2

879 56 5
                                    

Hari ini, Naruto terpaksa menjalani kegiatan kuliah sendirian karena teman sebangkunya, Sai, tidak bisa hadir akibat sakit mendadak. Naruto merasa kesal karena kemarin Sai terlihat sehat-sehat saja, tapi hari ini malah absen. Namun, di balik rasa kesalnya, Naruto juga merasa kasihan pada temannya yang pasti membutuhkan bantuan. Dia berpikir, sepulang kuliah nanti, dia akan mampir membawakan Sai buah-buahan segar, makanan, dan obat.

"Karena Sai nggak masuk hari ini, terpaksa aku harus istirahat sendirian," gumam Naruto sambil membawa nampan makan siangnya, mencari tempat kosong di kantin. Pandangannya langsung tertuju pada satu bangku kosong, dan dia segera bergegas ke sana. Namun, begitu Naruto meletakkan nampan di meja, tangan lain tiba-tiba muncul, meletakkan nampan di meja yang sama.

Naruto hendak menegur orang itu, tapi menyadari jika ia mencari tempat lain mungkin sudah tidak ada lagi, karena kantin hari ini sangat penuh. Ketika menoleh untuk melihat siapa yang di hadapannya, Naruto langsung mengenalinya. Itu Sasuke Uchiha, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa dan mahasiswa populer di kampus, seperti yang pernah diceritakan Sai. Karena masih penasaran, Naruto memutuskan untuk tidak pindah tempat, tapi mencari tahu lebih banyak tentang sosok Sasuke.

Tanpa basa-basi, Naruto langsung menarik kursi dan duduk. Sasuke pun melakukan hal yang sama di depannya. Naruto jadi agak jengkel.

'Aku yang menemukan tempat ini duluan, tapi dia langsung duduk tanpa permisi,' batinnya.

Hari ini, selera makan Naruto mendadak hilang. Meskipun hanya karena seseorang yang duduk di depannya, hal itu cukup membuatnya jengkel. Rasanya, ia ingin segera bertemu Sai lagi, agar suasana makan siangnya bisa lebih nyaman.

...

Sepulang kuliah, Naruto sibuk memilih buah-buahan dan makanan yang akan dibawanya untuk Sai. Naruto sempat bingung memilih makanan yang cocok untuk orang sakit selain bubur dan buah-buahan. Setelah selesai berbelanja, dia langsung melaju menuju tempat tinggal Sai.

Sesampainya di depan rumah Sai, Naruto disambut suasana tenang, berbeda dengan lingkungan rumahnya yang ramai. Dia menekan bel beberapa kali, namun tak ada jawaban. Saat ingin menghubungi Sai, Naruto baru menyadari ponselnya kehabisan baterai.

'Sial, kenapa nggak ada yang jawab? Ponselku juga mati lagi,' gumam Naruto sambil mengetuk pintu beberapa kali.

Beberapa saat kemudian, terdengar langkah kaki dari dalam rumah.

"Maaf, aku tadi sedang tidur, jadi nggak dengar bel. Silakan masuk," ujar Sai sambil membuka pintu dan mempersilakan Naruto masuk.

Naruto melangkah ke ruang tamu dan menaruh kantung belanja di atas meja.

"Aku bawakan beberapa buah, makanan, dan obat-obatan," ujarnya sambil tersenyum. "Kau istirahat saja, aku yang akan menyiapkan semuanya. Tapi, izinkan aku duduk sebentar dulu, ya."

Sai hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Naruto tahu Sai tidak banyak bicara karena kondisinya yang sedang lemah. Setelah merasa cukup beristirahat, Naruto pun bangkit menuju dapur untuk menyiapkan makanan yang dia bawakan.

Sai menunggu di sofa sambil memperhatikan Naruto yang sibuk di dapur. Tanpa sadar, sebuah senyum tipis muncul di wajah Sai.

"Sai, ini buburnya sudah matang, dan buahnya sudah aku kupas, kau tinggal makan saja," ujar Naruto sambil membawa nampan ke ruang tamu, meletakkannya di atas meja.

Saat Sai hendak mengambil mangkuk buburnya, Naruto menahan tangannya.

"Sini, biar aku suapi," ujarnya sambil tersenyum.

TO BE CONTINUE

Love Me RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang