3. Nama Untuk Sang Buah Hati

671 69 3
                                    


If this is my last night with you
(Jika ini adalah malam terakhirku denganmu)

Hold me like I’m more than just a friend
(Peluklah aku seperti lebih dari sekadar teman)

Give me a memory I can use
(Berikan aku memori yang bisa kukenang)

(Adella - All I Ask)

***

Wonwoo tersenyum melihat Jennie kini yang tengah menggendong putra mereka. Setelah hampir 24 jam tidak bertemu dengan sang buah hati, akhirnya Wonwoo dapat melihat senyum di wajah istrinya.

"Wonwoo. Apakah kau sudah memikirkan nama untuk anak mu?" tanya Taeyeon.

"Sudah Bu."

"Siapa nama cucu ganteng kami ini?" tanya Dara yang ikut penasaran dengan nama sang cucu.

"Jeon Minhyun, atau Jeon Mark untuk nama Inggrisnya."

Setelah mengatakan nama putranya, Wonwoo melihat ke arah Jennie yang sedikit terkejut dan kemudian tersenyum.

"Nama itu adalah nama yang dipikirkan oleh Jennie saat awal kehamilan. Dan ku rasa, nama itu akan cocok sekali untuk putra kami ini," jelas Wonwoo yang tengah tersemyum ke arah Mark.

"Mark? Nama yang bagus, Kakek suka sekali," Donghae dengan semangat dan terus bergumam nama Mark tiada henti.

"Jangan kau gumam kan terus nama cucu mu itu," tegur Jiyong. "Katakan dengan lantang, agar dia terbiasa dengan namanya."

Wonwoo tersenyum melihat tanggapan orangtua dan mertuanya. Di balik senyum itu, ada rasa sakit yang disembunyikan oleh Wonwoo, yaitu rasa sakit akan kehilangan seseorang. Wonwoo hanya ingin bisa bersama lebih lama dengan Jennie dan Mark, menghabiskan waktu layaknya keluarga bahagia, hanya itu pinta Wonwoo.

"Ayah, ayo keluar. Kita harus makan siang dulu, biar kan Wonwoo menjaga Jennie," ajak Dara yang diikuti oleh Taeyeon.

Sepeninggalan kedua orangtua mereka. Wonwoo dan Jennie hanya saling menatap satu sama lain dalam diam. Sama seperti saat di mana hari perjodohan mereka, deja vu.

Wonwoo mengambil kursi di sebalah Jennie, duduk diam memandang sang istri dan Mark secara bergantian. Ia tersenyum.

"Ibu sangat sayang kepada mu, Mark," lirih Jennie.

"Dan Ayah juga sayang sama kalian berdua sampai kapan pun," tambah Wonwoo.

"Mark juga sayang Ayah sama Ibu," balas Jennie dengan suara yang dibuat seperti suara anak kecil.

Wonwoo tersenyum senang bagaimana bagaimana Jennie menirukan suara anak kecil untuk Mark. Jika kau bisa hentikan waktu sesaat, Ya Tuhan. Aku mohon kepada-Mu, hentikan lah waktu ini. Biarkan aku bersama lebih lama dengan istri dan anak ku, pinta Wonwoo dalam hatinya.

Jennie tersenyum sebelum ia berkata, "Ayah jelek! Mark yang ganteng."

Dengan perasaan gemas, Wonwoo mencubit pipi Jennie. "Ayah itu ganteng, tapi Mark lebih ganteng dari Ayah."

Jennie memandang Wonwoo dengan penuh sayang, walaupu ada rasa duka dalam benaknya. Perasaannya semakin takut bila waktunya semakin dekat. Jennie masih ingin terus bersama dengan Wonwoo dan Mark.

"Ayah," panggil Jennie yang langsuny membuat Wonwoo memandang ke arah Jennie. "Kita buat video, yuk. Untuk Mark. Aku ingin suatu saat Mark bisa mendengar dan melihat bagaimana Ibunya berbicara."

The Memories (Jennie Wonwoo) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang