Bagian Kesembilan

38 0 0
                                    

Didalam ruangan guru. Wooseok memperkenalkan dirinya menggunakan berbagai bahasa yang berbeda, English, China, dan Jepang. Mendengar itu, semua guru bertepuk tangan dengan bangga.

"Aku tidak pernah melihat murid yang sesempurna dirimu. Masalahnya, kami tidak bisa memutuskan bagaimana memanfaatkan kesempurnaan ini," puji Direktur. Lalu dia membahas mengenai kompetisi Kenggulan Akademik mendatang dan bertanya pada pak Jonghyun.

Sebelum pak Jonghyun sempat menjawab, seorang Guru lain mengatakan bahwa pasti Pak Jonghyun tidak akan membiarkan Wooseok membantu mereka. Dan pak Jonghyun membalas bahwa dia mau, tapi dia tidak mengerti kenapa mereka semua hanya menginginkan Wooseok, padahal ada Guanlin yang pintar dalam matematika.

"Tapi Guanlin tidak akan mau," sela Wooseok.

"Bisa murid dari kelas lain. Ada banyak siswa berbakat disini," kata pak Jonghyun.

Tiba- tiba kantor menjadi sangat ribut, karena seluruh Guru menginginkan Wooseok yang mengikuti kompetisi Keunggulan Akademik menandatang. Menurut mereka Wooseok bisa segalanya, bermain musik, bahasa, matematika, olahraga, dan lainnya.

"Tenang," tegas Direktur sambil memukul meja, sehingga semua menjadi tenang.

"Kenapa kita tidak membuatnya memilih berdasarkan kompetensinya? Ada anak- anak yang kompeten disemua subjek. Benar, kan, Wooseok?" tanya Direktur.

"Bolehkah aku ikut semuanya?" balas Wooseok tanpa disangka.

"Ayahmu akan sangat bangga. Aku yakin," balas Direktur Daniel, setuju.
.
.
.
.
.
Setelah keputusan itu dibuat. Dimulailah hari- hari latihan Wooseok. Dia menonton begitu banyak video dan menirunya menggunakan potensinya. Mulai dari kemampuan seni (melukis), olahraga (ping pong), sampai bahasa.

Diatap sekolah. Wooseok berdiri diujung pembatas sambil melihat pemandangan dibawah. Lalu tanpa sengaja, seperti baru tersadar dari lamunannya, dia hampir saja kehilangan keseimbangan tubuhnya dan terjatuh. Dan dengan perasaan kelelahan, Wooseok turun. Dan lalu dia mendapatkan sebuah sms dari Chaeyeon.

Wooseok menemui Chaeyeon di dalam ruangan latihan yang sangat besar. Disana dengan bersemangat, mereka berlatih dansa bersama dengan begitu mesranya. Dan setelah selesai, Wooseok mengomentari beberapa gerakan Chaeyeon yang salah. Kemudian Wooseok melepaskan Chaeyeon dan mengambil minuman.

Chaeyeon yang mengira tarian mereka sudah sempurna, dia menutup matanya dan menantikan ciuman dari Wooseok. Tapi bukannya ciuman yang didapatnya, melainkan komentar. Dengan kesal, Chaeyeon pun mendekati Wooseok dan mengatakan bahwa Wooseok lupa satu gerakan juga, yaitu menciumnya.

"Latihan ya latihan. Jangan main- main," kata Wooseok.

"Apa mesra sedikit bisa bikin mati?" balas Chaeyeon, kesal.

Melihat Chaeyeon yang kesulitan membuka tutup botol, maka Wooseok membantunya. Dan Chaeyeon pun merasa senang kembali, dia berterima kasih kepada Wooseok. Tapi sayangnya, Wooseok malah mengerjainnya, karena ketika dia mau mengambil minuman tersebut dari tangan Wooseok, eh, Wooseok malah meminumnya.

Chaeyeon pun mengambek karena kesal, lalu dengan mesra Wooseok berusaha membujuk Chaeyeon agar tidak kesal lagi. Dengan mesra dia memeluk Chaeyeon dari belakang. Dan akhirnya Chaeyeon pun memaafkan Wooseok.

Beberapa saat kemudian. Wooseok tiba- tiba tampak berdiri termenung lama. Dan Chaeyeon pun memanggil- manggil nama Wooseok untuk menyadarkannya. Lalu ketika akhirnya Wooseok sadar, Chaeyeon pun bertanya apa yang terjadi.

"Hampir pukul tujuh. Sudah, ya. Aku harus latihan pidato," kata Wooseok dengan cepat. Kemudian dia membereskan semua barangnya.

"Wooseok. Aku tahu kamu superperfeksionis. Tapi aku ingin kamu rileks saat berdansa," jelas Chaeyeon.

THE GIFTED✔️|Produce 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang