03/12/2019

1 1 0
                                    

Kado Ulang Tahun

Langit, bukan hanya tentang biru atau putih, bukan pula tentang mentari, bulan, ataupun gemintang.
Bukan hanya tentang eloknya yang menawan hatimu.
Ia begitu luas, jauh tak tertandingi.
Bentangnya takkan mampu kau gapai, pantas ia berhak melingkupi bumi.

Layaknya seniman, ia akan s'lalu melukis.
Ntah itu berupa awan kelabu yang menghiasi bumi,  atau manisnya senja pada bibir pantai.
Mungkin pula kan kau dapati sepia yang menghiasi jalan pulang mu yang sunyi, sepi.

Katamu,
Dengan hanya bermodalkan biru dan putih, ia sudah cukup menawan.
Namun kau biarkan punggungnya terbakar penuh prominensa sang surya; panas, membara.
Sesekali pernah kulihat dia bergemuruh, bergetar menahan amarah.
Cambukkannya halus namun penuh sengatan yang kau kira sering kau sebut petir.

Dan bila saja sengatannya dapat terhantar pada kulitmu, agar kau tahu bagaimana rasanya
Menjadi tegar ketika pasang baru saja meluluhlantahkan kota kecilmu.
Berdoa agar kelak hatimu diberi kesembuhan.
Layaknya pelangi sehabis hujan, kukira dia akan lebih tegar daripada itu.

Kita hanya tikus² kecil, yang berlari dibawah kemegahan sang langit.
Bersusah payah kita akan mencari demi remah² yang jatuh dipinggir kaki meja.

Namun biar begitu langit akan selalu jadi panutanmu.
Keikhlasannya akan musim yang berganti, atau cuaca yang tak tentu.
Bahkan mungkin bila mars hanya akan menjadi bagian dari antariksa
Yang memandang jauh langit sebagai pemikatnya.

Namun lagi, langit akan selalu jadi panutanmu.
Untuk tetap kokoh menantang prominensa yang hendak menyakiti bumi.

Dan sekiranya pula hatimu belajar dari sang langit.
Untuk tetap tegar dan mengikhlaskan apa yang memang harus berlalu bersama sang waktu.

Pekanbaru, Sel, 3 Des.

secretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang