°• JJS ; last chapter •°

696 38 0
                                    

Selamat membaca! 💙

Jaemin terheran dengan keadaan sekitarnya. Seingatnya, dia tertidur dikamarnya. Lalu, kenapa sekarang dia berada di halte depan kampusnya yang sedang turun hujan? Ia perlahan mengedarkan pandangannya. Tiba tiba maniknya menangkap pemuda yang sedang menatap jalanan sambil bersenandung kecil.

Pemuda itu menengok, mendapati jaemin tengah menatapnya. Ia tersenyum. "Halo" sapanya. Jaemin mematung. Kenapa ia bisa bertemu pemuda semanis itu dimimpinya? Melihat jaemin yang tidak menjawab pertanyaan nya membuat pemuda itu memiringkan kepala.

Tak lama, hujan mereda. Pemuda itu berbinar menatap langit yang mulai mengeluarkan matahari lagi. Jaemin kembali terkagum, ia dapat melihat bintang dimata pemuda itu. Si pemuda manis pun berbalik. "Gue duluan, sampai ketemu. Ah, nama gue Huang Renjun." Ucapnya sebelum mengulas senyum tipis dan pergi meninggalkan jaemin.

--

Jaemin terbangun dengan nafas ter-engah. Ia lantas memijat pelipisnya dan melihat jam dinakas. Sudah waktunya berangkat ke kampus. Badan tegapnya mulai berdiri, mengabaikan kasurnya yang berantakan.

Saat jaemin tengah mengosok gigi, wajah pemuda itu tiba tiba muncul, membuat memori tentang mimpinya tadi terulang. Jujur, ia jatuh pada pesona pemuda tersebut, matanya yang berbinar, serta senyum manisnya terukir dipikiran jaemin.

Ia lantas menggelengkan kepalanya. Mungkin hanya pikirannya saja. Batinnya mengelak, namun. Pemuda itu tak kunjung hilang dari otaknya.

--

Baru saja jaemin menyelesaikan kampusnya, atensinya tidak terlepas dari telepon genggam miliknya. Tanpa dia sadari, ia sudah sampai didepan gerbang kampus. Ia mematikan handphonenya dan menatap sekitar kampusnya. Matanya terpaku pada halte kampus.

Apakah ia harus kesana? Atau langsung pulang ke rumahnya? Rasa lelahnya lebih menguasai dirinya. Akhirnya jaemin memutuskan untuk pulang, mengabaikan pikirannya tentang pemuda itu.

--

Jaemin kembali membuka matanya di halte kampus. Tidak ada hujan seperti mimpi kemarin. Hanya saja, langit terlihat cerah. Jaemin mencari keberadaan pemuda yang ia ingat namanya "huang renjun" itu. Namun, ia tidak menemukannya.

Seseorang berjalan didepannya dan duduk tepat disebelahnya. Jaemin kembali menoleh. Mendapati pemuda yang ia cari ada disampingnya. Ia tengah memakai earphone dan setumpuk buku di pangkuannya.

Pemuda itu menoleh, sama. Sedikit terlonjak saat melihat jaemin menatapnya heran. "Uh, kayaknya gue tau lu." Oceh pemuda itu pada jaemin. "Waktu itu pernah ketemu gue di halte ini kan?" Ia tersenyum. Mematikan ponselnya yang masih memutar lagu.

Lalu si manis memperhatikan jam tangannya. Senyumnya memudar. "Gue harus pulang, semoga bisa ketemu lain waktu" ucapnya sambil menarik tas selempangnya. Dan berjalan pergi meninggalkan jaemin.

--

Jaemin terbangun, mimpi nya terulang dua kali. Membuatnya makin penasaran siapa pemuda yang ada dimimpinya, apakah dia akan hadir dikehidupan nyata? Jaemin kembali melihat jam di nakasnya. Waktunya berangkat. Seperti biasa, dia bersiap lalu sarapan.

Sesampainya di kampus. Ia sempat menoleh pada halte kampus. Menatapnya sebentar lalu pergi. Ia ada keinginan untuk menghampiri halte itu sebelum dia pulang. Berniat membuktikan, apakah 'Renjun' itu nyata atau sebaliknya.

--

Banyak mahasiswa berlalu lalang di koridor kampus. Ada yang mengobrol atau ke arah tempat parkir. Jaemin sendiri bertujuan untuk ke halte. Alasannya sudah bisa ditebak. Ia ingin menemui seseorang. Ia mengambil langkah tergesa, tak memperdulikan orang yang menatapnya aneh karena cara berjalannya yang buru buru.

Sesaat sudah sampai di depan gerbang, jaemin menarik nafas. Bersiap semoga ia dapat bertemu dengan pemuda manis itu. Perlahan dengan tenang jaemin melangkahkan kakinya ke halte. Lalu duduk sendirian, sengaja mengeluarkan handphone nya agar tidak bosan.

Jaemin sendiri larut dalam game yang ia mainkan di handphonenya. Meluapakan tujuan pertama ia datang ke halte untuk apa. Seseorang berjalan di depan jaemin. Namun, ia tidak mempedulikannya dan terus bermain dengan game nya.

Tas seseorang disampinya tak sengaja menyenggol keras pundak jaemin. Membuat ia mengalihkan pandangannya ke seseorang disampingnya. Seseorang itu masih berdiri. Jaemin tidak dapat melihat wajahnya. "Maafin gue... gue ga senga- lah?" Jaemin terdiam. Tidak menjawab permintaan maaf pemuda itu.

Manik permuda itu mengerjap beberapa kali, terlihat berusaha mengamati siapa orang didepannya. Jaemin juga begitu. Telunjuk mereka sama sama naik. "Lu yang namanya Huang Renjun bukan?" Jaemin akhirnya membuka suara. Renjun terduduk, ia menunduk dengan wajah memerah.

Renjun pun mengangkat dagunya. Menatap balik jaemin dengan antusias. Jaemin terkekeh melihat betapa lucunya reaksi Renjun. "Iya, gue Renjun, halo. Akhirnya ketemu juga"

Jaemin tersenyum cerah, pemuda yang selama ini mengisi hati dan pikirannya ada didepannya. Bukan hanya ia yang mengalami hal ini. Renjun juga. See?

End.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maaf , tulisanku makin kesini makin amburadul.
Vote-comment yuk? 💙

 just jaemren story. - one shoot! [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang