°• just jaemren story ; 1 •°

2.7K 119 3
                                    

Enjoy.

"BALONKU ADA ENAM! RUPA RUPA WARNANYA! HIJAU KU- eh renjun hyung! Sini ikutan main..." bocah kelas 2 sd tersebut bernama jaemin. Saat ia tengah mengayuh sepedahnya ia tak sengaja melihat renjun yang tengah berdiri didepan pintu rumahnya.

Renjun yang tengah menyesap susu kotaknya tersenyum. Ia menghampiri jaemin. "Kamu nyanyinya salah, harusnya balonku ada lima bukan enam" renjun. Bocah kelas 3 tersebut merupakan tetangga jaemin.

"Hehe... jaemin lupa" jaemin menyeluarkan cengiran khasnya. Membuat renjun terkekeh dan hendak kembali masuk ke rumahnya.
"Eh, tunggu dulu hyung... ayok ikutan main sama jaemin" jaemin mengajak renjun bermain namun dibalas senyum tipis dan gelengan dari renjun.

Jaemin yang tak tau apa apa hanya kembali mengayuh sepedanya dan kembali menyanyikan lagu kesukaannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Renjun hyung! Mau makan bareng?" Jaemin menghampiri renjun yang tengah berkutat dengan buku buku di tangannya.
"Hm... boleh deh, yuk" renjun menarik tangan jaemin pergi kekantin.

"Hyung mau makan apa?" Jaemin mengedarkan pandangannya mencari makanan untuk dia dan renjun.
"Gak tau jaem... eh? Kayaknya aku makan kimbap aja deh" renjun menghampiri stand di kantinnya dan memesan makanannya.

"Aku juga deh hyung" jaemin mengekor dibelakang renjun. Setelah mereka memesan kimbap, mereka mencari tempat duduk disana.

"Duduk disana aja yuk" jaemin mengajak renjun yang masih asik mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin.

"Hah... gak kerasa kita udah SMA aja... nanti hyung mau kuliah dimana?" Jaemin bertanya sambil memakan kimbapnya.

"Belum tau jaem... kamu sendiri mau kemana?" Renjun ikut memakan kimbapnya melihat jaemin memakannya kimbapmya juga.

"Aku kan masih lama hyung... tapi kayaknya aku mau samaan sama hyung aja deh tempa kuliahnya... hehe" renjun hanya merespon dengan anggukan saja.

"Hyung nanti mau pulang bareng aku gak?" Renjun sempat ragu dengan tawaran jaemin namun ia menganggukan kepalanya. "T-tapi gak apa kan?" Jaemin mengangguk dan menyelesaikan makanannya.

"Jja! Jaemin anter hyung ke kelas deh..." renjun tersenyum dan ikut berjalan bersama jaemin.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini merupakan hari kelulusan renjun. Ia mengedarkan pandangannya mencari orang yang ia tuju. Na jaemin.
Hingga ia menemukan jaemin tengah bersama dengan teman temannya. "Jaemin! Sini.." renjun berteriak memanggil jaemin dan disambut dengan cengiran khas dari jaemin.

"-temenin aku duduk sini" renjun menepuk tempat disebelahnya, menyisyaratkan agar jaemin ikut duduk disampingnya.
"Hyung... selamat ya" jaemin perlahan membuka suara. Membut renjun perlahan mengeluarkan cairan bening dari matanya.

"Eh? K-kenapa menangis hyung?" Jaemin memeluk renjun walau ia tidak tau apa apa. "Hiks.. sebentar lagi, hiks aku akan berpisah denganmu,dan berpisah dengan segalanya" renjun mengusap pipinya kasar.

Jaemin tersenyum melihat renjun mempoutkan bibirnya. "Hyung... jangan takut kehilangan jaemin, jaemin selalu ada di sisi hyung bukan?" Jaemin kembali memeluk renjun.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah terhitung enam bulan jaemin tidak bertemu dengan renjun.
Ia merindukan moominnya. Ia sudah mencoba menghubungi handphone renjun tapi tidak ada jawaban.

Dan ia pikir, sekarang waktunya ia pergi ke kediaman renjun dulu. Sekiranya apabila renjun ada disana.
Jaemin memarkirkan mobilnya didepan rumah megah keluarga renjun. Ia memencet bel di sana dan pintu rumah disana terbuka.

Menampilkan seorang wanita paruh baya tengah tersenyum dihadapannya. "Jaemin?" Wanita tersebut memeluk jaemin dan mempersilahkan jaemin masuk.

"Silahkan duduk..." --irene, eomma renjun yang tengah menyiapkan minuman untuk jaemin. "Silahkan diminum" irene terus tersenyum melihat jaemin yang perlahan meminum minumannya.

"Eomma... boleh aku tau renjun ada dimana?" Senyum diwajah irene perlahan memudar, ia mengganti senyum ceria diwajahnya menjadi senyum sendu.

"Aku akan mengantarmu ke tempat renjun beristirahat" jaemin senang bukan main. Ia bahagia dan berterima kasih berkali kali kepada irene.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Jaemin menatap jalanan dari dalam mobil irene. Ia senang bukan main saat ia diatawarkan bertemu dengan renjun oleh irene.
Tanpa sadar ia terus tersenyum, membuat wanita yang sedang mengemudi tersebut tersenyum sendu.

'Seandainya kamu tau yang sebenarnya, jaemin' batin irene.

Tak lama mobil irene terparkir didepan sebuat lahan yang sangat luas, terdapat banyak batu nisan disana. Jaemin sedikit bingung namun ia mencoba menutupinya.

"Eomma.. apakah renjun benar ada di sekitar sini?" Tanya jaemin.
Dibalas oleh anggukan lemah oleh irene. Ia mengajak jaemin pergi ke tengah Makam tersebut.

Jaemin menyerinyit heran, ia menatap irene dengan tatapan yang sulit diartikan. Irene menatap sebentar jeamin dan mengusap batu nisan yang tertulis nama renjun disana.

"Renjun... jaemin ada disini nak, dia ingin mengunjungimu" irene menatap batu nisan tersebut dengan tatapan sendu. Jaemin yang mulai menyadari sesuatu.

Tiba tiba lututnya terasa lemas, ia menatap nisan renjun dengan tatapan tak percaya, ia tak percaya jika renjun akan meninggalkannya. Ia berlutut di depan nisan renjun.

"Hyung, terima kasih telah menjadi sahabat sekaligus
Cinta pertama ku. Kau tau? Tidak lama lagi
Kita sama - sama akan bertemu disana hyung,
Tunggu aku"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terima kasih telah membaca.
Maaf jika ada yang kurang.
Ssampai ketemu di chapter selanjutnya-!
Bye 🙆💖

 just jaemren story. - one shoot! [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang