Keadaan kelas sepi, karena beberapa siswa memilih untuk makan di kantin, tapi tidak dengan kita.
Kita lebih memilih untuk duduk melingkar, memakan bekal, sambil bertukar lauk pauk, juga saling mencicipi menu bekal masing-masing, sampai lidah ini dibuat hapal dengan rasa makanan dari tiap dapur Ibu kalian.
Membayangkan kebersamaan memang selalu menyenangkan, ya, teman?
Kini aku sedang berada di kamar, merenung, berpikir bahwa sebentar lagi semua itu akan lenyap, sebentar lagi tak ada momen saling mencicipi bekal, ke kantin pada saat guru tak masuk, bahkan tak jarang menggila di kelas dan saling bercanda gurau yang sesekali menjahili.
Pasti kenangan itu akan kurindukan, bahkan tiap hal kecil bersama kalian ingin kuulangi lagi di masa mendatang, tetapi sayangnya itu semua tak mungkin.
Kita semua pasti akan terus berjalan, namun jalan kita berbeda, kita mempunyai tujuan dan cita-cita yang tak lagi sama, maka sebentar lagi kita akan berada di sebuah persimpangan, yang membuat perpisahan itu hadir.
Teman, terimakasih untuk tiga tahun yang berharga, awalnya kupikir tiga tahun itu waktu yang lama, namun kenapa rasanya cepat sekali, rasanya baru kemarin aku memakai seragam putih abu-abu bersama kalian, rasanya baru kemarin kita saling memperkenalkan diri, rasanya....
Masih hangat.
Teman, ada yang ingin kupinta.
Tetaplah semangat mengejar cita-cita, ya. Tapi jangan sampai lupa melewatkan hal-hal yang membuatmu bahagia, jangan lupa untuk tersenyum, dan jangan sungkan untuk menyapa ketika bertemu.
Aku masih menantikan sebuah pertemuan lagi, dimana kita duduk bersama sambil bercerita tentang kesuksesan kita, sambil mengulas balik kenangan hangat yang membuat masa-masa SMA rasanya menyenangkan, ya walaupun tugas menumpuk bagai gunung yang kadangkala melelahkan, juga ulangan harian dadakan yang berhasil membuat seisi kelas gemetaran.
Aku senang, mengenal dan berteman dengan kalian.
Dari aku, satu dari berjuta-juta manusia yang cemas dengan kata perpisahan.
— sandhyaaksara & deep-laid
#sunsideofus
#SejawatMahitala
