"Awal baru bukan berarti hal lama bisa dilupa. Karena pada halnya cerita lama akan selalu ada."
-----
Author
Pagi ini hampir semua murid memperlihatkan wajah kumuh dan tidak bersemangat. Bagaimana tidak? Setelah weekend panjang, hari ini mereka harus memulai hari seperti biasa lagi.
Vania adalah salah satu dari sekian murid yang memperlihatkan wajah yang masih mengantuk.
Hari ini awal masuk tahun ajaran baru, yang artinya ia jadi naik ke kelas XI. Rambut pendek sebahu ia biarkan tergerai indah, wajah lesu, dan mata coklat indahnya yang melihat kesana kemari tanpa semangat.
"Woi!"
Sebuah pukulan kecil melayang tepat di bahu Vania. Gadis itu mendengus kala melihat si pelaku malah berdiri dengan cengiran di sebelahnya. Kyara, sahabat Vania dari awal memasuki SMP.
"Rambut baru lo Van? Haha... Cantik-cantik." tanya Kyara dan diakhiri dengan tawa.
Sementara Vania, ia mencibir kesal karena merasa di ejek. "Lo tuh, apaan pakai behel segala?" ucap Vania saat menyadari sahabatnya itu memagar giginya.
"Biar rapi gigi gue. Gua kan bakal ikut tes polwan ntar." jelas Kyara.
Vania mengangguk mengerti. Kyara memang ingin masuk tes polwan dari sejak masih SMP. Dari tinggi badan yang mencapi 165 cm, fisik oke, sangat memungkinkan Kyara bisa lulus tes Polisi wanita.
"Hai gengs, apa kabar nih?"
Vania dan Kyara menatap cengo orang yang baru saja menyapanya. Rambut ikal yang diwarnai pirang, sofllen biru yang melekat di bola matanya, rok pendek, dan ada banyak perubahan. Dia adalah Aqilla sahabat Vania dan Kyara saat awal memasuki SMA.
"Qil, ini lo?" tanya Kyara masih tidak percaya.
"Hm, cantik kan gue?" tanya Aqilla sambil menaik-naikkan alisnya.
"Huak, mau muntah gue." Kyara membuat gerekan seakan ingin muntah.
"Duh-duh, kalau iri bilang aja kali." sombong Aqilla sambil mengibaskan rambutnya kebelakang.
"Dih iri, amit-amit." Kyara mendengus jijik.
Sementara Vania hanya menggeleng tidak habis pikir. Setelah libur sebulan, bukannya makin waras kedua temannya malah terlihat tidak punya akal. "Lo berdua kalau mau gelut, mending dilapangan." kesal Vania.
Keduanya langsung diam. Bukannya apa, Vania kalau lagi kesal itu kaya singa betina yang lagi pms. Emang singa betina pms ya? Iya kali ya.
"DUH FAN, RAMBUT BARU LO?" Aqilla bertanya dengan suara toa yang membuat sekeliling mereka jadi menatap kearah ketiganya.
"Suara lo nyet, " Vania menjambak rambut Aqila dengan kesal, mebuat Aqilla jadi meronta minta di lepaskan.
"Lo makin ganas aja semenjak libur Van." Aqilla mengusap kepalanya yang terasa panas.
"Mampus lo. Suara kok kaya toa." Kyara mengejek Aqilla sambil menjalurkan lidahnya.
"Mending kita lihat kelas deh, dari pada lo berdua adu bacot terus." Vania menarik keduanya untuk berjalan.
Ketiganya pun sampai di ujung koridor, tempat papan pengumuman bagi siswa/wi yang naik ke kelas XI.
"Idih, sempit banget. Ogah ah berhimpitan gitu." ucap Aqilla saat melihat papan pengumuman di kerumuni banyak siswa/siswi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALL ME GAMU (GADIS MUNAFIK)
Novela Juvenil"Jika kamu bahagia dengannya, maka aku juga ikut bahagia." BULLSHIT! Kalimat laknat yang di ucapkan oleh orang yang sok kuat pada umumnya. Orang yang sok tegar, sok bijak, padahal hatinya sedang rapuh. Namun kenyataannya aku juga seperti itu. Aku mu...