Bagian Pertama

242 7 0
                                    

Seoul High School. Sekolah yang begitu tenang karena anak-anak nya sedang fokus pada pelajaran nya masing-masing. Termasuk di kelas IPA1.

"Sekolah kita berhasil membuat banyak perubahan di Negara ini, begitu banyak lulusan dari sekolah ini yang sukses dan berhasil, kalian harus terus berusaha keras untuk bisa mempertahankan kelas kalian!"
Ucap sang guru dan diangguki serempak oleh semua siswa.

Dari luar kelas ada seorang murid yang sedang di kejar oleh gurunya.
"Kim Yohan!!! Berhenti!" Suara teriakan itu menggema hingga terdengar di Kelas IPA1

Guru yang mengajar itupun hanya menggeleng.
"Anak IPA8 memang tidak memiliki masa depan, ibu harap kalian bisa bertahan di kelas ini"

Berbeda dengan anak kelas yang menatap Yohan kesal ada seorang murid laki-laki yang tersenyum sambil menggeleng.

"Dasar Bodoh"
.
.
.
.
.
Yohan sampai di lantai tiga sekolahnya, ia segera melemparkan parasut plastik yang diikatkan pada ponsel nya, wajahnya menunjukan rasa lega. Namun rasa lega nya sirna begitu melihat seorang guru wanita yang menatap nya tajam.

"Apa yang kau lakukan?! Mengapa kau tidak berada di kelas ?!" Belum Yohan menjawab pertanyaan dari guru wanita tersebut, guru wali kelas nya sudah menjawab.

"Maafkan saya Mrs. Eunbi, anak ini mengambil ponsel yang sedang di sita!"

"Saya tidak mengambilnya!" Sangkal Yohan

"Kau pasti menjatuhkan nya?!" Elak sang wali kelas

"Pak, mana mungkin saya melemparkan ponsel dari lantai tiga ini. Saya tidak akan sebodoh itu, dan apakah ibu ingin memeriksa celana saya?"

"Tidak usah! Kembalilah ke kelas" Ucap Bu Eunbi sambil pergi sedangkan Yohan segera memasang celana nya kembali, yah dia sudah melepas celana seragam nya.

Yohan menyelinap masuk ke dalam kelas IPA8 Tapi baru saja dia duduk, tiba- tiba dia dilempari pena oleh guru didepan kelas. Si Guru menasehati dia yang tidak pernah memperhatikan dan tipe murid seperti itu, tidak akan bisa naik ke kelas lain.

“Manfaatkan semua ilmu yang Bapak ajarkan dan jangan jadi seperti dia,” kata si Guru kepada seluruh murid. Kemudian dia melanjutkan pelajaran, yaitu mengenai parasut telur.

Namaku Yohan. Seperti yang kalian lihat, aku cuma murid bodoh yang masuk ke sekolah nomor satu di negri ini. Tapi aku ada di kelas paling bawah di sekolah ini. Itu bukan masalah kalau saja sekolah ini tidak mempunyai peraturan yang aneh yang membagi- bagi kelas sesuai kecerdasan siswa.

Seusai sekolah berakhir. Yohan pergi ke halaman untuk mencari hape nya yang dia buang sendiri tadi tapi sayang nya, dia tidak bisa menemukannya. Lalu tiba- tiba temannya datang, yaitu Junho. Dia memukuli kepala Yohan dengan tasnya. Dan Yohan pun mengeluh.

"Sekarang pakai taktik canggih, nih? Pakai eksperimen Parasut telur?” kata Junho sambil menunjukan hape milik Yohan yang ada padanya.

“Kamu menganggap serius hal- hal macam ini ya?”

“Ini rencana mu, kan?” balas Yohan

“Tidak. Aku memberitahu rencana nya, tapi itu butuh dua orang. Bagaimana kalau kamu menjatuhkannya dan orang lain menangkapnya?” komentar Junho menceramahi Yohan.

“Tapi kamu kan, bukan orang lain,” balas Yohan sambil mengambil hape nya dari tangan Junho. Dan lalu Junho memberitahu agar Yohan lebih berhati- hati lagi, jangan seperti anak kecil.

Ini Junho, sahabatku. Dia siswa kelas IPA1. Dan bergaul dengannya adalah contoh terbaik untuk menunjukan perbedaan siswa kelas atas dan bawah.

THE GIFTED✔️|Produce 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang