Indigo, O1

93 15 4
                                    

Suho POV

Gue gak beneran pergi langsung dari kelas, gue stay di depan. Tepatnya di pintu, Gue perhatiin Irene yang lagi sendirian.

Aneh, satu kata yang ada di fikiran gue tentang dia. Tatapannya tajam, seolah-olah gue itu orang berbahaya buat dia.

Jujur aja, dia cantik.

Wajahnya gak bikin gue bosen walaupun gue pandang terus-menerus tujuh hari tujuh malem tanpa berkedip.

Gue terus perhatiin dia dari sini, dia tertawa. Gak tau karena apa, perasaan gak ada apa-apa.

Tawa nya cantik, hati gue jedag-jedug.

"Jangan berantem, mainnya yang akur kkkk~"

Gue kaget.

Demi apapun, di situ gak ada siapa-siapa lagi selain dia. Dan gak ada juga yang berantem.

Gue hanya geleng-geleng kepala dan langsung pergi menuju kantin.

"Suho!"

Gue menoleh, cewek cantik itu melambaikan tangannya ke arah gue.
Gue menunjuk diri sendiri untuk memastikan, "Gue?" Dan dia hanya mengangguk dan tersenyum. Yang gue balas juga dengan senyum.

Dia berdiri dari duduknya, lalu menjulurkan tangan, "Gue Yoona, temen sekelas Lo" katanya tersenyum ceria.

"Oohh" gue menyambut tangannya.

"Sini duduk bareng aja, lagian meja udah pada penuh" ajak dia ke Gue.

"Boleh boleh" gue langsung duduk di sampingnya, dia gak sendirian. Ada dua cewek lainnya.

"Gengs kenalin, ini Suho. Anak baru di kelas gue." kata Laura ngenalin gue ke temen-temen nya.

"Gue Tiffany."

"Krystal."

Saut temen-temen Yoona, dan gue cuma ngangguk dan senyum.

"Suho, menurut lo Irene tuh gimana?" Tanya Yoona ke gue.

"Irenee.. temen sebangku gue?" Tanya gue yang di bales anggukan kepala Yoona.

"Irene itu cantik, tapi dia cuek.." kata gue, sambil berfikir apa lagi kesan pertama gue ke Irene.

"Tapi, dia itu aneh.."

"Gue liat, dia ngomong sendiri" kata gue yang lalu di sambung gelak tawa Yoona.

Perasaan gak ada yang lucu.

"Dia emang gitu setiap hari, ngomong dan tawa-tawa sendiri." kata Tiffany, cewek itu tersenyum miring.

"Karena dia Indigo." Sambungnya yang membuat gue terkejut.

Bulu kuduk gue seketika berdiri. Merinding parah, gila aja gue duduk sebangku sama anak indigo.

Wagelaseh.

"Y-yang bener lo Fan?" Tanya gue meyakinkan, kalo gue gak salah denger.

Gini-gini, gue orangnya parno-an.

"Iye, ngapain gue bohong si." katanya dengan yakin.

Dan gue hanya bisa nelen ludah kasar-kasar.

Suho POV end

oOo

Aku beranjak dari bangku ku, menuju kantin. Sebenarnya gak ada niat keluar kelas hari ini, tapi setelah tidak melihat sebotol air putih yang biasanya ku bawa di dalam tas ku, aku terpaksa melakukan hal ini.

Dua makhluk tadi ikut serta, tak apa. Selagi mereka tidak menggangu.

"Bu, ada air mineral ?" Tanya ku langsung kepada penjaga kantin.

"Ada neng, sebentar saya ambilkan" kata nya. Yang hanya ku balas anggukan kepala.

Aku diam beberapa saat, mataku menjelajah isi kantin, lalu berhenti di satu titik, Suho.

Suho sedang bersama Yoona beserta geng nya. Akan ku pastikan, ini akan sama. Manis di awal, dan pahit di akhir.

Yoona pasti sudah menceritakan semuanya tentang aku kepada Suho. Biarlah, toh aku juga tak peduli.

"Eh," Lamunanku buyar saat penjaga kantin itu dengan iseng menempelkan sebotol air mineral yang ku pesan di pipi ku.

"Ngagetin." kataku datar.

"Eheheh maap neng, abis nya neng ngelamun."

"Yang gak dingin ada pak?" Tanya ku.

"Gak ada neng, adanya yang dingin doang."

"Oh." Lalu Aku memberi 1 lembar lima ribuan, dan pergi meninggalkan kantin menuju kelas.

oOo

Bel tanda pulang sudah berbunyi, aku lebih memilih duduk di kelas, menunggu keramaian itu reda. Ketimbang berdesak-desakan di depan gerbang sekolah di bawah teriknya matahari.

"Irene, lo gak balik?" Suara Suho mengagetkanku, dia datang dengan tiba-tiba dari arah luar.

Aku hanya menggelengkan kepala, dia menghampiri meja nya, lalu meraba kolong meja "gue cuma mau ambil ini, ketinggalan." Kata Suho ke aku, dia menunjukkan earphone hitam nya.

Aku hanya mengangguk, bukannya pergi, dia lebih memilih duduk di sampingku. Aku mengurutkan kening ku.

Tak ada yang berbicara lagi, keheningan tercipta.

Sampai suara decitan bangku yang terseret, aku berdiri dari duduk. Lalu segera meninggalkan kelas.

Aku lihat, Suho mengejarku.
"Ren, mau pulang bareng?." dia menatapku.

Aku menatapnya lama. "gak, makasih. Bawa motor." aku meninggalkannya.

Aku terkejut, rupanya di belakang sana ada Yoona and the gang nya, menghampiri Suho. Sepertinya mereka sudah berteman baik dengan Suho.

Dan ucapan Suho yang mengajak pulang bersama tadi, mungkin salah satu bagian dari rencana mereka terhadapku.


Tbc

Indigo || Bae IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang