Waktu istirahat kantor sudah tiba. Hampir semua karyawan berhambur ke kantin untuk mengisi perut mereka yang mungkin sudah lapar. Begitupun dengan (Namakamu). Kini, gadis itu sedang menikmati sepiring mie ayam dengan jus mangga sebagai minuman nya.
"(Namakamu)!"
"Apaan?" Tanya (Namakamu) yang masih menikmati sepiring Mie Ayam nya. Pipinya mengembung lucu sebab terisi Mie Ayam yang di makannya.
"Lo di panggil Pak Iqbaal, disuruh keruangannya sekarang juga." Balas Siska, teman sekaligus sahabat dekatnya di kantor ini.
Uhukk
Seketika (Namakamu) tersedak ketika mendengar balasan dari temannya itu. Siska yang melihat itu pun langsung memberi jus Mangga milik gadis itu agar menyuruh meminum nya.
Setelah dirasa sudah tidak tersedak lagi. (Namakamu) kembali bertanya kepada Siska bahwa ucapannya tadi sungguhan atau akal akalannya saja. "Apa tadi lo bilang? Kayanya kuping gue bermasalah." Sahut (Namakamu).
Siska memutar bola matanya kesal. "Lo dipanggil Pak Iqbaal, disuruh keruangannya sekarang juga." Ucap nya lagi.
"GILA!"
"Siapa yang gila?"
Seketika tubuh (Namakamu) menegang ketika mendengar suara berat namun terdengar lembut ketika di dengar. (Namakamu) membalikkan tubuhnya, seketika dia tercengir kaku ketika melihat Iqbaal yang berdiri di hadapannya yang melihatnya dengan alis yang terangkat satu.
"Hehe Bapak. Ta-tadi si Siska yang gila Pak." Alibi (Namakamu).
"Sialan." Desis Siska ketika mendengar nama nya yang dijadikan sebagai alibi sahabatnya itu. Ia tak marah, serius enggak.
Iqbaal berdehem. "Kamu ikut saya ke ruangan." Ucap Iqbaal.
"Tapi Mie Ayam saya belum habis pak."
Iqbaal berdecak mendengar alasan yang keluar dari mulut gadis itu. "Nanti saya beliin lagi." Balasnya.
"Bener ya?"
"Iya. Buruan ayo." Dan setelah itu, Iqbaal berjalan mendahului (Namakamu) dan memerintahkan gadis itu agar mengikutinya.
"Ciee mau pacaran." Goda Siska ketika sahabatnya lewat di sampingnya.
"Ngomong sekali lagi, gak gue kasih indomie lo!" Ancam (Namakamu) kemudian meninggalkan Siska yang sedang tertawa bahak mendengar ucapannya.
"Ada apa lagi sih Pak?" Tanya (Namakamu) ketika mereka sudah sampai di ruangan Bos nya ini.
"Nih buat kamu." Iqbaal menyodorkan sebuah kotak yang entah apa isi nya itu.
"Hah?! Apa lagi ini yang gak muat terus ngasih ke saya?" Tanya (Namakamu) kaget. Ayolah, kalau begini ia seperti tempat pembuangan. Ya walaupun barang berangnya baru, tetapi aneh saja gitu.
Iqbaal memutar bola matanya. Kemudian dengan paksa, dia menyerahkan kotak itu pada (Namakamu) hingga gadis itu yang mengambil alih kotaknya. "Itu barusan saya beli, isi nya baju dan kamu harus pakai itu buat nanti malam." Ucap Iqbaal tanpa bantahan.
(Namakamu) terkejut. "Kemana?"
Terlihat Iqbaal yang sedang berfikir sebentar, tak lama pria itu berdecak. "Gak tau. Saya lupa."
YOU ARE READING
Husband [IDR]
Teen FictionKisah seorang sekretaris yang sering berdebat dengan Bos nya.