prolog

181 20 5
                                    

Aku berjalan di koridor sekolah, tatapan ku lurus ke depan, menghiraukan mereka yang memandangku bermacam-macam ekspresi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berjalan di koridor sekolah, tatapan ku lurus ke depan, menghiraukan mereka yang memandangku bermacam-macam ekspresi. Terus berjalan sampai aku terjatuh karena ada yang menyandung kaki ku. Aku meringis, dengkul ku sedikit perih. Aku mendongak ketika menemukan manik mata coklat milik Yoona, teman sekelas ku. Bersama teman-teman geng nya, yang lalu menertawakan ku.

Aku kembali berdiri, dan sedikit merapihkan baju dan rok ku. Tak ku pedulikan, aku melanjutkan perjalanan menuju kelas. sampai ke tempat duduk, aku menemukan banyak coretan di mejaku yang kebanyakan adalah kata "Orang Gila".

"Hufftt.." lagi-lagi, aku hanya Menghela nafasku. Lalu keluar menuju ke parkiran untuk mengambil kain lap di dalam jok motorku.

Membasahi kain lap nya, dan langsung mengelap coret-coretan itu. Tidak bersih seluruhnya, tapi mengurangi kotoran-kotoran pena.

Lagi dan lagi, aku menarik nafas panjang. Duduk manis, dan Mengambil novel kesayanganku yang bergenre "Fantasi" itu. Sangat-sangat menyenangkan bagiku.

Tak berselang lama, semua murid kelasku memasuki kelas dengan bergerombol, tergesa-gesa karena sudah ada Bu Tika.

Pelajaran sudah di mulai, dan terganggu karena ada Murid baru yang sialnya duduk di sebelahku. Namanya..

"Gue Suho."

Aku menoleh ke samping--ke arahnya. Dia menjulurkan tangannya kepadaku sambil tersenyum yang menurutku.. manis?.

"Udah tau." balasku singkat.

Dia sudah memperkenalkan dirinya di depan tadi, dan memangnya aku budek?

aku melepas tautan tangan kami, dan aku kembali menoleh ke depan, memperhatikan guru yang sedang menjelaskan.

"Nama lo siapa?" Tanya dia masih terus memandangku, dengan senyumnya yang masih tercetak di sana.

"Irene" kata ku singkat.

"Namanya cantik, kayak orangnya." Katanya lalu terkekeh.

Tak terlalu ku pedulikan, aku masih terus memperhatikan guru di depan.

---

"Irene, lo gak ke Kantin?"

Aku menoleh lagi ke arahnya, lalu menggeleng pelan.

"Kenapa?" Tanya dia, lagi.

Aku hanya menatapnya datar, mengabaikan. Dan aku menumpuk tanganku di meja, dan menempelkan kepala.

"Gue duluan ya, Ke Kantin" kata Suho dan langsung pergi meninggalkan kelas.

Suasana kelas ku hening, hanya ada aku satu-satunya di kelas. Ralat, tidak. Aku tidak satu-satunya berada di kelas ini.

Aku tersenyum, memandangi dua bocah tanpa rambut yang sedang berlari-larian sambil tertawa mengelilingi bangku serta meja-meja yang ada di kelas.

Ya, itu makhluk yang kalian sebut . . .

Tuyul.

---
Gimana, next or no?

Vomment gaiseu

Indigo || Bae IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang