 2-3 orang.
"Lah ga ngabarin mau kesini" sapa Nichol temen gue begitu gue masuk.
"Gapapa. Kebetulan lewat"
"Baru?" tanya Nichol saat dia melihat Johnny ada disamping gue. Gue sengaja ga memperkenalkan dia depa Nichol. Kerena ya...
"Hah? baru apa?"
"Haha engga kali aja baru. Lo mau pesen apa?"
"Iced americano 4 shoot no water"
Nichol yang awalnya mengetik pesenan gue dia berhenti "Udah kali jangan minum yang kek gitu. Lambung lo nanti kenapa napa"
"Idih idih sejak kapan Nichol perhatian gini. Udah gapapa tulis aja itu. Gue udah lama ga ngopi"
Karena cafe agak sepi, jadi gue bisa ngobrol lumayan lama sama Nichol. Johnny? Kebaca banget sih ekspresi dia kayak kesel gitu.
—
Di mobil pun gue bisa ngerasain atmosfir Johnny lagi kesel. Gue engga nanya sih. Toh bukan urusan gue juga.
"Nichol siapa?" tanya Johnny membuyarkan lamunan gue.
"Temen lah. Siapa lagi"
"Akrab bener"
"Iya iyalah orang dia temen gue dari SMA"
"Yakin temen?"
"Hah? Ngapa sih?"
"Gapapa" Johnny lalu menginjak gas kencang - kencang.
—
Mobil berhenti depan rumah. Lalu gue turun. Tapi suara bapak Johnny ini menahan gue sejenak berada di mobil dia.
"Tunggu gue mau ngomong"
Gue memutar bola mata malas "Kenapa lagi?"
"Lo nanya kan tadi kenapa gue milih lo buat ngedate?"
"Ya terus?"
"Karena lo cantik dan gue suka sama lo"
Hening sejenak.
"Yaelah lo nembak gue?" Johnny mengangguk.
"Lo ga ilfeel? banyak loh yang bilang gue itu cover cewe tapi jiwa cowo. Porsi makan gue kek kuli loh. Ntar lo nyesel"
"Kalo gue ilfeel, ga mungkin gue habisin malam minggu gue sama lo. Sampe malem banget lagi. Yang artinya apa?" tanya Johnny.
Gue enggak menjawab.
"Yang artinya gue sayang sama lo"
☁️
lupa deng kapan terakhir kali nulis trus ngepublish. i hope u enjoy!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.