Rich Witches-4

54 5 0
                                    

Emma yang kini sedang menangis di dalam kamarnya mencoba tuk menenangkan diri dari fitnahan Raqcel. Ia yakin bahwa Raqcel pasti berbohong soal ayahnya itu.

"Sebaiknya aku menelpon ayahku" batin Emma

Lalu ia mengambil handphonenya dan menelpon ayahnya.

"Akan kubuktikan kepada gadis sok kaya dan pembohong itu tau  bahwa ayahku bukan seorang pencuri."

"Hallo?"

"Yah, aku ingin bertanya?"

"Tanya apa, sweetheart?"

"Apa ayah kenal dengan Alenxander Christoper Klein? Dan anaknya Raqcel Grande Klein?"

"Ya tentu saja ayah kenal. Ayah Raqcel adalah bos ayah dulu sebelum ayah pindah pekerjaan disini. Memangnya kenapa?"

"Tidak. Aku hanya ingin bertanya saja."

"Baiklah, ayah harus pergi. Bye"

"Siapa tadi menelpon mu? Apakah anak gadidmu itu Emma?" Tanya Jennifer, pacar dari ayahnya Emma.

"Yeap, benar sekali."

"Apa dia menanyakan tentang Alex itu?"

"Yeah. Aku tak tau ia mengetahui berita itu darimana, Tapi aku akan membiarkan anak gadisku itu mengetahui masalah sebenarnya yang dihadapi oleh ayahnya sekarang ini."

"Honey, orang-orang itu menagih utangmu di kasino kemaren."

"baiklah, akan kubayar nanti."

"Kau yang terbaik, honey. I LOVE YOU"

"Ya ya, I LOVE YOU TOO."

"Sudah kuduga, Raqcel itu pasti membohongi ku." Batin Emma kesal

"Tok...tok...tok"

Bunyi ketukan pintunya.

"Siapa?" Tanya Emma

"Ini kami Lena and kelly"

"Owh, masuk saja."

Lena dan Kelly bertanya-tanya kepada emma

"Em, kenapa kau pulang tanpa bertanya pada kami dahulu? Kami bisa mengantarimu?" Tanya Kelly

"Ya em. Kenapa kau tidak beritahu kami dulu? Terus mengapa kau pun menangis sambil keluar dari rumahku?" Tanya Lena

"Raqcel anak ngesok itu bilang kepadaku hal yang buruk tentang ayahku."

"RAQCEL?!"Tanya Lena dan Emma serempak

"Iya, ia bilang kepadaku bahwa ayahku mencuri uang perusahaan ayahnya."

"Dasar anak tengik...ia memang suka memfitnah orang yang nggak-enggak"kesal Lena

"Memang. Lalu aku bertanya kepada ayahku apa itu benar, namun katanya itu..."

"Itu apa?"tanya Kelly memotomg pembicaraan Emma

"Itu tidak benar"

"Hhuuhhh,...syukurlah kau tidak mengalami hal yang buruk karena Raqcel itu."lega Lena

"Ya memang."

"Tetapi Emm, apa benar kau memasukkan dead rat ke dalam minuman Raqcel?" Tanya Lena

"Tidak, aku baru saja berpikir bahwa aku bisa saja mengutuknya menjadi tikus sebelum ia meminum minuman itu. Tetapi sudah ada tikus mati saat ia meminumnya."

"Is it? MAGIC?"Tanya kelly

"Tidak mungkin kelly. Emma bukan penyihir."

"Benar juga sih...hei Emna, bisakah kita melihat ruang rahasia itu lagi? Aku penasaran bingitzz"

"Boleh saja, yuk."

Mereka pergi ke rak buku tempat dimana ruang rahasia itu berada di baliknya

"Emma, apa kita harus mengucapkan mantra itu lagi?"

"Mungkin. Ayo kita ucapkan saja mantranya"

"Three witches had a misteri
they had  something that say history
one, two, three spirit take my destiny."

Lalu pintu pun terbuka. Mereka pun masuk.

"Emma, boleh kulihat buku itu?" Tanya Lena

"Boleh"

Buku tersebut menuliskan

"Lena

   There's a town but not to big
    They had a work and it's taking pig
   Some witch power not to big
    But the risk to be a witch."

Lena membaca kalimat itu dan dalan sekejap mata mereka berada di entah mana.

"Help, somebody help me please." Teriak seseorang dati kejauhan.

Meteka bertiga bercoba untuk membantu gadis itu namun mereka tak bisa menyentuh gadis itu sama sekali

"Ayo, kita harus membantu gadis tersebut."

"Lena, kelly bantu aku mengangkatnya" perintah Emma.

Saat mereka mencoba tuj mengangkat gadis tersebut mereka tidak merasakam beratnya gadis itu. Saat Emma menoleh ia berkata kepada temannya

"Guys, aku rasa ini hanya sekedar flashback bukan kita yang berpindah tempat?"

"Mungkin em."

"Help me please somebody help..."

Lalu segerombolan orang membawa kayu dan parang dan api datang menuju gadis tersebut.

"Hey you witch, you been messing with our town
don't you?" Tanya seorang pria kepada gadis tersebut.

"APA?!" teriak mereka bertiga

"WITCH?" "Jadi gadis itu adalah penyihir?" Tanya Emma kaget

"Tidak mungkin dia adalah penyihir. Pada abad ke-18 tidak mungkin ada seorang penyihir?"

"Emma, apa kau tidak pernah dengar bahwa pada abad ke-18 sudah ada penyihir?" Tanya Lena sambil tertawa.

Guys, jangan lupa vote n coment
Lagi empty tuh tempatnya...
Dibutuhkan banget...5 aja boleh kok.
Don't forget to vote and coment

Rich WitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang