Pemuda berambut pirang itu berjalan di koridor kampus menuju ruang kelasnya, langkahnya sedikit terburu-buru. Namun, tiba-tiba dia merasa ada seseorang yang mengejarnya dengan langkah cepat.
DEG!
"Hei! Kenapa kau meninggalkanku begitu saja? Aku sampai harus berlari mengejarmu!" gerutu seseorang di belakangnya. Ternyata, itu temannya.
"Maaf, Sai. Aku baru ingat kalau ponselku tertinggal di kelas tadi, jadi aku langsung ke sana tanpa menunggumu. Aku khawatir kalau terjadi sesuatu pada ponselku," jawab pemuda berambut pirang itu. Temannya, yang bernama Sai, hanya menghela napas dan mereka pun melanjutkan perjalanan bersama menuju kelas.
"Naruto..." panggil Sai kepada temannya yang bernama lengkap Namikaze Naruto. Naruto adalah anak dari pemilik perusahaan ternama di Konoha, Namikaze Corporation, yang bergerak di bidang properti. Baik Sai maupun Naruto adalah mahasiswa baru di Konoha University, sebuah universitas bergengsi yang terkenal dengan mahasiswa-mahasiswanya yang jenius dan banyak berasal dari kalangan elit atau keluarga terpandang.
"Ada apa?" jawab Naruto penasaran.
"Tidak ada apa-apa. Aku cuma ingin memanggilmu, anggap saja ini tes pendengaran," ucap Sai sambil menggaruk pipinya yang sebenarnya tidak gatal, tersenyum dengan arti yang sulit dipahami.
"Tes pendengaran, katamu? Pendengaranku masih normal, kau tahu!" gerutu Naruto.
"Maaf, maaf," ucap Sai sambil menepuk bahu Naruto.
"Oh, aku baru ingat sesuatu!" seru Sai sambil menepuk dahinya.
"Apa yang kau lupakan? Ada barang yang tertinggal juga?" tanya Naruto.
"Bukan, aku lupa menyerahkan laporan ini ke ketua BEM," jawab Sai sambil menunjuk map berwarna putih.
"Ya sudah, nanti aku antar kau ke ruang BEM setelah aku mengambil ponselku," ujar Naruto, mempercepat langkahnya.
"Hei! Tunggu aku! Kau curang, mau meninggalkanku lagi, hah?" teriak Sai, sambil mengejar Naruto.
...
Setelah mereka selesai kejar-kejaran dan Naruto berhasil mengambil ponselnya, mereka pun menuju ruang BEM untuk menyerahkan laporan yang dibawa Sai. Meski Sai yang perlu menyerahkannya, Naruto tetap menemani sebagai teman yang baik. Di sepanjang perjalanan, mereka terus bercanda hingga akhirnya tiba di depan ruangan bertuliskan "Ruang BEM."
Sai mengetuk pintu dengan pelan, khawatir mengganggu jika di dalam ada rapat. Setelah mengintip dan melihat ruangan kosong, ia memutar knop pintu yang ternyata tidak terkunci.
"Kau mau ikut masuk?" tanya Sai.
"Tidak, aku tunggu di sini saja," jawab Naruto.
"Yakin? Kalau urusanku lama, kau bisa bosan menunggu."
Naruto menghela napas pasrah. "Baiklah," katanya, dan akhirnya mereka berdua masuk ke ruang BEM. Sesampainya di ruangan bertuliskan "Ketua BEM," Naruto memutuskan menunggu di luar, sementara Sai masuk sendiri.
Di dalam, sang ketua BEM—seorang pemuda berkulit putih dengan rambut hitam bergaya raven yang khas—sedang sibuk dengan dokumen di mejanya. Sai memberikan map dengan sopan sambil berkata, "Maaf mengganggu, Senpai. Saya ke sini untuk menyerahkan ini," ujarnya.
"Hn. Apakah ini sudah selesai semua?" tanya sang ketua BEM dengan suara tenang sambil menerima map dan membetulkan letak kacamatanya.
"Sudah, Senpai. Silakan dicek."
Pemuda itu mengangguk. "Baik. Kau ke sini bersama siapa?"
"Saya bersama teman, Senpai. Kalau begitu, kami permisi dulu."
Setelah menyerahkan laporan, Sai keluar dari ruangan, lalu menarik lengan Naruto menjauh dari ruang BEM. Naruto yang pasrah hanya menghela napas sambil membiarkan Sai menariknya.
"Kau bilang akan lama, tapi ternyata tidak seperti perkiraanku," gerutu Naruto.
"Hahaha, sekali-sekali boleh, lah, mengerjaimu," tawa Sai yang ternyata sengaja bercanda.
"Dasar kau ini!" Naruto mencoba mengayunkan pukulan ringan, namun mengurungkan niatnya.
"Oh iya, tadi itu ketua BEM?" tanya Naruto penasaran.
"Iya, memangnya kenapa?"
"Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Dia siapa?" Naruto menggaruk pipinya dengan senyum cerobohnya.
Sai sweatdrop, sedikit heran. "Bagaimana kau tidak tahu? Ketua BEM kita ini sangat terkenal. Dia adalah mahasiswa terpintar di kampus, selalu peringkat pertama sejak masuk. Dan, dia juga mahasiswa paling tampan di universitas ini menurut para gadis," jelas Sai. "Dia anak pengusaha besar, Uchiha Corporation. Namanya Sasuke Uchiha. Dia dijuluki 'pangeran es' karena sifatnya yang dingin. Banyak gadis yang menyukainya, bahkan yang menyatakan cinta padanya, tapi dia selalu menolak."
Naruto menatap Sai bingung. "Darimana kau tahu semua informasi ini? Detail sekali, bahkan soal peringkat."
"Seluruh kampus tahu, kecuali kau," jawab Sai sambil tersenyum.
"Tunggu, kau bilang tadi... Uchiha Corporation?" Naruto merasa familiar dengan nama itu. "Namanya seperti tidak asing," gumamnya sambil mencoba mengingat sesuatu, tapi akhirnya menyerah. "Ah, sudahlah! Ayo, kita pulang."
Langit sudah berwarna jingga, menandakan hari menjelang malam. Mereka berpisah di gerbang kampus karena Naruto harus mengambil motornya di parkiran, sementara Sai berjalan pulang karena jarak rumahnya yang cukup dekat.
TO BE CONTINUE
25 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Right
FanfictionBerawal dari pertemuan yang tidak diduga sebelumnya! Naruto ©Masashi Kishimoto Sai x Naruto x Sasuke