Hurt (3)

699 30 3
                                    

"Menurutmu aku akan diterima tidak?"

"Aku yakin kau akan diterima di Julliard. Bakatmu itu kan sangat mengesankan. Sampai-sampai membuat seorang Justin langsung jatuh cinta setelah melihat caramu bermain piano" ucap Justin sambil memasang tampang yang sok cool. Eh ralat! Dia memang benar-benar cool!

"Kau ini hanya berusaha menghiburku kan?" Ucapku sambil memukul lengan Justin pelan

"Tidak. Itu semua memang benar. Aku langsung mencintamu setelah melihat caramu bermain piano" ucap Justin yang sekarang memasang tampang serius.

Aku tersipu malu mendengar ucapannya.

"I love you!" Ujarku lalu mengecup bibirnya cepat dan berlari memasuki rumah.

-

Aku membuka mataku. Aku tak tahan untuk memejamkan mataku lama-lama. Karna semua memori tentang Justin akan kembali berputar ketika aku terpejam.

Aku melihat pantulan diriku dicermin. Sekarang adalah audisi terakhir. Aku berharap aku bisa diterima di Julliard.

Aku menggenggam kalung pemberian Justin yang menggatung dileherku.

"Ini audisi terakhirku. Aku harap aku bisa diterima. Justin, doakan aku ya" aku berbicara setengah berbisik pada Justin yang sudah berbeda alam denganku.

Aku menaiki panggung sambil melihat ke arah bangku penonton.

Disana terlihat mommy-ku. Lalu disebelah kanan mommy ada daddy, disebelah kiri mommy ada Steve sahabatku. Dan disebelah kiri Steve ada kursi kosong yang seharusnya ditempati Justin.

Jariku mulai menekan tuts piano. Aku mulai menyanyikan bait pertama lagu ini. Dan mataku pun mulai terpejam. Semua memori tentang Justin berputar beriringan dengan lagu yang kumainkan.

Seems like it was yesterday when I saw your face

You told me how proud you were but I walked away

If only I knew what I know today

Oh, I'm sorry for blaming you

For everything I just couldn't do

And I've hurt myself

If I had just one more day

I would tell you how much that I've missed you since you've been away

Oh, it's dangerous

It's so out of line

To try and turn back time

I'm sorry for blaming you

For everything I just couldn't do

And I've hurt myself

By hurting you

Aku membuka mataku tepat saat lagu selesai kunyanyikan.

Aku mendengar semua orang bertepuk tangan.

Aku melihat kearah bangku penonton. Aku melihat mommy, daddy dan Steve sedang berdiri sembari bertepuk tangan tak kalah hebohnya dengan yang lain.

Saat aku mengedarkan pandanganku ke kursi kosong disebelah Steve, aku melihat sosok yang kurindukan dengan senyumnya yang hangat dengan tatapannya yang penuh ketenangan.

Kursi itu tak lagi kosong. Justin ada ditempat itu. Dia ikut berdiri sama seperti mom, daddy, dan Steve.

Ia bertepuk tangan sembari tersenyum bangga kepadaku. Ia terlihat berbicara "I'm proud of you Savvanah! I love you!" Sampai akhirnya kursi itu menjadi kosong kembali.

Aku menggenggam kalung indah pemberian Justin sambil tetap tersenyum.

"Aku tau kau akan selalu bersamaku Justin. Aku tau itu"

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang