Bagian Kedua

70 5 1
                                    

Dihari pengumuman. Yohan pergi ke dekat mading untuk memeriksa namanya disana. Dan tanpa sengaja, dia bertabrakan dengan seorang gadis manis. Lalu dia pun meminta maaf kepada gadis tersebut. Begitu juga dengan gadis tersebut.

Kemudian Yohan pergi ke ujung mading dan mulai mencari namanya di dalam daftar yang tertempel di sana. Namun tiba- tiba saja, gadis manis tadi memanggilnya, jadi Yohan pun menoleh ke arah gadis tersebut.

“Hei. Kamu Kim Yohan?” tanya si Gadis.

“Tahu dari mana?” balas Yohan dengan kebingungan.

“Selamat ya. Sampai ketemu di Kelas Berbakat,” balas si Gadis, kemudian dia pergi.

Karena penasaran maka, Yohan pun langsung menuju ke bagian mading yang lain. Dan disebuah kertas berlambangkan G, yang merupakan tanda Kelas Berbakat. Disana Yohan melihat dan mencari, lalu dia menemukan namanya tertulis disana. Kim Yohan.

Kemudian dengan masih tidak percaya, Yohan kembali mencari. Tapi kini dia mencari nama temannya, yaitu Junho. Namun dia tidak menemukan nama Junho tertulis disana.

Lalu saat Yohan melihat ke sampingnya dan melihat Junho. Ternyata nama Junho tertulis didaftar kelas biasa yaitu IPA1. Dan melihat itu, Yohan serta Junho saling menatap.

Di asrama. Yohan menelpon Ibunya dan memberitahukan hasil tes penempatan kelasnya, tapi tampaknya Ibu Yohan tidak mempercayai bahwa Yohan bisa masuk ke Kelas Berbakat. Dan Yohan pun membalas bahwa dia juga masih bingung, tapi itu memang benar.

“Tapi Junho…” kata Yunho sambil menatap Junho yang sedang bermain hape. Tapi dia tidak jadi menceritakan hal tersebut kepada Ibunya dan menutup telpon.

Selesai Yohan bertelponan, Junho mendekatinya. Dia memberitahukan kepada Yohan bahwa petugas asrama meminta Yohan untuk membuat kontrak yang baru, dikarenakan minggu depan, Yohan bisa pindah ke asrama siswa Berbakat.

“Junho. Aku tidak tahu bagaimana bisa aku masuk ke Kelas Berbakat. Aku tidak memakai contekanmu, aku tidak bisa menjawab apa pun. Kurasa itu…” jelas Yohan dengan rasa bersalah.

“Cukup. Aku tidak apa- apa. Jangan dipikirkan,” balas Junho. Tapi Yohan tetap merasa bersalah. “Aku sungguh tidak apa- apa. Masih ada tes semester depan. Kalau kamu masuk duluan, kamu tahu apa yang mereka ajarkan. Jangan lupa memberitahuku. Oke?” lanjut Junho.

“Syukurlah kamu mengerti,” balas Yohan dengan raut yang tampak lega.

“Ya. tidur lah sana,” balas Junho. Dan ketika Yohan telah naik ke atas tempat tidur, raut wajah Junho  tampak sedikit cemberut.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya. Yohan berdiri di depan kelas Berbakat bernama Gifted. Lalu setelah agak ragu sesaat, Yohan menguatkan dirinya dan membuka pintu kelas. Dan saat dia berjalan masuk ke dalam kelas, semua orang yang berada disana memberikan tatapan aneh padanya. Tapi Yohan mengabaikan itu dan berjalan menuju ke kursinya.

“Mm… boleh pinjam pulpen?” tanya seorang murid laki- laki yang duduk disebelah Yohan. Dan Yohan pun meminjamkan pulpennya. Lalu melihat lencana VIII yang dipakai Yohan, maka si Murid pun bertanya.

“Kamu mengenalku?” tanya Yohan dengan bingung.

“Ya. Kamu siswa kelas IPA8 pertama dalam sejarah yang masuk Kelas Berbakat. Kamu jadi pembicaraan,” jelas si Murid dengan nada pelan. Lalu dengan sikap santai dia menghela nafas lega, dia menjelaskan bahwa awalnya dia mengira hanya akan ada siswa kelas IPA1 yang kutu buku. Kemudian dia mengenalkan dirinya kepada Yohan. Namanya Ong, kelas IPA2.

Dengan senang, Yohan pun menyalamin tangan Ong yang terulur kepadanya. Dan kemudian, tepat disaat itu, seorang Guru masuk ke dalam kelas. Jadi dengan segera mereka duduk dengan rapi.

THE GIFTED✔️|Produce 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang